Bab 2

381 252 497
                                    

Mengandung kata-kata kasar, jangan di ikutin yaa ngomong kasar nyaa:(

Mohon bijak dalam membaca!!

Buang yang jeleknya dan ambil yang baiknya..

Selamat membacaaa🍏

                                   .
                                   .
                                   .

Bel Istirahat sudah berbunyi banyak siswa maupun siswi berhamburan dari dalam kelas, ada yang pergi ke kantin untuk mengisi perut, ada juga yang ke perpustakaan, seperti yang sedang Pelangi lakukan, kedua temannya pergi ke kantin.

"Kamu suka baca buku Tere Liye juga ya?" tanya Pelangi kepada seorang lelaki tinggi, putih bersih, wangii, dan juga tampan, yang tengah membaca buku Hujan, "aku juga suka tau semua novel Tere Liye bagus-bagus bangett! gak pernah gagal!" lanjut pelangi menjelaskan dengan sangat semangat.

"... " tidak ada jawaban lelaki itu fokus menantap bukunya, seolah Pelangi tidak ada.

"Nama kamu Cada?" tanya Pelangi membaca name tag lelaki tersebut.

"Hm." hanya itu yang keluar dari mulut Cada.

"Kamu sariawan ya? kata Bunda kalo lagi sariawan gak boleh minum es, kamu sering jajan sembarangan ya?" Pelangi kembali mempertanyakan apa saja yang bisa ia tanya.

"Lo berisik banget!" kesal Cada, siapa yang tidak kesal jika ada orang yang bahkan tidak dia kenal terus melayangkan pertanyaan secara terus menerus, siapa yang tidak kesal?? ayoo acung kan tangan kaliann...

Mendengar berkataan kasar dari Cada Pelangi terkejut, "Maaf ya Cada, Pelangi gak bermaksud buat—"

"Lo mending pergi deh," tukas Jerry yang baru saja muncul, sambil membawa gitar.

"Maaf." Setelah mengatakan itu Pelangi langsung pergi dari perpustakaan bagaimana tidak, dua Troublemaker di perpustakaan? Apa tidak salah?

"Santai bro," ucap Jerry.

Jerry menarik kursi yang berada tepat di sebelah Cada, membuka gitar dari tasnya. Baru saja akan memainkan gitarnya, suara Cada mengehentikan gerakan nya.

"Otak lo masih berfungsi dengan baik kan?" tanya Cada.

"Otak gue? Ngapain lo nanyain otak gue." Jerry meraba kepalanya sembari menatap bingung ke arah Cada.

"Lo bego atau gimana, main gitar di perpustakaan!" sinis Cada.

"Seterah gue lah, mang napa hah?" ucap Jerry menantang.

Jerry ini memang sangat menyebalkan. Cada mengabaikan pertanyaan bodoh yang Jerry tanyakan.

"WOII! SEJENIS SAMA POCONG, KUNTILANAK, TUYUL! DASAR MAHLUK SELAIN MANUSIA, HEWAN DAN TUMBUHAN!" teriakan melengking dari Deril. Membuat Cada memijat keningnya, satu saja pusing ditambah satu lagi...

Jerry tertawa terbahak-bahak sampai memegangi perutnya. "Ha ha ha, lo ngapain ngabsen sodara lo."

"Berisik, ini bukan di hutan," tegur Cada.

Untung saja perpustakaan sedang sepi, kalo tidak...

"Cad, si Jerry kek monyet anying, dia makan bakso dua piring, abis itu nyuruh gue yang bayar," cerocos Deril tidak terima.

"Btw gue makan bakso pake mangkuk bukan pake piring ye," ujar Jerry tanpa rasa bersalah.

"Dih bodo amat yee kambing, mau pake gelas kek pake tangan kek, asal bayar sendiri!" sembur Deril dengan wajah merah menahan kesal. Bukan sekali dua kali, tapi berkali-kali...

"Lo kan anak orang kaya, bayarin dua mangkuk aja nyerocos mulu lo," celetuk Jerry.

"Iya juga, eh guguk itu kan yang kaya nyokap bokap gue," protes Deril.
Ya tidak salah sii...

"Lo juga anak orang kaya satt."

Perdebatan Jerry dan Deril masih berlanjut, hal itu membuat Cada mengusap pangkal hidungnya, berisik sekali.

"Lo berdua berisik banget," ujar Cada.

"Bacot lo!" ucap Deril dan Jerry secara bersamaan.

Cada menghela napas dalam, sabar banggggg...

                              

                                 🍎

Alloooo

Selamat datangg di ceritaa

Pelangi Untuk Cadaa

Dapet cerita inii darimana?

Gimana nii part inii

Semogaa sukaa yaa

Jangan lupaa vote banyakk banyakk

Teruss komen banyakk banyakk

Biar akuu tambah semangatt

Kalo ada typo mohon di maafkan

Ajak semuaa keluarga, mantan,
pacar, temen, sodara

Buat bacaa ceritaa akuu.

Terimakasih🍓

Papaiiiii

Sampai jumpa di bab bab

Selanjutnyaaaa

saranghaeee💗

Pelangi untuk CadaWhere stories live. Discover now