Part 2. Mengadu Nasib

40 7 0
                                    

"Duh enak banget ya kalian dari tadi udah bisa nyantai" (ucap Minji yang baru datang bersama Dami)

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Duh enak banget ya kalian dari tadi udah bisa nyantai" (ucap Minji yang baru datang bersama Dami).
"Iya ih...enak banget" (tambah Dami).
"Lah enak kenapa?" (tanya Dita heran).
"Kalian udah bisa istirahat dari tadi, sedangkan aku baru selesai nyiapin jadwal aktris aku buat promo. Huhuhu" (curhat Minji secara dramatis).
"Hooh, aku juga baru selesai ngerjain tugas kuliah plus tugas kerjaan dari kantor" (curhat Dami).
"BRAAAAKKKK" (suara Meja yang dipukul Lea dengan keras).
"Huh kak" (ucap Jinny refleks kaget mendengar Lea menggebrak meja).
"Klean tuh ya...baru dateng udah curhat aja, gak liat aku lagi apa ha? KERJA!" (jelas Lea dengan nada penuh penekanan sambil menunjuk laptop nya yang masih menyala di atas meja).
"Aaaaaa lagian hidup kok gini amat sih?" (protes Dami).
"Sabar Dam, sabar. Hidup memang tak seindah itu" (ucap Dita menenangkan Dami sambil ngakak).
"Kenapa ya cari uang kok gini amat, kenapa gak uang aja sih yang nyari kita?" (lanjut Minji sambil merengek dan mengusap-usap kedua kakinya).
"Duh kalian lebay banget sih, berisik deh. Kalau gitu dari awal gak usah kerja" (ucap Zuu yang merasa risih dengan tangisan sahabatnya yang gak jelas).
"Heh Zuu! Kamu pikir kita hidup gak butuh uang hah? Kita berak aja bayar kan airnya perbulan, artinya kalau kita gak bayar air kita gak bisa mandi dan berak" (jelas Minji dengan penuh dramatis).
"Udah-udah intinya kalau Lo mau hidup, Lo harus punya uang" (ucap Jinny).
"Nah bener, biar bagaimanapun kita gak munafik kalau kita tuh butuh uang. Jadi ya mau gak mau harus kerja keras" (lanjut Dita).
"Ah kak Dita mah ya enak kerjanya, gak bakal kena omel bos. Secara kakak cuman ngajar anak-anak yang menggemaskan"(ucap Dami pada Dita).
"Eh tapi ngajarin anak-anak itu gak mudah tau...aku harus nyari cara buat negur anak kecil yang salah tapi secara halus. Bahkan walaupun aku ngerasa udah negur secara halus tetep aja ada orangtua yang gak terima dan balik ngomelin aku. Selain itu kan aku bisnis bikin kue, sering banget dapet pelanggan yang rewelnya minta ampun" (curhat Dita pada semua sahabatnya).
"Hm...berarti gak mudah ya kak Dita juga, tapi dibanding sama aku, aku tiap hari kena omel mulu sama bos. Aaaaa...kenapa CEO nya malah ganti sama anaknya sih, sumpah nyebelin banget" (ucap Dami).
"Kamu mending Dam, Aku kemarin aja kena cacian cuman gara-gara gak beliin penyanyi itu es krim. Padahal kan lokasi syuting iklan nya di hutan, mana ada yang jualan es krim" (keluh Minji).
"Jangan mendang mending, aku dong tiap hari musti bikin berita minimal 3. Nah loh pusing gak tuh, gimana caranya dapetin 3 berita sekaligus dalam satu hari. Kalau gak dapet aku gak bakal dapet poin dan gak akan dipromosiin buat naik jabatan dan naik gaji. Makanya jangan suka ngeledekin berita Zuu, gak mudah loh buat aku" (ucap Lea)
"Lah kok aku?" (tanya Zuu heran)
"Ya kamu tuh...tadi ngeledekin berita karya aku" (jelas Lea).
"Jinny sih yang mudah mah, berangkat ke tempat ngajar siang, ditambah bagian ngajar orang dewasa jadi gak butuh pengertian, mereka udah pada ngerti aturan" (ucap Dita).
"Iya sih, tapi kamu gak liat kak badan aku lebam-lebam"(ucap Jinny).
"Nih liat, aku harus siap-siap kena tabok kalau lengah sedikit aja pas ngajar" (jelas Jinny sambil menunjukan bagian punggung nya kepada sahabatnya itu).
"Hua....hidup ini emang sulit ya"(ucap Minji).
"Ayo kita pelukan Hua ....."(lanjut Dita yang kemudian mengajak para sahabatnya untuk berpelukan).
Tetapi ketika Zuu akan ikut berpelukan, malah ditolak oleh Lea.
"Ish kenapa aku gak boleh ikut?" (protes Zuu).
"Kamu mah enak Zuu, cuman berangkat kuliah, pulang, dan main game. Uang jajan juga udah dijatah sama orangtua, anak satu-satunya pula" (ucap Lea).
"Lah apa bedanya? Kak Dami juga anak orang kaya. Emang kakak pikir kuliah juga gak capek? Emang kakak pikir jadi anak orang kaya dari aktris terkenal itu enak? Enggak kak, aku sering kesepian di rumah karena gak ada yang bisa aku ajak bicara. Makanya aku betah disini sama kalian. Selain itu, aku juga harus pura-pura untuk nyembunyiin identitas nama besar mama aku" (curhat Zuu dengan nada tinggi dan penuh emosional).
Seketika Zuu tak kuasa lagi menahan tangisnya, air matanya mengalir dengan deras tanpa terkendali.
"Aku capek kak harus pura-pura terus" (ucap Zuu dengan suara serak).
Para sahabatnya yang melihat hal itu, merasa iba pada Zuu. Bagaimana tidak? Mereka sudah seperti keluarga di rumah sewa itu. Merekapun memeluk Zuu secara bersamaan. Dan akhirnya mereka menangis bersama sambil tertawa, mentertawakan kehidupan mereka yang pahit.
"Nanti kalau kamu mau cerita, jangan sungkan buat ngobrol sama aku ya" (ucap Dita).
"Zuu, kamu emang Reseh tapi kamu kuat" (ucap Lea).
"Zuu aku emang anak orang kaya, tapi aku gak sekuat kamu" (ucap Dami).
"Kamu pasti bisa kok jadi diri sendiri tanpa bayang-bayang nama besar mama mu" (ucap Minji).
"Zuu awas ya Lo, kalau udah terkenal nanti jangan sombong dan lupa ke kita, pokonya jangan pelit buat jajanin kita" (ucap Jinny).
"Ahahaha....iya ok" (ucap Zuu).
Zuu sedikit terharu dengan kepedulian para sahabatnya. Walaupun mereka sering bertengkar, nyatanya mereka saling menyayangi dan melengkapi.
Suasana di rooftop itu terasa hangat bagi Zuu, sehangat pelukan para sahabatnya. Meskipun malam itu angin berhembus cukup dingin, tetapi Zuu merasakan kehangatan dari orang yang sudah ia anggap sebagai kakak-kakaknya.

Beautiful DreamsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora