16

434 25 3
                                    

Urusan dengan Tay sudah selesai, New tidak perlu mengkhawatirkan nya lagi karna lelaki itu sekarang sudah berstatus sebagai suaminya, maaf salah. Kekasihnya maksud nya.

Dan kini ia tinggal memperbaiki perekonomian keluarganya agar hidup mereka menjadi lebih baik.

New harus mencari pekerjaan setidaknya.

Tapi perusahaan mana yang mau menerima mahasiswa yang lulus sarjana saja belum?

Apa ia harus pergi ke perusahaan tempat ia bekerja saat di universe nya?

Entah perusahaan itu benar ada atau tidak tapi setidaknya ia sudah berusaha.

Pagi ini seperti biasa Tay akan menjemput New  untuk berangkat ke kampus.

New belum menceritakan perihal hubungan nya dengan Tay pada kedua orangtuanya, apa mereka  akan setuju tentang hubungan sesama jenis.

New takut.

Saat ini New bersama Nine dan Baifern sedang sarapan bersama di meja makan.

Nine terlihat sedang fokus membaca koran dan Baifern, wanita itu terlihat sangat menikmati sarapannya.

"Ma..."

"Yes sweetheart?"

"Ma... Kalau semisal aku gak normal gimana?"

"Gak normal gimana maksud kamu?"

Fokus Nine teralihkan.

"Itu... " New mulai meremat kemeja putihnya di bawah meja. "Kalau aku gak kaya anak-anak di luar sana gimana? Gak sesuai dengan norma hukum"

Nine melipat koran meletakan nya di meja.

"Duh sayang jangan berbelit-belit ini masih pagi Mama gak mau mikir yang berat-berat, langsung ke intinya aja kamu mau ngomong apa?"

"Kamu Gay." Ucap Nine to the point.

Uhh. Nyawa New serasa hampir lepas mendengar ucapan ayahnya itu.

Akhirnya Baifern mulai paham arah ucapan New. Ia tidak bisa berkata-kata lagi.

"Dan orang yang sering mengantar jemput kamu dia adalah pacar kamu?"

Sekarang nyawa New benar-benar sudah keluar dari raganya.

"Bener itu New?" Baifern menunggu jawaban.

New mengangguk patah-patah.

"Maaf aku udah bikin kalian malu dan kecewa" New menundukkan kepalanya menahan agar tidak menangis tapi tetap saja air matanya sudah jatuh membasahi punggung tangannya.

Kini Tay tiba tepat di depan rumah New, biasanya lelaki berkulit putih itu akan langsung keluar dari pagar rumah ketika mendengar suara mobil Tay datang.

Tapi sosok kekasihnya itu belum muncul juga.

Tay mengeluarkan ponselnya berniat untuk menghubungi New, tapi tak berlangsung lama New keluar dari pagar.

"Tay..." Panggil New dengan wajah sedih.

"Kenapa?"

"Nanti aku ceritain masuk ke dalem dulu sebentar"

Tay masuk kedalam rumah New, di sana sudah ada ayah dan ibunya New duduk di ruang tengah.

Tay menyapa dengan sopan sedikit membungkuk memanggil kedua orang itu. "Pagi Om, Tante"

"Pagi juga nak Tay. Kamu yang waktu itu di rumah sakit ya? Yang waktu New pingsan?"

"Iya Tante itu saya"

Until I See U Again | TayNewWhere stories live. Discover now