13. Kekhawatiran tak berdasar

118 8 1
                                    







⚠️⚠️⚠️









Selamat membaca!!!










Musik berhenti dan kerumunan mulai semakin ramai. Sepertinya ada seseorang dengan kebencian pada dungeon di pesta ini.

Renjun menggenggam pistol perak yang ia bawa bersamanya. Dengan cepat Renjun melihat ke arah sekitarnya kemudian melihat vampir mencurigakan yang sempat ia lihat tadi.

Tanpa sepengetahuan orang-orang Renjun mengangkat pistol perak nya dan mulai mengarahkan ke arah vampir itu.

DOR!!!

Dentuman keras dari tembakan pistol menggema di ruangan. Seluruh ruangan tiba-tiba hening, Renjun melonggarkan pegangan nya pada pistol perak nya. Peluru perak itu mengenai sangat vampir. "Tepat sasaran! " batin Renjun.

Setelah jeritan singkat, vampir itu menghilang menjadi debu gelap.

"Cukup bagus" gumam Renjun.

"Hei Renjun, tembakan yang bagus" sahut Donghyuck.

"Tetaplah disini, aku akan pergi kesana sebentar" sambung nya.

"Jangan sekalipun bergerak yang tak perlu, kau sangat keren tadi" puji Jeno.

"Senangkah kau, karena kau yang melatihku?" goda Renjun.

"Ya tentu saja, sekarang aku bisa menyombongkan nya" balas Jeno.

AHHHHHH!!

"Sial, dia tahu tempat bersembunyi untuk menghilang dari pandangan kita" ujar Renjun.

Renjun segera menolong vampir yang memuntahkan darah ke tempat yang lebih aman.

"T-tolong.. T-tolong ak urghh!!" ucap vampir 1

Renjun mulai merasa semua vampir itu bermata merah dan mulai berjalan ke arahnya, mereka mencoba untuk menggigit nya.

Renjun berfikir sejenak, ia tak bisa melukai mereka, tapi ia juga tak bisa membiarkan nya.

Renjun memukul vampir yang mendekat cepat ke arahnya menggunakan pistol perak. Lalu kemudian Renjun membidik nya saat melihat vampir itu mulai berdiri.

"Maaf, aku tidak bisa mengampuni mu" ucap Renjun.

"ARGHHHH"

DOR..

Tembakan itu meluncur ke udara, dan sedetik kemudian setumpuk debu teronggok di lantai depan matanya. Renjun sangat fokus untuk mengendalikan situasi.

Renjun berharap ini akan segera kembali normal. Tetapi, saat Renjun mulai bernafas lega, Renjun melihat vampir yang terlihat licik.

Renjun memperhatikan vampir itu yang berjalan dengan diam-diam ke arah..."Jaehyun!! Aku harus menghentikan nya!!" pekik Renjun dalam hati.

DOR-!!

Suara tembakan kembali terdengar. Peluru itu mengenai kepala vampir. Renjun bernapas lega dan berbalik, saat debu hitam jatuh ke lantai.

Renjun melihat orang-orang di sekeliling nya sedang menatapnya, entah antara rasa takut dan kagum.

"Ahh.. Aku berutang nyawa padamu" ujar Jaehyun.

"Tidak perlu berlebihan Jae, aku hanya melakukan tugasku" balas Renjun.

Tak lama para karyawan dungeon mulai kembali satu persatu.

Blood kissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang