8. Fakta lainnya

1.8K 324 20
                                    

Vote dulu sebelum baca

###

"Ibu, apa dia akan segera sadar?"

"Tentu, kita harus bersabar."

Sayup-sayup suara asing memasuki pendengaran Callian. Satu diantaranya, suara anak kecil, sementara yang satunya lagi, suara seorang wanita.

Callian membuka matanya perlahan. Ia dapat melihat plafon kayu dari penginapan yang ia tempati

"Kau sudah sadar! Ibu, lihatlah!"

Mata Callian memebelalak saat wajah anak laki-laki yang mirip dengannya menghalangi penglihatannya.

"Kau? Siapa?"

Callian baru saja dikejutkan dengan fakta bahwa ayahnya ternyata seorang bangsawan, sekarang, ia kembali dikejutkan dengan sosok yang begitu mirip dengannya.

Sosok itu memajukan bibirnya, mata bulatnya mendelik pada Callian. "Kau tidak tahu, atau pura-pura tidak tahu? Aku ini kembaranmu— ah tidak, aku kakakmu! Ibu bilang, aku lahir lebih dulu, jadi aku kakaknya."

Callian masih terdiam, ia berusaha mencerna apa yang baru saja ia dengar.

'Kembaran katanya? Ayahku seorang bangsawan, dan aku memiliki kembaran? Plot twist macam apa ini?'

Callian memperhatikan sosok yang mirip dengannya itu lebih lama dari sebelumnya.

Bagaikan pinang dibelah dua, selain tahi lalat kecil disudut bibir kanan sosok itu, semuanya terlihat sama. Rambut putih keperakannya yang pendek, mata biru yang bulat, pipi berisi dan—

|. Callias Rhymer .|
***
|. Berkah : 1. Kekuatan suci  2. Barrier .|

"Hah?"

Callian menggosok matanya untuk memastikan, namun berulang kali ia melakukan itu, hologram biru yang menampilkan status sosok dihadapannya tidak menghilang.

"Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja? Ibu, periksa Callian, Bu!" Callias, nama sosok yang mengaku sebagai kembarannya itu terlihat panik. Wanita yang ia panggil 'ibu' juga segera mendekati Callian.

"Kau tidak melihatnya?" Callian menunjuk tepat di wajah Callias.

"Apa itu? Apa yang kau lihat?" Callias memiringkan kepalanya. Ia terlihat lebih tenang dari sebelumnya.

Callian termenung mendengar jawaban Callias. Jika Callian tidak bisa melihatnya, itu artinya hologram biru yang mengambang dihadapannya itu hanya bisa dilihat olehnya.

'Apa ini keuntungan reinkarnator? Tapi apa itu? Barrier? Kekuatan suci? Callias juga memiliki dua berkah. Kenapa ada bintang tiga di statusnya?'

Callian mengerutkan keningnya sambil memejamkan mata.

"Callianl putraku, kau baik-baik saja nak? Beritahu aku, dimana kau merasa sakit."

Sosok wanita berambut perak itu memberikan tatapan khawatir pada Callian dengan mata merahnya. Tangannya bergerak mengusap pipi Callian dengan lembut. Sesaat, wanita itu tersenyum sendu namun tidak lama setelah itu, senyumannya berubah semakin lebar. Wanita itu memeluk Callian dengan erat.

"Aku tahu, kalian benar-benar seperti salinan Callan. Walaupun aku sering melihat Callias, aku selalu merindukanmu. Sayangnya, Callan hanya selalu memberitahu kabarmu lewat surat." Wanita itu berbicara panjang lebar.

Callian menatap wanita itu sama seperti saat ia menatap Callias.

|. Camelia Rhymer .|
Countess Rhys
|. Berkah : Sihir Es .|

Callian kembali mengerutkan keningnya saat hologram biru yang tadinya menampilkan status Callias, kini menampilkan status wanita dihadapannya.

"Callian, ada apa nak?" Camelia bertanya dengan wajah khawatir, sementara kedua tangannya masih berada di pipi Callian.

"Tidak apa." Callian menggelengkan kepalanya. Ia memutuskan untuk menyimpannya sendiri.

Mendengar jawaban dari Callian, Camelia menghela napas lega. "Tapi Callian, apa kau tidak mengenaliku? Apa Callan bercerita tentangku dan Callias?"

"Tidak." Callian menggeleng polos. Walaupun begitu, Callian yakin bahwa ia memiliki hubungan dengan dua orang ini.

"Ayah tidak pernah menceritakan kami!? Callian, apa kau yakin?" Sosok yang sama persis dengannya itu memberikan tatapan tidak percaya.

"Callias, tenanglah." Camelia menegur Callias tanpa meninggikan suaranya. Tatapannya beralih pada Callian yang tampak kebingungan.

"Apa kau pernah bertanya pada ayahmu tentangku?"

Callian kembali menggelengkan kepalanya. Saat ia mengingat kehidupan sebelumnya, saat itu juga ia tidak mempedulikan yang lainnya. Callian hanya mengetahui bahwa selama delapan tahun ini, ia hidup berdua dengan ayahnya di desa terpencil sebagai rakyat biasa.

"Callian ku, kau benar-benar seperti ayahmu! Kalian sangat mirip!" Camelia memekik sambil mengeratkan pelukannya pada Callian.

"Ibu sangat terobsesi dengan ayah." Callias bergumam pelan melihat tingkah ibunya. Ia tahu, Camelia sangat terobsesi dengan ayahnya. Dari mewarnai rambut pirangnya menjadi warna putih, mengikuti ayahnya kabur dari county dan juga melakukan penyamaran, serta hal gila lainnya yang tidak bisa Callias sebutkan.

"Permisi... Tapi, kau siapa?" Callian akhirnya bisa bersuara setelah bersusah payah melepaskan diri dari pelukan Camelia.

"Callian putraku, kau itu putraku! Mengerti? Lebih tepatnya, kau adik kembar dari Callias. Aku dan Callan berpisah dengan membawa masing-masing dari kalian. Kau dengan Callan, dan aku dengan Callias. Kita tidak bercerai, kita berpisah agar tidak ditemukan oleh para kesatria. Sayangnya, Callanku tertangkap saat kalian berada di kuil."

"Tapi ayahku bernama Arion, bukan Callan?" Callian sebenarnya sudah menduga bahwa ayahnya menggunakan nama samaran, namun ia ingin mendengar penjelasan ibunya.

"Aku akan menjelaskannya secara singkat. Duke sebelumnya memiliki dua orang putra. Putranya yang pertama bernama Arian, dia adalah pamanmu dan Callias. Arian dan mendiang istrinya memiliki seorang putra yang bernama Arion, dan ayahmu menggunakan nama keponakannya sebagai nama samaran selama tinggal di desa Uriga."

Callian mendengarkan penjelasan dari wanita yang mengaku sebagai ibunya itu. Ia masih tidak mempercayai bahwa ayahnya ternyata seorang putra bangsawan. Selain itu, ibunya masih ada, hidup bersama kembarannya.

"Jadi, kami sebenarnya adalah keluarga bangsawan?"

'Aku mohon, semoga aku salah.'

Callian memohon dalam hatinya, ia berharap ibunya mengatakan tidak.

Camelia mengangguk dengan penuh semangat. "Ya, kalian adalah keturunan bangsawan dari Duke sebelumnya. Dan kini, aku begitu bahagia karena akhirnya dapat bertemu kalian berdua."

"Arghh!"

Callian tidak ingin menjadi bangsawan!

###

Am I a Noble?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang