Hadiah II

848 109 18
                                    

Li Lianhua pun terisak di antara bunga-bunga Wangyuan yang bermekaran. Dia berjongkok dan memeluk kedua lututnya sambil menangis. Hadiah ini tidak pernah terpikirkan olehnya sama sekali. Semenjak dia menyerahkan bunga Wangyuan pada kaisar beberapa tahun lalu, dia sudah berdamai dengan takdir. Tak peduli berapa lama lagi waktu yang dia miliki, dia hanya ingin menikmatinya tanpa khawatir. Bahkan dia sendiri tak berpikir bisa sembuh dari racun Bicha itu, tapi kini....

Sepertinya dia bisa hidup lebih lama lagi, mungkin sampai Fang Duobing punya cucu dan datang mengacau vila bambu. Memikirkannya saja sudah membuatnya tertawa. Mungkinkah hidupnya kelak akan lebih bahagia? Apakah sekarang dia boleh serakah dalam melakukan hal apa pun ketika dia berhasil menawar racunnya? Bolehkah dia berbahagia sekarang?

Saat tangan hangat itu meremas bahunya dengan lembut, Li Lianhua buru-buru menghapus air matanya dan berbalik. Di sana sudah ada Fang Duobing dan Di Feisheng yang menatapnya sambil tersenyum.

Di Feisheng menepuk-nepuk kepala Li Lianhua pelan, lalu mengusap ujung matanya yang basah dengan lembut. Mereka terkekeh sambil menatap satu sama lain, sementara Fang Duobing dan Xiaoyi saling mengedipkan mata dengan jenaka.

"Ahem, kami masih di sini," protes Fang Duobing membuat Di Feisheng segera menarik jemarinya dari wajah Li Lianhua.

Setelah merusak momen yang cukup indah itu, Fang Duobing menyerahkan kotak kecil pada Li Lianhua. "Kau harus menghabiskannya atau Guan Hemeng akan membunuhku."

"Apa hubungannya dengan Guan Hemeng?" kata Li Lianhua, menarik pengait kecil sehingga kotak itu terbuka. Di sana terdapat satu buah pil berwarna marun yang ukurannya cukup besar, ini pasti bunga Wangyuan yang sudah dimurnikan. Baru dia akan menutup dan berdalih akan meminumnya di rumah. Di Feisheng dengan cepat mencengkram kedua sisi wajahnya hingga bibirnya setengah terbuka, kemudian Fang Duobing menyuapkan pil itu ke mulutnya dan menekan titik aliran darahnya hingga pil itu langsung tertelan.

"Kalian mau membunuhku, ya? Uhuk, uhuk," kata Li Lianhua masih memegangi tenggorokannya, sedangkan Fang Duobing dan Di Feisheng bertos ria sambil tertawa.

Mereka tahu Li Lianhua akan menunda untuk mengonsumsi pil itu, jadi mereka membuat rencana lain kalau-kalau hal itu benar-benar terjadi. Setelah sekian lama bersama Li Lianhua, mereka sudah tahu taktik kecil yang sering dia mainkan dan mereka cukup terlatih untuk menghadapinya. Xiaoyi yang khawatir melihat gurunya terbatuk, mengulurkan wadah air minum padanya. Setelah melihat perubahan ekspresi Li Lianhua diiringi dengan napas lega, bocah itu tersenyum sambil menggandeng kelingkingnya.

"Eits, masih belum selesai. Sebaiknya kita duduk dulu di gubuk itu," kata Fang Duobing menunjuk balai bambu yang tak jauh dari sana.

"Kalian mau apa lagi?" keluh Li Lianhua.

"Kata Guan Hemeng, setelah meminum pil bunga Wangyuan. Aku harus memaksimalkan kinerja pilnya menggunakan Yangzhouman. Ini baru pil pertama, masih ada 6 butir lainnya agar kau bisa sembuh sampai 80%. Kata Guan Hemeng, dia masih akan mencari cara untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jadi, selama belum menemukan cara lain, dia memintaku mewakilkannya untuk minta maaf padamu," jelas Fang Duobing.

"Tidak ada yang bisa sembuh dari sakit sesempurna itu, bilang padanya untuk istirahat saja," balas Li Lianhua segera duduk bersila di salah satu sofa rotan.

Fang Duobing tersenyum, kemudian memasang kuda-kuda dan menempelkan kedua telapak tangannya ke punggung Li Lianhua.

Beberapa saat kemudian, Li Lianhua terbatuk agak keras dan menyemburkan darah. Di Feisheng mengeluarkan sapu tangan dari sakunya untuk membersihkan darah dari bibir Li Lianhua. Fang Duobing mengamati warna darah yang keluar, kemudian menatap Di Feisheng dengan girang.

Li LianhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang