Jangan Sampe Rejeki dipatok Ayam

34 6 0
                                    

StoryLea_part1

StoryLea_part1

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Drtrtrttt" suara ponsel Lea berulang kali berbunyi. Dengan enggan Lea mengangkat telpon tersebut.
"Halo?" (sapa Lea dengan mata masih terpejam).
"Lea hari ini kamu pergi ke apartemen seorang pengacara ya, nanti saya kirimkan alamatnya!" (ucap seorang pria di telpon tersebut).
"Hah?" Seketika Lea membuka matanya dan mengecek nama kontak yang sedang menelpon nya. Betapa terkejutnya Lea saat mengetahui orang yang menelpon nya adalah atasannya sendiri, yaitu Pak Johan.
"Lea? Kamu masih hidup kan?" (tanya pak Johan).
"Ah, masih kok pak hehe" (jawab Lea kikuk).
"Kamu dengar tidak apa yang saya bilang tadi?" (ujar pak Johan).
"Um...iya pak saya denger kok hehe. Ngomong-ngomong ini saya harus kesana sekarang ya pak?" (tanya Lea penasaran).
"Ya iyalah, kalau gitu ngapain saya nelpon kamu!" (ucap atasannya tersebut).
"Ta...tapi kan pak ini masih pagi-pagi buta, ayam aja belum bangun" (ujar Lea).
"Lea saya gak suka diajak bercanda ya, pokonya kamu harus kesana sekarang juga!" (perintah pak Johan).
("Orang dia sendiri yang duluan bercanda, pake nanya aku masih hidup atau enggak" batin Lea)
"I..iya pak, tapi tolong jelaskan pak saya kesana untuk tujuan ngeliput apa?" (tanya Lea serius).
"Jadi kemarin itu saat Dejun makan di cafe, dia tidak sengaja melihat pengacara itu lagi makan dengan seorang aktris drama. Pokonya kita harus jadi yang pertama memberitakan kabar dating mereka" (ucap bosnya antusias).
"Ya tapi pak, kenapa saya harus pergi ke apartemen pengacara tersebut? Kenapa kita gak ciduk mereka pas lagi jalan bareng aja?" (tanya Lea).
"Lah Lea kamu tidak mengerti sih, mungkin saja kan mereka tinggal di apartemen yang sama. Pokonya kita harus gercep sebelum media lain yang ngeliput ini" (ucap pak Johan).
"Terus kenapa gak Dejun aja yang ngebuntutin pak? Kan dia yang pertama kali liat mereka dating" (ucap Lea).
"Dejun gak angkat telponnya, padahal ini berita bagus" (ucap pak Johan).
("Tau gitu gue juga gak usah angkat tadi"batin Lea).
"Um...tapi pak saya tidak tau wajah mereka" (ucap Lea).
"Tidak usah banyak alasan, nanti saya kirimkan fotonya. Masa kamu tidak tau mereka itu terkenal. Yang satu pengacara kondang, yang satu aktris papan atas" (jawab bosnya).
"Udah pokonya kamu harus kesana saya tidak mau tau, saya akan kirimkan alamat dan fotonya" (lanjutnya sambil menutup telpon).
"Huft...apa pentingnya mereka dating sih? Ganggu orang tidur aja" (gerutu Lea).
Lea sangat kesal, pagi-pagi sudah mendapatkan pekerjaan yang berat. Lantas dia berguling-guling tidak jelas di kasur.
"Aaaaaaa gue masih pengen tidur Hua......" (rengek Lea sambil mengacung kan kedua kakinya ke atas)
"Klung" (sebuah pesan dari bosnya pun muncul).
"Apaan nih" (gumam Lea).
"Ah, ini kan alamat apartemen nya Doyoung. Jadi mereka tetangga an ya? Hahahaha bagus dong kalau gitu" (ujar Lea sambil tertawa).
"Kalau gini kan gue gak usah pusing mikirin cara masuk ke sana, udah aja gue pura-pura main ke si Doy. Hahahaha" (ujar Lea tak hentinya tertawa).
Lea tertawa sendiri di kamar nya, padahal itu masih pagi buta. Tapi Lea tertawa sangat nyaring, mungkin para sahabat atau tetangga nya yang mendengar Lea tertawa mengira dia kesurupan kali ya. Lea dengan malas lantas pergi ke kamar mandi di lantai bawah untuk sekedar cuci muka dan sikat gigi.
"Udah ah gue cukup cuci muka sama sikat gigi aja, gini-gini juga yang penting tetep cantik kan hehe" (ujar Lea sambil bercermin).
Lalu Lea kembali ke lantai atas ke kamarnya untuk memilih pakaian.
"Um...pakai baju apa ya? Hoodie aja kali ya? Ini kan masih pagi, dingin banget" (gumam Lea).
Lea pun memakai Hoodie tebal nya, dipadu kan dengan celana bahan. Dia juga hanya menggerai rambutnya sembarang, tak lupa Lea juga memakai topi.
"Satu lagi yang wajib yaitu, MASKER!" (seru Lea).
"Masker it's my life, penolong banget buat gue yang males make up" (ucap Lea).

"Masker it's my life, penolong banget buat gue yang males make up" (ucap Lea)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah Lea selesai berpakaian, dia mengambil kamera dan tasnya. Lalu Lea keluar kamarnya dan akan turun ke lantai bawah.
"Mereka mah enak masih tidur, lah gue? Pagi-pagi udah dapet kerjaan aja" (gerutu Lea sambil turun di tangga).
"Sneakers gue mana ya..."(gumam Lea).
"Aaaa bodo ah gue lupa naro, dahlah pake sendal aja gak apa-apa kan ya?" (ujar Lea berbicara sendiri).
Lea sungguh malas sebenarnya, tapi apa boleh buat ini adalah pekerjaannya. Dia lantas pergi ke halte bus untuk naik bus.
"Duh lama banget sih busnya, ini gue bisa-bisa beku brbrbr" (gumam Lea yang kedinginan).
"Ckit......" (suara bus berhenti tepat di depan Lea). Lalu Lea naik ke bus dan bersiap untuk berangkat. Di dalam bus tersisa satu kursi untuknya, tetapi Lea bimbang pasalnya di satu kursi sebelahnya terdapat seorang pria sedang duduk.
"Duh gue duduk gak ya? Ah bodo ah duduk aja orang gue ngantuk juga. Plus pegel kalau harus berdiri" (batin Lea).
"Maaf ya mas, ikut duduk disini" (ucap Lea kikuk).
Pria itu hanya mengangguk, dia nampak asyik mendengarkan musik di earphone nya. Laki-laki itu nampak gagah mengenakan stelan jas rapi dipadukan dengan celana bahan hitam, dan kaos putih. Dia juga bertubuh kekar dan tinggi, wajah nya juga tampan. Tetapi Lea hanya menatap nya sekali, dia tak berani melihatnya lagi. Baginya itu tidak sopan. Lantas Lea mulai mengantuk, seberapa pun Lea berusaha untuk tetap melek itu tidak bisa menghilangkan rasa kantuknya. Perlahan mata Lea terpejam, seketika Lea tertidur di bus dengan posisi duduk. Tanpa ia sadari, kepala nya mulai bersandar pada pundak lebar pria itu. Saat sampai, Pria itu tiba-tiba berdiri seketika Lea tersungkur kebawah dan kepalanya kejedot ke kaki pria itu.
"Aw!"(seru Lea).
Lea menegadahkan kepala nya ke atas dan menatap pria itu.

Dia  memang benar benar sangat tinggi, bahkan dia lebih tinggi dari Lea, meskipun Lea juga memiliki tubuh yang tinggi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dia  memang benar benar sangat tinggi, bahkan dia lebih tinggi dari Lea, meskipun Lea juga memiliki tubuh yang tinggi.
"Um... maaf" (ucap Lea setengah sadar, dan langsung berdiri).
"Lain kali jangan tidur di pundak orang lain, udah ngorok ngiler pula" (ucap pria itu yang tiba-tiba berbicara setelah sekian lamanya).
"JLEB", Lea merasa tertusuk dengan perkataan pria itu, dia merasa malu apalagi disana  itu banyak orang.
"Maaf saya tidak sengaja" (ucap Lea dengan muka datar menahan rasa malunya).
Lea pun buru-buru turun. Tetapi, pria itu juga terlihat turun di tempat yang sama dengan Lea. Saat dia turun dari bus, ia hanya menatap Lea dengan sinis. Lea merasa sedang di interogasi, lantas Lea memalingkan wajahnya pura-pura tidak melihat pria tersebut.
"Cih" (ujar pria itu dengan tatapan sinis dan terlihat sedikit tersenyum).
Setelah pria itu berlalu masuk ke dalam apartemen, Lea baru bisa merasa lega.
"Huft...sumpah malu banget gue, lah emang gue ngiler segitu banyak nya? Kalaupun ngiler juga pasti ke masker, apa iya iler gue tembus dari masker?" (gumam Lea bingung).
Dia lantas memeriksa maskernya.
"Enggak kok, masker gue kering"(gumam Lea).
Lea masih mengantuk, tidurnya masih kurang cukup untuknya. Dia berjalan lunglai masuk ke dalam apartemen.

Beautiful DreamsWhere stories live. Discover now