Insult

2.2K 202 2
                                    

"Putri, apa anda tau minggu depan akan diadakan perayaan besar-besaran?" tanya Hannah seraya menyisir rambutku setelah mandi.

Aku sedikit mendongak, "Tidak tau, perayaan apa itu?" tanyaku penasaran.

"Minggu depan akan ada perayaan hari lahirnya kekaisaran Eleino, nanti akan ada karnaval, festival, dan perjamuan di istana" ucap Hannah antusias. "Dan di hari itu, semua pekerjaan  formal diliburkan, dan kami semua boleh menikmati festival di ibukota" lanjutnya.

Aku hanya berkatah "Ooooohhhh" panjang seraya mengangguk mengerti, jujur hal besar semacam itu tidak menarik perhatianku. Aku lebih suka diam di rumah dan melakukan hobiku.

"Dan semua keluarga bangsawan WAJIB hadir di perayaan itu" ucap Hannah masih dnegan senyum manisnya.

Aku menelan ludahku kasar, aduh bagaimana ini? Kalua aku tidak ikut dan malah diusir dari rumah ini bagaimana? 

"Apa Ariel juga harus datang?" tanyaku.

"Tentu saja, pasti akan menyenangkan putri, anda harus datang dan melihatnya sendiri" ucap Hannah.

Aku pun menghela nafasku, bagaimana aku bilangnya? Althea dan Raphael sudah berangkat sedari tadi, aku jadi tidak bisa meminta izin untuk tidak ikut. Apa aku ikut saja? Ah~ malah sekali. Pasti nanti aku disuruh menggunakan gaun tebal dan panas, di bawah terik matahari saat karnaval, aku bisa gila.

Apa aku pura-pura sakit saja? Tapi nanti aku malah merepotkan mereka dan membuat mereka khawatir. 

"Dan hari ini para pekerja butik akan datang untuk mengukur anda" ucap Hannah.

Aku pasrah, sepertinya tidak ada pilihan lain.

**//**

Ceklek

Aku berjalan masuk ke dalam ruang dimana para pekerja butik  yang semuanya adalah wanita telah tiba dan menungguku. Mereka semua membungkuk hormat seraya aku melangkah masuk dan berdiri di hadapan mereka.

"Salam putri Aquillio" sapa mereka.

Aku pun membentangkan kedua sisi gaunku dan membungkuk membalas sapaan mereka, "Salam, mohon bantuannya" ucapku sopan.

Mereka pun memulai pekerjaan mereka, sementara dua orang pekerja wanita mengukur tubuhku, aku mendengar beberapa pekerja yang sedang memilah-milah gaun di belakang sana, beebrapa perkataan yang kurang mengenakan.

Kau tau? Dia itu bukan anak kandung Gran duke .
Benarkah? Oh astaga.
Benar, Lord Ghandafar memungutnya dari daerah yang rawan kriminal.
Astaga, bagaimana bisa dia menjadi anak angkat Gran duke? Kalau aku jadi dia, menjadi pelayan saja sudah cukup bagiku
Kau benar, tidak tau malu sekali. Dan kita disuruh untuk melayaninya.
Cih, kalau bukan karena disuruh Gran duke, aku tidak mau melakukan ini.

Aku hanya diam, tidak ada gunanya mendebat mereka yang tidak tahu apa-apa. Lagipula aku bukan orang yang suka mendebat. Ucapan pedas dan kebencian seperti itu sudah biasa aku dapatkan, apalagi jika kau menulis novel yang diperuntukan untuk remaja.

"Ah!" tanganku ditarik secara kasar oleh salah satu pekerja itu, aku mendongak menatapnya nyalang namun ia membalas tatapnku dengan tajamnya.

"Apa ada yang salah putri?" tanya pekerja itu dengan tidak ramahnya.

Aku tidak menjawab, kami hanya bertukar tatapan tajam selama beberapa saat. Haruskah aku merengek seperti anak kecil dan mengadu pada Hannah? Tapi aku yakin mereka hanya akan playing victim dan berujung menyalahkanku. Haruskah aku melawan mereka? Tapi dengan apa? Ucapan? Kata-kata? Seandainya memanipulasi orang memang semudah itu.

I Wrote This StoryWhere stories live. Discover now