Bonding

2K 195 2
                                    

Suasana pagi seperti biasa di mansion Aquillio, pagi ini kami sekeluarga sarapan bersama di meja makan.

"Leon, bisa ajak adikmu bermain? Atau mungkin berkeliling mansion, Ariel belum familiar dengan mansion ini" ucap Althea menoleh ke arah Leon.

Leon pun tersenyum, "Baik ibu" jawab Leon singkat. Ah orang ini, hanya akan menurut pada wanita cantik.

"Setelah ini ayah dan ibu harus melanjutkan pekerjaan, tolong ya" lanjutnya.

Leon pun mengangguk menerima perintah orang tuanya. Dan di sinilah kami, berkeliling taman mansion Aquillio yang SANGAT luas. Entah memang taman ini seluas itu atau karena efek tubuhku yang kecil.

Karena perbedaan ukuran kami, Leon tentu saja berjalan lebih cepat. Dan parahnya dia malah mengabaikanku yang tertinggal jauh di belakangnya.

"Tu-tunggu! Huff huff huff" aku terengah-engah menyusul langkah besar Leon. "Leon tung-"

Bruk

"AW!" aku jatuh terduduk saat Leon tiba-tiba berhenti tanpa aba. 

"Apa yang kau lakukan disini?" 

Aku mendengar suara Leon dingin, aku pun mendongak melihat wajahnya yang nampak jengkel melihat seseorang di depan sana. 'Siapa?' batinku mencoba mengintip dari balik tubuh Leon yang jauh lebih tinggu dariku.

Namun tangan Leon menahanku untuk mengintip dan menyembunyikanku di belakangnya, seolah tidak ingin aku melihat orang itu.

"Leon, apa begitu caramu menyapa kakakmu sendiri?" dengarku dari orang yang Leon ajak bicara.

"Aku tidak punya kakak" jawab Leon dingin. Ah sial, aku jadi semakin penasaran siapa orang itu. Dari suaranya aku bisa pastikan dia seorang laki-laki, dan sepertinya dia lebih tua dari Leon.

"Aish kau ini, aku kan kemari karena ingin melihatmu yang baru kembali dari akademi" ucap lelaki itu. "Tidakkah kau merindukanku?" lanjutnya.

"Tidak, dan juga apakah putra mahkota tidak memiliki pekerjaan lain selain bermain-main?" 

Putra mahkota? Caesar?! Itu Caesar?! Aku harus melihatnya! Tokoh yang kutulis! Aku harus melihatnya! 

Karena Leon menahan tubuhku untuk tidak mengintip, aku pun geram dan akhirnya berjongkok dan sedikit memutar kepalaku untuk mengintip dari sela yang ada di antara kedua kaki Leon.

"Tentu saja semua pekerjaanku sudah beres" ucap Caesar dengan bangganya. Oh aku terpana, surai keemasan itu, rahang tegas itu, mata tajam bagai seekor elang dan jangan lupakan fisiknya yang tinggi semampai berisi sempurna. 

"Aku sedang malas, pulanglah" ucap Leon bersedekap dada. Au hanya bisa meringis di dalam hati, 'Leon, memang boleh secuek itu pada putra mahkota?' batinku menggigit jari.

"Ayolah~ aku bosaAAAAAAAAAAA! Le-leon, ap-apa itu? A-ada sesuatu di bawahmu!" ucap Caesar menunjuk ke arahku, karena ketahuan aku pun langsung berdiri dan kembali bersembunyi di belakang Leon.

"Kau tidak perlu tau" ucap Leon cuek berbalik dan juga memutar tubuhku dan mendorong pelan kedua pundakku untuk berjalan menjauh dari Caesar. Sungguh? Apa kau sangat membenci kakak sepupumu itu? 

Tidak, aku yakin Leon tidak mungkin membenci Caesar. Saat ini Leon terlihat seperti, seroang idol yang kabur dari fansnya!

"Leon tunggu aku!" seru Caesar yang berlari mengejar kami berdua, dan tentu saja ia bisa menyusul karena kami hanya berjalan cepat. Bisa kudengar decakan sebal dari Leon saat Caesar kini ikut berjalan bersebalahan dengan kami.

"Leon, itu siapa? Aku baru melihatnya-ah, aku baru ingat! Apa dia adik angkatmu? Aku tidak sengaja mendengar ayahku membicarakanknya dengan ibumu" ucap Caesar.

I Wrote This StoryWhere stories live. Discover now