Part 22 : Dream

34 4 1
                                    

🍁🍁🍁

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🍁🍁🍁

Gelap.

Itulah yang saat ini memenuhi brown eyes si pemilik sang pemuda. Menatap sekelilingnya yang seperti ruang hampa tak berudara. Menjelajahi seluruh kegelapan itu tanpa adanya tujuan. Tak ada siapapun. Hanya ada dirinya.

Mimpi?

Di mana ini?

Kakinya terus berjalan tak tentu arah. Seakan jalan manapun yang di jalani,tak pernah berujung. Tanpa seberkas sinar untuk sekedar melihat. Dia tak takut akan gelap,namun saat ini entah mengapa ketakutan itu muncul begitu saja. Dia juga tidak tahu mengapa dirinya tak mencoba untuk lepas dari mimpi ini. Bahkan untuk sekedar berjalan lagipun,dia sudah tidak mampu. Hanya perlahan berjalan lalu berdiri diam.

Pikirannya terasa kosong. Dan udara di sekitarnya perlahan menjadi lebih dingin. Hingga,sebuah cahaya turun dan menerangi sosok yang ada di hadapannya. Dia mengangkat matanya, dalam persekian detik manik itu sedikit membola.

Senyum hangat sosok di depannya terlihat kemudian. Menatapnya dengan tatapan teduh kasih sayang yang tulus. Jarak di antara mereka hanya berkisar lima meter,namun entah mengapa jarak itu terasa sangat jauh baginya.

Sean..

Senyum manis masih terlihat, lebih cantik dan sewarna merah muda. Kontras dengan kulit putihnya yang mulus dan bersih. Ah,sudah berapa lama ia tidak melihat kekasih manisnya itu. Dirinya menjadi sangat merindukan senyum dan tawa lembutnya. Hingga membuatnya ikut tersenyum tipis.

Tak ada kata yang terucap di antara keduanya. Hanya saling menatap dalam diam dalam jarak beberapa langkah. Kekasihnya masih diam,cahaya terang itu menyinarinya dari atas. Yibo melihat,senyum manis sang kekasih di bibirnya perlahan luntur. Dan berubah memperlihatkan raut kesedihan yang menyesakkan hatinya.

Bibirnya bergerak mengeluarkan sebuah kalimat tanpa suara. Yang membuat tubuh Yibo membeku seketika.

"Selamat tinggal."

Lalu tubuhnya berbalik dan berjalan menjauh. Meninggalkan dirinya yang tertinggal di belakang. Yibo menjadi panik dan mulai mengerjar kekasihnya. Namun Yibo merasa bahwa jarak dirinya dan sang kekasih semakin jauh. Tangannya terulur guna menggapai punggung tegap yang kini terlihat bergetar. Tapi ia tidak bisa. Seannya menangis.

Sean!

Hatinya sakit. Dalam diam,tetesan bening kristal turun dari pelupuk matanya. Berteriak sekuat mungkin dalam hatinya,berkata pada sang kekasih untuk tidak meninggalkannya sendirian. Tapi suaranya bahkan tak terdengar sedikit pun. Kakinya terus berlari menuju cahaya yang mulai mengecil dari pandangannya. Semakin jauh. Jauh hingga dirinya tak lagi melihat wajah manis itu.

Jangan tinggalkan aku..

Sean.. tetaplah bersamaku,

Tetaplah di sisiku,

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dawnstars| |On Going|Where stories live. Discover now