3. SLOWLY SINCERELY

7.8K 395 18
                                    


HALO!

aku mau kasih an nya disini aja deh.

aku butuh banget komentar kalian ya buat cerita ini, mood nulis tuh naik banget sewaktu baca komentar-komentar kalian.

aku niat mau bikin cerita ini selesainya lebih cepet daripada cerita Deran.

soo jadi dukung aku terus ya sampai ini bener- bener selesai.







VOTE & KOMENTAR KALIAN SANGAT AKU TUNGGU!!! ✋

SELAMAT MEMBACA!!!








3

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

3. SLOWLY SINCERELY

Langit tampak lebih cerah di pagi senin ini, Deran sudah memikirkan saat kemarin pagi dia mendapatkan sebuah amplop lagi, tau sekali amplop itu untuk istrinya. Rasa penasaran Deran semakin kuat saat membuka amplop yang berisikan sebuah surat panggilan yang di tujukan untuk Alisha.

Disana berisikan tentang, panggilan untuk kembali masuk mengajar. Deran tidak kaget dengan yang seperti ini. Namun tentu saja, yang menjadi pertanyaan pria itu adalah, apa yang di pikirkan Alisha sehingga perempuan itu berani mengambil resiko untuk menjadi figur ibu dari dua anak yang masih kecil, juga mau menjalankan profesinya sebagai seorang tenaga kependidikan.

Karena tahu sekali, Alisha akan melakukan apapun untuk sesuatu yang dia mau, makanya Deran tidak akan menghalangi mimpi Alisha sedari kecil.

"Pulang jamberapa?"

"Belum tau," jawab Alisha, tangannya tengah sibuk mencari sesuatu dalam tas. "Aku cuma di kasih tau hari ini ada pembagian jadwal sama mungkin buat ruangan."

Deran masih pokus mengemudi. Saat lampu merah menyala, pria itu menatap Alisha yang duduk di kursi samping.

"Jaga kesehatan inget," Deran mengulurkan tangannya untuk mengelus kepala Alisha. "Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku."

Alisha mengangguk membawa tangan Deran untuk ia genggam. "Heem."

"Kalau udah beres kasih tau, nanti aku jemput..."

"Derann..."

"Hem?"

"Aku di jemput pak Bimo aja."

"Hari pertama, biar aku yang anter sama jemput, setuju?"

Alisha mengangguk, tersenyum senang dengan respon Deran. "Oke!"

***

Di kamar yang mereka tempati kini sepi. Tidak ada suara berisik Alesha yang mengadu, dan tidak ada tawa puas Azkael. Kedua anaknya kini berada di kamar mereka masing-masing. Alisha juga disana sekarang. Jadi hanya tersisa Deran sendiri.

ALISHA (DERAN II) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora