Tea Party

1.3K 141 2
                                    

"Nona, gaun yang mana yang akan anda gunakan?"

Aku meletakkan cangkir tehku ke atas meja setelah menyesap isinya, mataku masih fokus pada kain yang sedang aku bordir. Ah aku sedang hobi membordir belakangan ini.

"Yang mana saja Hannah, aku serahkan semuanya padamu ya" ucapku tersenyum pada Hannah. Jujur aku tidak peduli gaun mana yang akan kupakai, entah itu ketinggalan mode atau apalah. Yang penting gaun itu menutup tubuhku dengan sempurna, maka sudah cukup.

Ah kalian pasti bertanya-tanya untuk apa gaun itu, jadi sore ini akan diadakan pesta teh di kediaman Shannel. Jika aku tidak salah, Claudia sekarang menjabat sebagai Duke Shannel, dia baru diangkat beberapa hari sebelum parade kemarin.

Kalian ingat Claudia? Gadis yang dulu mengejar cinta Raphael, namun akhirnya ia menyerah. Kemudian setelah aku bertransmigrasi kemari, aku bertemu dengannya saat ia memeriksa keadaanku. Ya, seorang duke, wanita, yang juga seorang dokter.

Dan acara ini juga sebagai perayaan ulang tahun putranya yang saat ini berusia 8 tahun. Ayah dari Claudia, meninggal karena sakit yang dideritanya, aku yakin Claudia yang merupakan seorang dokter sangatlah merasa bersalah akan hal ini.

Ditambah anaknya yang masih kecil, dan tentunya belum sanggup mengemban amanah sebagai seorang duke, membuat Claudia harus maju dan mengambil posisi yang seharusnya menjadi milik sang putra.

Ah ngomong-ngomong, suami Claudia adalah seorang prajurit dari pasukan Leonfire. Jika Aquillio memiliki pasukan Snowhawk, maka Eleino memiliki Leonfire.

Rumornya ksatria itu berasal dari bangsawan kelas menengah, ia rela meninggalkan nama keluarganya dan menikahi Claudia lalu mengambil nama Shannel. Tidakkah sangat beruntung jika menjadi Claudia?

Bayangkan saja, Claudia kehilangan Raphael yang begitu ia kagumi dan cintai, kini digantikan oleh seseorang yang tak kalah luar biasanya. Aku turut senang melihat karakterku juga berakhir bahagia.

Dan begitulah, sebagai perayaan atas kenaikkan jabatannya, juga perayaan ulang tahun putrarnya, Claudia mengadakan pesta teh di kediaman Shannel. Dan aku, sebagai seorang lady yang sudah memasuki masa remaja, juga merupakan putri dari Gran duke Aquillio, tentu aku diundang. Untuk mewakili Althea juga sebenarnya.

Ibuku itu, melihatnya tidur di kasur pun hanya jika kami sedang berlibur ke Ghandhafar. Sisanya, dia tidur di meja kerja. Hah ingin rasanya aku meminta Althea untuk pensiun dini saja, biarkan si Leon yang melanjutkan perjuangannya. Namun Althea selalu menolak, ia mengatakan bahwa ia masih sanggup.

Sungguh, prajurit tangguh Eleino yang satu itu, si penyihir hebat yang kutulis sendiri, bisa saja mati konyol karena kelelahan mengurus pekerjaannya sendiri.

Namun sekarang aku sudah besar dan diberi sedikit amanah untuk membantu beberapa pekerjaan Althea, aku senang bisa meringankan bebannya walau hanya seringan bulu burung. Ya, anggap saja aku sedang magang dalam rangka mempersiapkan diri menjadi Lord Ghandhafar selanjutnya.

Haha, kalau diingat-ingat agak lucu juga. Diriku yang sama sekali, sedikitpun tidak tertarik pada politik, kini menjadi penerus seorang pemimpin. Rasanya seperti mimpi.

Aku yang sejak dulu hanya ingin menjadi orang yang bekerja di balik layar, orang yang tersembunyi, biarlah karyaku dan kerja kerasku yang dilihat orang lain, namun tidak dengan rupaku. Dengan begitu mereka akan memberiku identitas yang memang ingin aku berikan pada mereka. Sosok yang 'dikenal' namun tidak diketahui.

Ah puitis sekali, namun sialnya aku harus mengubur itu semua. Menjadi sosok pemimpin, selalu di depan, wajahnya diingat semua orang, dikenal ke penjuru, memberi perintah, menjadi bijaksana dan adil, akankah manusia biasa dengan beribu kekurangan ini mampu mengemban amanah sebesar itu?

I Wrote This StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang