Bab 9

145 100 114
                                    

Mengandung kata-kata kasar, jangan di ikutin yaa ngomong kasar nyaa:(

Mohon bijak dalam membaca!!

Buang yang jeleknya dan ambil yang baiknya..

Selamat membacaaa🍏

.
.
.

Di dalam kelas, Pelangi merasa pusing melihat begitu banyak angka di papan tulis. Matanya melihat ke arah pintu pas sekali Ia melihat Asha yang sedang berjalan.

Ide bagus melintas di otak pintar yang ia miliki, setelah izin kepada Bu Rina, Pelangi keluar dari kelas, niatnya ingin rebahan di Uks.

Hidup rebahannn!

Setelah sampai di Uks yang pertama kali ia lihat adalah, tiga orang siswa sedang tiduran di atas ranjang. Satu siswa dengan posisi duduk, normal-normal saja, namun karena posisinya membelakangi Pelangi, hal itu membuat Pelangi memejamkan matanya.

"Kalian lagi ciuman ya!" teriaknya dengan mata yang masih terpejam.

Karena teriakannya itu lah membuat ke empat siswa tersebut menoleh secara bersamaan ke arah Pelangi.

"Siapa yang ciuman!" seru Deril dengan heboh dan langsung bangun dari posisi rebahannya.

Pelangi membuka matanya lalu menunjuk ke arah Cada yang kini menatapnya dengan tatapan bingung, "Itu kamu-" belum sempat menyelasaikan ucapannya, ia menutup mulutnya ketika melihat siswa dengan wajah penuh luka ikut menoleh ke arahnya, "omaiigatt, kamu kenapa cium cowo!" lanjutnya dengan tatapan tidak percaya.

"Tolol banget dah ni cewe," ucap Jerry pelan yang masih bisa di dengar oleh Deril.

"Gue gak ciuman-" Cada berdiri menghampiri Pelangi yang masih diam di ambang pintu dengan wajah terkejutnya,"dan gue masih suka cewe," lanjutnya.

Pelangi menelan ludahnya sendiri, ia merasa tidak nyaman dengan tatapan yang Cada berikan, Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, berjalan melewati Cada, lalu menghampiri siswa yang berdarah, seperti habis di bully.

"Maaf ya, aku gak tau...biar aku yang obatin sebagai permintaan maaf," tutur Pelangi.

"Ganggu gue aja lo," celetuk Deril. Yang tidak terima rebahannya di ganggu.

"Lagian punya otak kotor amat neng," timpal Jerry dengan nada ketus.

"Kan Pelangi, enggak tau, Jerry," ucapnya pelan.

"Gak usah manggil nama gue lo!" pekik Jerry.

"Kan itu di name tag namanya Jer-"

"Kak bisa tolong obatin aku gak? Perih banget," potong siswa tanpa name tag di bajunya.

"Sini," Pelangi membersihkan lukanya dengan telaten, Ia pernah mengikuti ekstrakurikuler Pmr walaupun pas naik ke kelas 11 Ia keluar. Jadi sedikit tau lah caranya mengobati luka.

Tapi kalau cara mengobati luka hatii ia tidak di ajarkan saat mengikuti ekstrakulikuler...

Cada memperhatikan Pelangi yang begitu santai tidak jijik ataupun takut. Sama seperti kekasihnya.

"Cada, ini buat kamu," suara lembut dari gadis cantik berambut pendek sebahu dengan senyuman manis yang tidak pernah lepas dari bibirnya. Ia membawa empat botol yogurt.

Pelangi mengenali suara tersebut, tetapi bersikap bodoamat dan tidak peduli.

"Buat Jerry sama buat Deril juga ada ko," lanjutnya.

"Makasih neng Asha," seru Jerry dengan nada antusias.

"Neng Asha emang yang terbaik deh," puji Deril yang tak kalah antusian dari Jerry.

Pelangi untuk CadaWhere stories live. Discover now