Nullity

1.1K 139 2
                                    

[Dion's POV]

Menghabiskan sisa hidupku yang tak pernah habis dengan terus bereinkarnasi. Berbagai bahasa, suku bangsa, dan tradisi sudah kulewati semuanya.

Hingga suatu hari, aku terbangun di tubuh seorang anak kecil yang dipenuhi perban. Saat aku terbangun, seorang anak perempuan menangis di hadapanku, meminta agar aku segera bangun dan meresponnya.

Dari ingatan anak yang diperban ini, nama anak perempuan itu adalah Ariel. Sialnya kemampuanku untuk beradaptasi dalam bahasa membutuhkan waktu lebih lama. Itu sebabnya aku bicara terbata-bata.

Untuk mengurangi kecurigaan, aku pun menggunakan kemampuan bersandiwaraku untuk terlihat polos dan menarik hati mereka semua.

Semudah itu pula aku mengelabui saintess itu dengan mengeluarkan sedikit kekuatan suciku. Ah kalian ingat saat aku memberikan mimpi kepada Ariel dimana aku adalah hasil dari sebuah eksperimen? Ya, ingatan itu palsu.

Mereka hanya membuang waktu mereka untuk mencari pelakunya. Terimasuk ingatan dimana mereka selalu menemukan sosok-sosok tidak bernyawa di halaman belakang itu, itu juga palsu. Aku yang memodifikasinya. Buktinya sekarang, bertahun-tahun berlalu tidak terjadi hal seperti itu lagi bukan?

Dan kenapa aku melakukan ini semua? Sederhana, aku bosan.

Tuhan sudah menciptakanku dari awal masa, lebih dulu dari Adam. Hanya saja saat itu wujudku bukan seperti manusia. Dan akhirnya aku pun membuat kesepakatan pada Tuhan untuk memeberikanku hidup sebagai manusia pada umumnya. Tentu aku akan mati, hanya saja aku pasti akan terlahir kembali. Entah ke tubuh siapa, kapan, dimana.

Sebagai gantinya, aku harus mengabdikan hidupku kepada Tuhan hingga aku mencapai usia dewasa. Itu sebabnya aku menunjukkan kekuatan suciku kepada saintess itu agar ia membawaku ke kuil untuk menjadi pendeta. Ya hitung-hitung memudahkan jalanku.

Dan setelah itu, aku bisa pergi dari kuil dan menjalani hidup semauku. Sebenarnya tidak sepenuhnya semauku, karena aku juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan di dunia ini.

Jika ada kejahatan, akan kuciptakan kebaikan, begitupun sebaliknya. Semua ini adalah kuasa Tuhan, aku ini semata-mata hanyalah pekerjanya. Meski aku berbeda dengan malaikat, mereka tidak memiliki nafsu sedangkan aku punya.

Kedati demikian, aku tidak akan pernah bisa memiliki keturunan. Kalian pikir sudah sebanyak apa kekasih yang aku miliki selama hidupku? Tak satupun dari mereka yang hamil anakku, dan tak sekalipun aku pernah hamil jika aku bereinkarnasi menjadi seorang perempuan.

Dan berbicara soal kekasih, di setiap kehidupanku, aku pasti akan selalu menemukannya. Karena setiap orang juga akan terlahir kembali, hanya saja mereka tidak akan memiliki ingatan di kehidupan sebelumnya.

Gadis dengan warna mata yang terlihat seperti aurora. Ya, Arielku. Dimana pun kau berada, aku pasti akan menemukanmu. Tak peduli jika kau mencintai orang lain, kau HARUS mencintaiku, hanya aku.

Kau diciptakan untukku, dan hanya untukku. Selayaknya haaa diciptakan untuk Adam. Dulu, kini dan nanti, hanya untukku selamanya.

Aku sudah selesai mengemasi barang-barangku, dan siap untuk berangkat meninggalkan kuil ini. Aku akan kembali kepadamu, Arielku. Kali ini, kau akan menjadi milikku.

[End of Dion's POV]

~~//~~

Keesokkan harinya,

"Putriku, sudah siap?"

Aku berbalik menoleh saat Althea memanggilku, "Sudah" jawabku singkat setelah selesai menyanggul rambutku. Jujur, menggunakan anting panjang dan hanya sebelah seperti ini agak mengganggu jiwa kerapihanku, jadi aku memutuskan untuk menjadikannya sebuah gelang. Dengan mengaitkan dua ujung rantai di bagian lingkaran besi itu, aku mendapat gelang cantik.

I Wrote This StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang