Bab 11

154 99 226
                                    

Mengandung kata-kata kasar, jangan di ikutin yaa ngomong kasar nyaa:(

Mohon bijak dalam membaca!!

Buang yang jeleknya dan ambil yang baiknya..

Selamat membacaaa...
 
                               
   
                                 🍏

"Pelangi." Mendengar namanya di panggil, Pelangi menoleh, sudut bibirnya terangkat ke atas, membentuk senyuman yang begitu manis.

"Arnesh." Pelangi menghampiri Arnesh lalu memeluknya dengan begitu erat, menyalurkan kerinduan yang sudah lama ia pendam.

Arnesh membalas pelukan Pelangi, "Maaf, aku telat jemput kamu," lirihnya pelan.

Pelangi mengurai pelukannya, menatap wajah Arnesh. "Kamu kemana aja?"

"Ada urusan mendadak,handphone aku juga lowbat," jawab Arnesh.

Pelangi menganggukkan kepalanya. Ia yakin Arnesh tidak akan berbohong. Karena sejauh ini dia selalu jujur.

"Ayo masuk dulu," ajak Pelangi dengan senyuman di bibirnya.

"Boleh." Arnesh dan Pelangi berjalan beriringan memasuki rumah.

Gelap dan sepi itu yang pertama kali di rasakan ketika Pelangi membuka pintu. Suasana di sekitarnya terasa hening, sesekali angin berbisik melalui celah jendela yang terbuka.

"Bunda kamu kemana?" tanya Arnesh memecahkan keheningan.

"Bunda ada urusan, katanya sih pulang malem." Pelangi berjalan mencari saklar untuk menyalakan lampu, supaya tidak terlalu gelap.

"Mau minum apa? Teh, kopi atau jus?" tanya Pelangi, sembari meletakkan tas di sofa.

"Kopi aja."

"Siap, di tunggu ya sayanggg, kamu duduk dulu," ujar Pelangi yang langsung berlari ke arah dapur.

Lima menit kemudian Pelangi datang membawa nampan berisi segelas air putih, tidak lupa dengan cengiran tidak bersalahnya. Ia meletakkan nampannya dengan sangat hati-hati.

"Adanya cuma air putih," ucapnya.

Pelangi menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Arnesh mengedipkan matanya, menatap ke arah Pelangi yang tengah salah tingkah. Dia tersenyum melihat tingah gadis di depannya.

"Tadi nawarin, mau kopi atau jus, yang di bawa air putih." Arnesh terkekeh, seraya mengambil dan meminum habis segelas air putih yang di berikan Pelangi. Jujur saja dirinya haus.

Mata Pelangi melotot, terkejut, Arnesh meminum air yang ia berikan hingga tak tersisa. Tau gitu tadi aku bawa sama galon nya, Batinya.

"Aku lupa, kamu mau air lagi?"

"Nggak—" Arnesh meletakkan gelas dengan sedikit keras, sehingga menimbulkan bunyi," Kenapa pulang sama Aral?" lanjutnya.

Kali ini Arnesh menatap Pelangi dengan tatapan yang sulit di artikan. Tiba-tiba saja Pelangi merinding.

Bunda ayo dongg cepet pulanggg, Pelangi takutt, ucapnya dalam hati.

"Ta...di...ak—" belum selesai dengan ucapannya Arnesh lebih dulu menyela.

"Ngomong yang bener," sela Arnesh.

"Tadi, aku lagi nungguin kamu, terus Aral datang ngajakin pulang bareng, aku iyain karena di sana sepi, terus cuacanya tadi mau turun hujan," tutur Pelangi panjang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelangi untuk CadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang