Chapter 1 | New School|

639 176 193
                                    

DENGAN bersandar pada pembatas besi di balkon lantai 3 dan ditemani alunan musik klasik kesukaannya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.


DENGAN bersandar pada pembatas besi di balkon lantai 3 dan ditemani alunan musik klasik kesukaannya. Mata seorang gadis menatap teduh kearah langit malam yang gelap. Sesekali ia memejamkan mata, menikmati hembusan angin dingin yang menerpa lembut surai hitamnya. Namun dalam lamunannya, samar-samar ia mendengar suara. Suara yang selama satu tahun ini sudah tak pernah ia dengar lagi.

"Hei! Tunggu 1 bulan lagi yah? Kalo ujiannya udah selesai, aku janji akan terbang ke paris buat nemuin kamu."

Gadis itu tertawa miris. Bahkan dialog terakhirnyapun masih begitu melekat di kepalanya. Apakah ini artinya ia masih berharap orang itu akan datang?

"Sial! Aku tahu tentang ketidakmungkinan ini, tapi aku tetap saja mengharapkannya. Dasar bodoh!"


 Dasar bodoh!"

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.



Klik!

Karina menarik kuncinya setelah bunyi pertanda bahwa pintu rumah itu telah terkunci rapat. Lantas ia memasukannya kedalam tas. Hari ini adalah hari pertamanya untuk pergi ke sekolah barunya. SMA Cakrawala.

Dengan berbekal maps dan instingnya, ia mulai melangkahkan kakinya menuju halte bus yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Beberapa kali gadis itu menatap kearah ponselnya. Memastikan bahwa bus dengan nomor 1771 belum lewat. Sebab menurut pencarian di ponselnya, hanya bus itu yang akan mengantarkannya langsung sampai didepan gerbang masuk sekolah.

"Bus warna merah nomor 1771. Ok... Remember Karina... Warna merah."

Gadis itu terus mengingat-ingat informasi yang ia dapatkan dari internet. Berharap agar ia tak lupa dan salah menaiki bus.

Namun siapa sangka, belum juga Karina sampai di halte, ternyata bus yang ia maksud sudah hampir pergi dari halte itu. Sebab memang pukul 7.30 adalah waktunya ia berangkat menuju halte berikutnya.

Sistem bus disini bukanlah menunggu penumpang penuh. Mereka memiliki waktu keberangkatannya sendiri. Semuanya telah diatur dan diperhitungkan. Itu sebabnya tidak ada bus yang datang terlambat atau terlalu cepat, semuanya tepat waktu dan informasi mengenai semua keberangkatan ada di internet. Sepertinya Karina melupakan point itu saat membacanya.

Clandestine || BluesyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon