BAGIAN 42🍒

1.9K 138 14
                                    

HAPPY READING ✨

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!

*****

Di sebuah kamar Arga sedang mengobati luka dengan teliti milik Quen yang terdiam sedari tadi. Tidak ada ringisan keluar dari bibir Quen dia hanya mengamati Arga yang sedang mengobati lukanya.

"Jangan bertindak seperti tadi." ucap Arga memecahkan keheningan.

Quen tidak menjawab membuat Arga menghela napas, kemudian menatap dalam wajah wanita cantik didepannya.

"Apa?" tanya Quen yang risih ditatap seperti itu.

"Dengar?" tanya Arga balik.

Quen hanya mengangguk pelan, dia mengalikan pandangannya dari Arga. Kondisi saat ini membuat pipinya memanas.

"Lo udah tau mereka dimana?"

"Aku, kamu!" peringat Arga tidak suka mendengar panggilan Quen kepada dirinya.

"Ck' jijik." decak Quen malas.

Arga menatap tajam Quen. "Katakan sekali lagi." ucap Arga mengintimidasi.

"Gak."

Arga mengusap wajahnya kasar. "Nakal." sentil Arga pada kening Quen.

"Sakit Arga." ucap Quen pada dahinya.

"Istirahat, aku keluar." ucap Arga mengelus pelan rambut Quen tidak lupa dengan kecupan singkat di keningnya membuat Quen panas dingin.

'sialan arga' batin Quen menjerit.

"Pipi kamu merah." bisiknya setelah itu berjalan keluar.

Bugh

Quen melemparkan bantal dengan keras ke arah pintu yang sudah tertutup, dia menenggelamkan wajahnya pada bantal untuk menghilangkan gejolak yang timbul dihatinya.

Sedangkan Arga saat ini berniat menuju markas untuk menemui mainan barunya, tentang Ara dan Farel dia sudah menyusun rencana untuk bergerak besok.

"Perketat penjagaan, jangan sampai gadisku terluka." ucap Arga dingin.

Mereka semua hanya mengangguk patuh tidak berani menatap wajah pria dihadapannya.

"Jika lalai, kematian menunggu kalian semua." ancam nya kemudian pergi disusul dengan Dito.

*****

"Mpphhh!" seorang wanita berharap ada orang yang membantu dirinya.

Dia menatap ke arah sekeliling yang hanya dibantu dengan cahaya bulan dari celah jendela.

'bunda ara takut'

Tuk

Ara terkelonjak kaget saat sebuah batu mengenai kakinya yang terikat. Dia menoleh ke arah pojok ruangan yang seperti ada siluet seseorang.

Ara memejamkan mata dia tidak berani menatap siapa orang itu, sampai sebuah panggilan membuat dirinya membuka mata.

"Suttt ini gue Ra." panggil lirih seseorang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QuenzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang