Chapter : 19

699 58 0
                                    

[•••]

"Ngomong-omong, Sia siapa?"

"Aisia 'kan temen kita." Lusi mendongak dan menjeda, "Emang kelamaan tuh bocah liburan, mana nggak ngajak-ngajak lagi." lanjutnya menggerutu. Ia nampak sangat kesal.

Cewek itu terkekeh sinis, "Bahkan lo lupa tuh sama dia." Kepalanya menggeleng pelan tak habis pikir.

Dera menganggapi dengan anggukan kecil. Ia mulai menyantap makanannya, mengikuti Lusi.

"Nggak usah khawatir, cowok kemarin katanya masih dirawat kok." celutuk Lusi tiba-tiba. "BTW, cowok kemarin siapa sih?"

Ni bocah masih inget aja.

"Udah nggak kok." Dera tidak menyangkal tentang kekhawatirannya. "Bukannya dia terkenal, ya? Masa lo nggak tahu?" tanya Dera balik.

"Gue nggak kenal." ujar Lusi ikut bingung.

"Kayaknya dia ketua gang yang waktu itu gue ceritain deh." papar Dera. Melihat Lusi nampak kebingungan ia lanjutkan, "Abis lo kencan. Di tempat ini juga."

Tak lama senyum cerah terbit di bibir Lusi. Mungkin ia mendapat titik terang. Akan tetapi senyum itu perlahan luntur dan berubah nenjadi rauh ketakutan.

"Berarti gue udah ngelakuin kesalahan besar dong?" ucapnya tidak terlalu jelas karena cewek itu menutup wajahnya. Namun, Dera masih mampu memahaminya.

Dera mengangguk santai membenarkan.

"Berarti gue dalam masalah besar."

"Kalo dia bunuh gue gimana?"

"Tapi," Lusi menjauhkan tangannya dari wajah. "Gue ngelakuin itu karena nolongin lo 'kan?" Cewek itu tersenyum lebar.

Ia menatap Dera dengan senyum kejam. "Gue bilang aja kalo itu semua karena gue nolongin lo."

Cewek itu mulai memakan makanannya dengan santai. Ia melirik Dera yang tampak santai berbanding terbalik dengan sebelumnya.

"Kok lo be aja sih?" tanya Lusi heran. Dijawab anggukan singkat oleh yang ditanya.

[•••]

Sepulang sekolah Dera berencana pergi ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan pribadinya.

Di sticky notes yang tertempel di dinding dekat meja belajarnya, Dera mendapati fakta bahwa lima hari lagi Derana akan kedatangan tamu bulanan.

Saat mencari persediaan, rupanya sisa satu. Jadi, mumpung Dera ingat dan niat, maka ia menyetok mulai sekarang.

Dengan seragam sekolah, serta tas punggungnya, Dera berjalan mengelilingi rak supermarket yang berisi banyak macam benda. Tak lupa keranjang di tangannya.

Setelah mendapat yang ia butuhkan, cewek semampai itu berkeliling lagi. Dari pada menyesal lebih baik cari lebih teliti.

Di rak yang berisi makanan ringan, Dera bersebelahan dengan seseorang. Tapi, cewek itu acuh dan mengambil beberapa makanan dengan santai.

"Derana?"

Yang di panggil menoleh. Dera mendapati seorang cowok bersorot mata lembut dan wajah kalem yang ramah. Itu, Cadric.

Astaga! Ada angin apa sampai-sampai ia harus bertemu dengan protagonis?

Dera merasa canggung sekarang hingga rasanya ia ingin menangis.

Jangan lupakan seorang cewek di balik punggung Cadric yang sudah menghadap ke arahnya, ia mengintip ke arah Dera, Harlyn.

Dera tersenyum canggung disertai sapaan singkat. Buru-buru ia akan pergi, sebuah suara menghentikannya, "Lo lagi belanja juga?"

Behind the Script [Upload Ulang]Where stories live. Discover now