Chapter 12 |Harlen|

217 68 43
                                    

"Lo beneran Cuma gak sengaja ketemu aja kan? gak ngobrol Panjang kan?"

"Dia gak modusin lo kan rin?"

"Lo gak dimintain nomor HP kan sama dia?"

Karina berdecis kesal. Sudah hampir 1 jam dia diintrogasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang baginya terasa sedikit aneh. Padahal dia sudah menjelaskan bagaimana dirinya bisa bertemu dengan Harlen bahkan hingga mendetail, berharap teman-temannya akan percaya dan menutup sesi introgasi itu. Namun ternyata pemikiran karina salah, mereka justru semakin menelisikinya lebih dalam.

Gadis itu kini terlihat sangat pasrah, Lelah dan yang terpenting lapar. Padahal mereka sedang berada di kantin siswa namun satu jenis jajananpun tidak ada diatas meja.

Kosong mlompong. Miris memang, padahal mengobrol sembari menikmati camilan akan terasa lebih enak daripada seperti ini. Rasanya seperti sedang dikantor polisi.

"Rin jawab atuh.."

Karina sama sekali tidak menggubris Wilona. Ia justru memilih menatap kearah luar kaca transparan yang mengelilingi mereka. Ya, mereka kini sedang berada di ruang meeting kantin siswa. Tempat anak-anak osis biasa menyelenggarakan rapat disore hari. Sesekali gadis itu mengusap perutnya yang kini keroncongan minta untuk segera diisi.

Narend terkekeh kecil melihat Karina yang kini begitu nelangsa. Ia tahu bahwa gadis itu sedang kelaparan. Namun ia juga paham bagaimana teman-temannya ketika mengintrogasi satu sama lain. Tidak akan ada aktivitas lain sebelum mereka puas mendapat jawabannya. Terlebih anak-anak cewe ini.. sangat rempong dan heboh.

Kejam memang, namun hanya dengan cara itu semua masalah bisa clear dengan lebih cepat.

Sejujurnya tidak masalah jika karina berkenalan dengan Harlen. Namun yang membuat mereka takut dan khawatir adalah isi kepala harlen yang mungkin lebih kejam dari dugaan mereka.

Harlen Bimantara adalah anak yang bisa dibilang psycho. Dia tidak memiliki rasa kasihan kepada siapapun. Hatinya seperti terbuat dari batu. Pernah dulu haykal dibuat cidera hingga masuk rumah sakit dan dirawat hampir 2 minggu lamanya. Karena sebuah kesalahpahaman yang langsung menyulut emosi harlen, pria itu tega mematahkan kaki haykal dengan sengaja. Sejak itulah circle elang biru bermusuhan dengan harlen.

Itu sebabnya mereka sampai mengintrogasi karina seperti ini. Sebab mereka tidak ingin sahabatnya menjadi target seorang harlen.

Namun sayangnya, se psycho-psychonya harlen, dia tetap menjadi salah satu pria idaman di SMA Cakrawala. Aneh memang, namun itulah kenyataannya. Popularitas harlen hampir sama dengan jevano dan narend, namun masih berada jauh dibawah Marcelino.

Mereka bertigalah pentolan SMA Cakrawala yang sering menjadi kandidat wajah sekolah dan putra putri sekolah.

"Guys udahlah.. karina kan udah jawab jujur juga.. kasian dia sampe lemes gitu karna lo semua pojokin." Ucap narend mulai menengahi.

"Gue setuju, lagian karina juga udah tau kan alasan kita gak bolehin dia deket sama harlen?"

Jisella, wilona dan nindya menatap karina tajam seolah meminta jawaban pasti dari gadis itu.

"Iya, gue gak akan deket-deket sama dia. Percaya deh sama gue. Please udah ya.. gue laper tau.." pintanya.

"Yaudah deh.. pokoknya lo harus nepatin janji lo buat jaga jarak sama harlen.. sumpah gue gak mau lo kenapa-kenapa rin." ucap wilona.

Karina mengangguk sembari tersenyum tipis. Walau mereka kelihatan begitu rumit, kenyataannya ada sesuatu yang membuat karina merasa sangat berharga. Ya, perhatian dan kekhawatiran mereka pada karina membuat gadis itu tersentuh.

Clandestine || BluesyWhere stories live. Discover now