1. Reinkarnasi di isekai?

3.9K 416 7
                                    

Vote dulu sebelum baca.

###

Desa terpencil, 4 April 683

'Sudah delapan tahun.'

Seorang anak laki-laki berambut putih keperakan itu memejamkan matanya sambil tersenyum.

"Callian, kau bisa membawa yang ini. Hati-hati."

"Baik ayah!"

Callian melangkah dengan riang lalu membawa tumpukan kayu yang diikat oleh ayahnya. Ia mengikuti seorang pria berambut hitam itu masuk kedalam rumah dan menyimpan tumpukan kayu itu di gudang sebagai persediaan.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya saat Callian merayakan hari ulang tahunnya yang ke delapan, Callian tiba-tiba pingsan setalah kepalanya terbentur ujung meja. Saat itu juga, Callian mendapatkan ingatan dari kehidupan yang sebelumnya namun Callian sama sekali tidak mengeluh atau menyesal karena menyadari bahwa dirinya telah bereinkarnasi. Ia justru merasa senang karena di kehidupannya kali ini, ia terlahir sebagai anak seorang petualang.

Sebagai putra dari salah satu konglomerat di bumi, Callian sudah muak dengan kehidupan orang kaya yang memiliki begitu banyak aturan. Begitu ia mengetahui bahwa dirinya bereinkarnasi sebagai anak dari petualang, Callian tidak bisa menyembunyikan raut bahagianya.

"Callian kau baik-baik saja?"

Arion menghampiri putranya yang terdiam sambil sesekali tersenyum.

"Ya? Aku baik-baik saja. Ayah, apa yang akan kita lakukan sekarang? Apa kita akan pergi ke hutan di belakang rumah?"

Arion menggelengkan kepalanya, tangannya kini berada diatas pundak Callian.

"Callian, kau yakin bahwa kau baik-baik saja? Sungguh?"

Arion kembali mengajukan pertanyaan yang sama. Mata coklatnya menatap mata biru Callian dengan khawatir.

Beberapa hari yang lalu, setelah putranya mengalami kecelakaan, tingkah Callian sangat berbeda dari biasanya. Putranya yang begitu pendiam, bahkan jarang berbicara kini mulai banyak bertanya, berekspresi bahkan mulai melakukan kegiatan yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan. Walaupun Arion tidak mempermasalahkan hal ini, tetap saja ia merasa khawatir.

'Haruskah aku pergi ke kota untuk mencari healer?'

Arion masih mengira-ngira bahwa ada kelainan pada kepala putranya. Tidak mungkin sikap seseorang berubah begitu saja setelah kepalanya terbentur.

"Aku baik-baik saja ayah!"

Callian mengangguk sambil tersenyum lebar untuk meyakinkan ayahnya.

Bukannya merasa lega, setelah melihat senyuman Callian, Arion semakin yakin membawa putranya ke kota untuk bertemu healer.

"Ayah!"

Callian melambaikan tangannya didepan wajah Arion.

"Ayah, kapan ayah pergi ke guild? Aku ingin ikut! Tolong bawa aku ayah!" Mata biru Callian tampak berbinar saat bertanya pada ayahnya. Karena Callian adalah salah satu korban anime dan manga isekai, dimana guild petualang adalah tempat pasaran yang sering dikunjungi para MC yang pindah alam, Callian juga ingin mengunjungi tempat itu secara langsung. Callian benar-benar penasaran dengan guild petualang yang ada di dunia ini.

Arion memijat pelan pangkal hidungnya. Ia tidak bisa tidak luluh melihat ekspresi putranya yang terlihat begitu menggemaskan. Ini juga pertama kalinya Arion melihat Callian berekspresi seperti itu walaupun sejak bayi, putranya memang menggemaskan.

Setelah berpikir beberapa saat, Arion mengangguk mengiyakan ajakan putranya.

"Baiklah, kita akan pergi ke kota tiga hari lagi."

"Sungguh? Ayah, berjanjilah denganku. Jangan berbohong!" Callian mengulurkan jari kelingkingnya.

"Tentu." Arion menautkan kelingking miliknya dengan putranya sambil tersenyum hangat.

"Yes! Aku akan mengunjungi guild petualang!"

Callian mengepalkan tangannya, ia berlari menuju kamar dan meninggalkan ayahnya yang terdiam dengan ekspresi kebingungan.

"Aku benar-benar harus mencari healer yang berpengalaman di kota nanti."

Arion bergumam pelan lalu melanjutkan kegiatannya menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar.

***

"Hmm."

Callian melihat barang-barang miliknya yang kini tertata rapih diatas tempat tidurnya.

"Apa sudah benar ya? Aku hanya ingin melihat guild, menjelajahi guild lalu melihat berbagai misi yang ada disana."

Callian menatap pisau kecil yang ia ambil dari dapur, buku dongeng anak, juga sebuah pedang kayu berukuran kecil. Karena ini pertama kalinya ia pergi keluar rumah dengan Ayahnya. Selama ini, Callian yang belum mendapatkan ingatan kehidupan sebelumnya selalu berdiam diri di dalam rumahnya karena ia tidak pandai bersosialisasi. Selain itu, Callian yang di bumi juga selalu dilayani oleh pelayan hingga ia tidak pernah menyiapkan keperluannya sendiri.

Setelah melihat barang-barang miliknya, Callian meletakkan pisau kecil di dalam saku celananya dan mengikat pedang kayu di pinggangnya. Dia siap untuk memulai petualangan bersama ayahnya.

Tidak lupa, Callian berbalik menatap pantulan dirinya di cermin. Kebiasaannya saat berada di bumi, Callian bercermin lalu memuji penampilan dirinya sendiri.

"Penampilanku yang ada di bumi memang tampan, aku yang sekarang juga sudah mulai memperlihatkan aura ketampanan. Dimasa depan, aku pasti lebih tampan dari ini." Senyum puas terukir di wajah Callian. Selain ia bisa menjalani hidup menyenangkan, ia juga diberkahi paras yang tampan.

###

Am I a Noble?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang