Bab 4

273 219 285
                                    

Mengandung kata-kata kasar, jangan di ikutin yaa ngomong kasar nyaa:(

Mohon bijak dalam membaca!!

Buang yang jeleknya dan ambil yang baiknya...

Selamat membacaaa🍏
      
                                  .
                                  .
                                  .

Pelangi mengernyitkan dahinya, setelah turun dari ojek. Ia melihat Bundanya sedang melakukan perkerjaan yang seharunya di lakukan oleh Bi Moa-Pekerja di rumah.

"Eh neng helm saya atuh jangan di pake terus."

Pelangi melepaskan helmnya, "Oiya lupa."

"Bayar dulu, main pergi-pergi aja."

"Loh emang Saya belum bayar?" tanya Pelangi.

"Ya belum, kalo udah ngapain saya diem di sini," jawab si mamang kang ojek.

Pelangi memberikan uang berwarna hijau,"Kembaliannya ambil aja."

"Hatur nuhun neng geliss."

Pelangi menghampiri Mentari yang sedang memotong rumput, lalu menyirami bunga. Mentari sangat menyukai bunga, dulu di rumah lamanya banyak sekali bunga, ada bunga matahari, bunga anggrek, bunga mawar, bunga lily dan bunga geranium. Pelangi jadi merindukan rumah lamanya.

"Tumben Bunda yang siram bunga-bunganya?" tanya Pelangi.

"Ucap salam dulu sayangg," tegur Mentari

"Maaf Bunda, Pelangi lupa," ujar Pelangi sambil menggaruk pipinya, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, Bi Moa lagi ke Pasar sama Asha," tutur Mentari.

Pelangi mengangguk kan kepalanya, "Yaudah kalo gitu, Aku ke kamar dulu ya Bunda."

"Iya sayang."

Pintu kamar terbuka, menampilkan kamar yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Disebelah kasur ada lampu kecil, lalu terdapat meja belajar minimalis yang di atasnya terdapat banyak sekali buku.

"Cuacanya panas banget!" keluh Pelangi.

Akhir-akhir inii cuaca nyaa panass bangett, di kalian panass jugaa gasiii?

Ponsel Pelangi terus saja berbunyi, sepertinya ada pesan masuk. Pelangi melihat ponselnya dan benar saja ada tujuh pesan masuk dari kekasihnya.

                            💗

sayangg, kenapa pulang duluan?
sayangg kamu udah sampe?
pulang sama siapa?
jangan macem-macem.
maaf sayang tadi aku gak nganterin kamu, ada urusan yang harus aku selesain.

Pelangi menatap ponselnya entah perasaannya saja atau kenapa. Belakangan ini Arnesh sedikit berubah, tidak seperti Arnesh nya dulu, yang selalu mementingkan dirinya. Pelangi menghela napas dalam.

                             Aku udh sampe rumah.

Setelah membalas pesan Arnesh Pelangi memutuskan untuk rebahan, mau mandi tapi mager. Nanti aja deh mandinya.

Saatnyaa bermalas-malasann...

🍓🍓

Di rumah yang cukup besar dan di dominasi dengan warna putih, membuat rumah tersebut terlihat mewah.

Seorang lelaki dengan jaket hitam bergambar Angka 99 lalu di bawahnya bertuliskan nama CADA BIANTARA, baru saja memarkirkan motor kesayangannya dengan sangat hati-hati.

Kalo lecet bisa-bisa uang jajannya di potong lagii...

Saat akan memasuki rumah bak istana tersebut kalian akan disuguhkan dengan tulisan yang di gantung dekat tembok bagian kanan, KEDIAMAN BIANTARA.

"Baru inget punya rumah?" tanya wanita paruh baya, dengan pakaian seperti ibu-ibu sosialita, usianya sudah 45 tahun tetapi masih terlihat sangat muda dan beautipul.

Perawatan sayyy...

Baru aja masuk udah di sambut kanjeng ratu. Batin Cada.

"Mom, ayolah, aku udah bilang kan, kalo aku tinggal di Apart, Papa juga ngizinin," jawab Cada.

"Kamu ini susah banget mommy suruh pulang," Ira-Ibunda tercinta mencubit putra semata wayangnya.

"Aww... mom sakit," ringis Cada.

"Mommy kangen banget sama kamu," Ira memeluk Cada. Putra satu-satunya ini memang jarang sekali pulang ke rumah.

"Iya mom, aku juga kangen banget banget sama mommy, muah," Cada mencium pipi Ira dan memeluk nya dengan sangat erat.

"Ehem." deheman dari seorang pria dengan setelan kantor, terlihat awet mudah. Membuat Cada menoleh ke arahnya.

"Santai kali Pah, ham hem ham hem," celetuk Cada.

"Udah sono kamu bau, mandi setelah itu turun. Ada yang mau mommy sama papa omongin," ujar Ira sambil melerai pelukannya.

"Enak aja bau, wangi ko," Cada mengendus ketek nya sendiri, "huekk, harus mandi ni gue."

Sikap Cada memang sangat berbeda ketika dengan orang tuanya. Dia akan melupakan sikap dingin dan cueknya. Entah hilang kemana dua sikap nya itu.




            
                                 🍏

Alloooo

Lam kenall yaa kakaaa~

Selamat datangg di ceritaa

Pelangi Untuk Cadaa

Dapet cerita inii darimana?

Gimana nii part inii

Semogaa sukaa yaa

Jangan lupaa vote banyakk banyakk

Teruss komen banyakk banyakk

Biar akuu tambah semangatt

Kalo ada typo mohon di maafkan

Ajak semuaa keluarga, mantan,
pacar, temen, sodara

Buat bacaa ceritaa akuu.

Terimakasih🍓

Papaiiiii

Sampai jumpa di bab bab

Selanjutnyaaaa

saranghaeee💗

Pelangi untuk CadaWhere stories live. Discover now