Ngefans Bangets

34 6 0
                                    

StoryDita_part7

Langit mulai gelap, Tio mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Bisa sesuka hati keluar, sudah menjadi kebahagiaan tiada tara bagi Tio. Pasalnya setelah dia menjadi seorang aktor sekaligus penyanyi, kebebasan nya untuk melakukan aktivitas di luar menjadi terbatas. Tio memang orang yang ramah, dia mudah akrab dengan orang baru. Salah satunya dengan Dita yang baru dia kenal.
"Oh iya! Gue lupa nanya nama Lo siapa sih?" (tanya Tio serius sembari fokus berkendara).
Tetapi pertanyaan dari Tio itu, tidak direspon sama sekali oleh Dita. Karena penasaran, Tio lantas mencuri pandang wajah Dita dari balik kaca spionnya.
"Astaga...gue yang bawa motor, dia yang tidur. Enak banget ya hidup Lo Kukang!" (gerutu Tio).
Dita nampak tertidur dengan posisi masih duduk di motor yang tengah dikendarai oleh Tio. Dita memang kelelahan setelah membuat banyak kue seharian.
Karena merasa kasihan Tio lalu menepi kan motor nya sejenak. Dia membetulkan posisi tidur Dita, dengan menyenderkan kepala Dita di punggungnya. Tak lupa, Tio juga mengambil syal miliknya dari tas, dan mengikat tubuh Dita ke tubuhnya agar tidak terjatuh. Dan Tio pun sudah bersiap untuk kembali mengendarai motornya.
"Cks, dasar Kukang pemalas! Kerjaannya tidur di sembarang tempat. Kalo gue gak kasihan udah gue tinggalin disini nih cewek. Tapi...entah kenapa gue kasihan sama dia." (gumam Tio berbicara sendiri sambil menatap wajah imut Dita dari balik kaca spion).
Tio meledek Dita yang mudah tertidur di sembarang tempat, padahal dia barusan tidur di bawah pohon.
Setelah menempuh perjalanan  dengan amat pelan, akhirnya Tio sampai juga di depan gedung apartemen miliknya. Dia lantas membangunkan Dita dengan sedikit bercanda.

 Dia lantas membangunkan Dita dengan sedikit bercanda

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Astaga kebakaran!" (teriaknya).
"Hah mamah!" (teriak Dita histeris yang langsung terbangun dari tidurnya).
"Ahahahahaha!" (tawa Tio pecah).
"Ih...dasar menyebalkan!" (teriak Dita sambil memukul pundak Tio cukup keras).
"Eh eh kenapa ini gue diiket gini? Emang nya gue karung bulog?" (tanya Dita heran).
"Lo pikir kenapa gue ngelakuin itu? Ya karena Lo tidur sembarangan di motor lah! Gue takut Lo jatuh, ntar gue juga yang disalahin. Jadi daripada Lo jatuh gue iket aja". (jelas Tio).
Sontak pipi Dita memerah, dia malu karena tidak sengaja tertidur. Sampai - sampai harus diikat seperti itu.
"Tenang Lo gak ngiler kok!" (ucap Tio sambil cengengesan).
"Apaan sih...ayo lepasin ikatannya, gue malu kalo ada orang lain yang lihat!" (ucap Dita ngegas).
"Iya-iya bawel banget sih Lo!" (gerutu Tio).
"Ya udah kita turun dulu dari motor, supaya mudah lepasin nya" (ucap Tio).
Lalu mereka turun dari motor, dan Tio mulai membalikkan posisi tubuh nya ke belakang agar mudah melepaskan syal miliknya. Sekarang posisi dia jadi berhadapan dengan Dita, dengan tubuh yang masih terikat satu sama lain. Tio juga mulai melepaskan ikatannya dengan kedua tangannya yang seolah sedang memeluk pinggang Dita. Sontak hal itu membuat Dita gugup karena bertatapan dengan Tio amat dekat. Sehingga Dita tidak berani menatapnya langsung, dia malah melihat ke atas langit.
Akhirnya Tio selesai juga melepaskan ikatannya itu.
"Tuh udah!" (ucap Tio yang lalu dia menaruh syal nya di pundaknya).
"Huft...gue berasa engap tadi diiket gitu!" (ucap Dita sedikit kesal).
"Suruh siapa Lo tidur!" (omel Tio).
"Ya maaf" (jawab Dita singkat).
"Btw Lo anter gue sampe sini aja ya! Gue gak mau Lo ikut masuk ke apartemen gue. Karena ini privasi! Dan ingat jangan sebarkan alamat apartemen gue ok!" (lanjut Tio serius).
"Huh pede banget siapa juga yang mau mampir ke APARTEMEN Lo?" (jawab Dita).
"Syukur deh kalau gitu. Ntar gue TF langsung uangnya, kalau udah masuk apartemen. Soalnya hp gue yang satu lagi, gue tinggalin di kasur" (ucapnya).
"Hm...ok" (jawab Dita singkat).
"Lo kenapa sih ? Singkat banget jawabnya! Jangan-jangan Lo masih gak percaya lagi kalo gue tuh aktor!" (ucap Tio heran).
"Ahahahahaha" (tawa Dita ngakak).
"Udah-udah Lo mending pulang aja. Ntar keburu larut malam!" (perintah Tio).
"Lo ngusir gue?" (tanya Dita).
"Bukan...gue takut Lo kenapa - kenapa di jalan kalo kemaleman!" (jelas Tio).
Dita hanya terdiam, dia bingung tiba-tiba dikhawatirkan oleh orang yang baru dia kenal.
"Bentar, Lo tunggu disini! Gue mau pesen taxi dulu! Tenang aja supir taxi nya langganan gue, jadi dia gak bakalan macem-macem!" (lanjutnya).
"Em, gue bisa pulang sendiri kok" (ucap Dita).
"Jangan! Ini udah malem, nanti kalo ada begal gimana?" (ucap Tio khawatir).
"Enggak bakal kok, lagian ini baru jam setengah 7. Belum malem banget" (ucap Dita).
"Udah Lo nurut aja sama gue! Naik taxi aja!" (ucap Tio ngegas).
"Lah motor gue nya gimana?" (tanya Dita bingung).
"Ya besok gue suruh asisten gue anter motornya ke rumah Lo deh. Tenang gue bukan penipu kok. Gue gak bakal nyuri motor Lo" (jelas Tio).
Dita menyipitkan matanya dan menatap Tio dari atas sampai bawah. Sehingga Tio merasa gugup.
"Kenapa?" (tanya Tio gugup).
"Enggak gue gak mau! Gue mau naik motor aja lah!" (ucap Dita sambil menggelengkan kepalanya).
"Hih....ya ampun Lo tuh ya! Keras kepala banget! Kalau ada orang yang jahat dan ngapa-ngapain Lo gimana?" (teriak Tio sambil mengacak-acak rambutnya karena kesal).
"Gak bakal kok. Gue strong. Lagian gue bisa bela diri dikit lah. Lo gak usah khawatir!" (ucap Dita sambil tersenyum menampilkan giginya yang rapih).
Tiba-tiba pipi Tio memerah saat Dita tersenyum lebar tepat di hadapannya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Tio amat bingung dengan apa yang dia rasakan.
("Gue kenapa? Kok jantung gue gak karuan?" batin Tio).
"Ya udah, gue pulang dulu, awas ya Lo jangan bohong! TF uang nya segera!" (ucap Dita sambil melotot ke arah Tio).
"Iya ah bawel" (jawab Tio).
Dita lalu hendak naik ke motornya untuk pulang. Tiba-tiba Tio menghentikannya dengan menarik lengan Dita. Dita yang kebingungan lantas menatap Tio dengan lekat.
"Jangan ngeyel! Gue udah mesen taxi. Lo naik taxi aja!" (ucap Tio).
"Masalahnya Lo gak tau, gue tinggal bareng temen-temen gue di rumah sewa. Apa gak bakal aneh kalau tiba-tiba gue pulangnya malah naik taxi. Nanti gue bilang apa ke mereka?" (tanya Dita sambil melepaskan lengannya yang di pegang Tio).
"Motor? Ya udah gue suruh orang buat bawa motornya dan ngikutin mobil taxi nya. Pokoknya Lo harus pulang naik taxi!" (tegas Tio).
Seketika Dita bingung dengan Tio, dia baru mengenalnya tapi Tio sudah memperlakukan Dita sebaik itu.
Setelah taxi nya datang, Dita lantas ditarik lengannya oleh Tio dan dibukakan pintu taxi nya agar Dita segera masuk mobil. Sedangkan orang suruhan Tio pun sudah datang, dia mengendarai motor Dita, dan mengikuti mobilnya dari belakang.
Saat Dita sudah berada di mobil, tiba-tiba ponselnya bergetar. Lalu Dita memeriksanya, dan ternyata Tio tidak berbohong dia langsung mentransfer uangnya ke rekening milik Dita dengan jumlah berkali-kali lipat dari harga asli kuenya.
("Dia gak bohong? Kok bisa dia sebaik itu? Padahal gue baru kenal" batin Dita).
"Rumahnya yang mana mbak?" (tanya supir taxi itu).
"Um...udah pak sampai sini saja, biar saya naik motor aja" (ucap Dita).
"Lah emang nya udah nyampe?" (lanjutnya).
"Udah kok, tinggal masuk gang yang ini" (jawab Dita).
"Oh..ya udah deh" (ucap supir taxi).
Supir taxi itu menghentikan mobilnya tepat di depan gang rumah sewa Dita. Lalu Dita turun dari mobil tersebut, orang suruhan Tio yang mengikuti dari belakang pun menghentikan motornya dan memberikan nya kepada Dita.
"Makasih ya pak sudah antar saya!" (ucap Dita sambil membungkuk).
"Iya mbak sama-sama" (ucap kedua orang itu serempak).
"Yakin sudah aman kesana nya mbak?"(tanya orang yang membawa motor Dita tadi).
"Oh sudah kok tenang saja. Saya pamit ya!"(ucap Dita yang lalu melajukan motornya masuk ke gang).
Sesampainya di rumah, Soodam sedang asyik menonton drama di layar tv.

Beautiful DreamsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora