5. THE DAY

6.7K 353 120
                                    

HALO KETEMU LAGI!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HALO KETEMU LAGI!

JANGAN LUPA RAMAIKAN YA!

VOTE DAN JUGA KOMENNYA!!!

SELAMAT MEMBACA!!!

5. THE DAY

"Kapan bisa kumpul berlima?"

Hening.

Tidak ada yang menjawab.

"Kita udah punya hidup masing-masing, tapi bukan berarti lupa sama sahabat?"

"Heem," angguk Rizal. "Punya keluarga, punya pasangan, punya lingkungan baru. Tapi, nggak akan ngalamin yang sekarang kalau nggak ada masa lalu."

Andi mengangkat kepalanya, menatap langit yang begitu hitam. Ada satu batang rokok di jarinya, belum di nyalakan tentu saja.

"Masa lalu ya?" Andi menatap pada rokoknya. "Orang baru akan selalu kalah sama masa lalu."

Bayu yang pokus menonton sambil memasukan popcorn kedalam mulutnya jadi menatap prihatin. Laki-laki itu mengangguk setuju atas ucapan Andi. "Masa lalu pemenangnya, tapi lo harus yang jadi selamanya."

Rizal sampai menjatuhkan rahangnya akibat kaget dengan tutur kata Bayu. Laki-laki itu baru saja berbicara serius.

Sementara Deran hanya mampu mengendus, dia juga sebenarnya ikut merasakan ada nostalgia di sini.

"AYAAHH!!!" Teriakan itu tentu saja mampu membuat keempat orang yang sedang duduk santai, langsung menolehkan kepala, menatap anak laki-laki yang muncul di ambang pintu.

Deran sedikit terkekeh sebelum beranjak dan menghampiri anak laki-lakinya.

"Kenapa?" tanya Deran setelah berjongkok di hadapan Azka.

"Adek nangis," adunya.

Deran menaikan alis, menatap tidak paham. "Kenapa bisa?"

Azkael menggaruk kepala sambil menggeleng, jujur ia sebenarnya ingin duduk berkumpul bersama teman ayahnya, tapi ibu tidak memberikan izin, karena ia terlalu kecil untuk tahu percakapan orang dewasa. Maka dengan membuat Alesha menangis Azka bisa menghampiri ayahnya hanya untuk menyampaikan itu sekaligus sedikit mengintip apa yang tengah orang dewasa itu lakukan.

"Abang yang bikin Adek nangis?" tanya Deran pelan. "Kenapa?"

"Adek mau sama Ayah," jawabnya setengah berbisik.

Deran terkekeh. "Adek, atau Abang yang mau sama Ayah?" Pertanyaan itu sesungguhnya hanya simple, Deran mau Azka jujur pada dirinya sendiri terlebih dahulu.

"Mau ikut, sama Ayah.. kumpul gitu.." Azka bercerita. "Tapi Ibu.. nggak kasih izin, makanya Abang isengin Adek.." ucap Azka dengan raut yang sangat bersalah.

ALISHA (DERAN II) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang