Chapter 10 |Jevano & Liana|

228 85 66
                                    

Karina mengerjapkan matanya pelan. Kini gadis itu meringkuk hebat didekapan seseorang yang tadi menariknya saat ia sedang membuka pintu kelas. Nametag dengan tulisan Jevano Raviaga terlihat menempel pada seragam pria yang menyelamatkannya dari rasa malu itu.

Dia lagi?

“Yah gak seru.. gue udah capek-capek loh siapin ini buat lo.”

Ucapan yeslyn membuyarkan lamunan karina. Gadis itu lantas melepaskan diri dari jevano dengan sedikit salah tingkah. Sedang nindya dan wilona yang memiliki kesabaran setipis tisu langsung beranjak dan bergegas ketempat yeslyn dan ketiga temannya.

BRAK!!

“Maksud lo apa hah? Lo mau nyiram karina pake lumpur gitu?”

Melihat akan adanya serangan dari nindya dan wilona.. ketiga teman yeslyn segera beranjak dari bangku. Berniat untuk menjadi tameng boss nya itu. Namun niatnya langsung urung saat yeslyn mengangkat tangannya. Memberi kode agar teman-temannya tetap tenang. Menurutnya menghadapi dua gadis itu tidak berarti apa-apa untuk yeslyn.

Yeslyn yang kini memandang remeh kearah wilona dan nindya hanya melengos jijik kearah gadis itu. “Menurut lo?” ucapnya dengan diakhiri senyum miring menyebalkannya.

Wilona menarik kedua lengan jas seragamnya keatas. Bersiap untuk menghajar gadis berambut gelombang didepannya itu. Namun jisella langsung menarik gadis itu menjauh. Berusaha menghindari masalah yang mungkin bisa menjadi besar nantinya.

“Kenapa gak suka?” ucap rania sombong.

“Gak! Maju lo sini hah! Berani-beraninya gangguin temen gue.. maju lo bangsat!” ucap wilona yang kini tengah diseret mundur oleh jisella kearah bangkunya.

“Udah udah wil…”

“Untung anak cewe lo! kalo gak.. udah habis lo sama Rendy..” kesal haykal namun akhirnya pria itu juga memilih mundur menenangkan wilona.

Rendy yang merasa namanya dibawa-bawa langsung menyeret haykal kearahnya. “Kok jadi gue sih jir.”

“Karna gue gak berani.”

Sedang karina sendiri justru terfokus pada orang lain. Gadis bermata sipit yang ia tahu bernama liana – yang kemarin pernah menganggunya dan membuatnya kesal pada jevano. Gadis itu kini berjalan menuju kearahnya. Mau apa dia?

“Jev! Gue mau ngomong sama lo bentar.”

Tanpa berbicara jevano berlalu mengikuti langkah kaki liana. Tanpa memperdulikan karina disana. Sedang narend yang sedari awal bersama jevano langsung mendekat kearah karina yang masih menatap curiga kearah liana dan jevano.

“Gak usah khawatir.. percaya aja sama jevano.”

Karina yang mendengar ucapan narend hanya mengangguk dan kembali fokus pada teman-temannya. Gadis itu memilih untuk menenangkan wilona daripada protes dan marah pada yeslyn karena hampir membuatnya berlumuran lumpur hitam dari got belakang sekolah.

Bukannya takut.... seperti apa yang pernah karina bilang waktu itu. dia tidak ingin membuat masalah disekolah barunya. Lebih tepatnya didalam area sekolah barunya. Sebab itulah janjinya kepada papa dan mamanya. Istilahnya syarat karina untuk bisa sekolah di Indonesia.

Menjadi anak baik dan tidak membuat masalah.

Karina harus mengingat hal itu terus agar tidak lepas kendali.

Namun bukan berarti karina adalah gadis yang lemah. Sebab nyatanya masih belum ada yang tahu 100% soal dirinya. Bahkan teman-teman satu circlenya.

Jujur, terkadang karina membayangkan bagaimana reaksi mereka saat karina mengatakan dengan jujur siapa dirinya. Namun justru saat itu juga, ketakutan kembali menghantuinya. Ia takut teman-temannya akan memilih untuk menjauhi dirinya.. karina tidak mau hal itu terjadi.

Clandestine || BluesyWhere stories live. Discover now