13 - Bayangan Lain

1.7K 278 30
                                    

Note : First of all, aku minta maaf karena baru update. Suasana disini lagi rame-rame nya, dan aku paling gabisa nulis kalo lagi rame. Kek, harus pergi ke hutan duluu biar bisa dpt inspirasi.

Btw, cerita Alandra aku drop dulu. Tiap udah halu, bukannya nulis, malah depresot. Btw lagi, beberapa scene di story itu diambil dari kisah nyata orang terdekat aku.

Terakhir, tolong anggap clairvoyance disini punya artian bisa liat masdep(kaya yg aku jelasin di ch sebelumnya.) Aku suka sama istilahnya wkwkwk.

Oke gitu aja.

Happy reading.

###

Vote dulu sebelum baca

###

Rumor akan kembalinya tuan muda dan tuan muda kecil membuat seisi mansion kalang kabut mempersiapkan penyambutan untuk mereka. Para pelayan dan orang-orang di mansion mengira bahwa orang yang kembali ke Duchy adalah tuan muda pertama mereka dan putranya.

Mengetahui bahwa tuan muda mereka yang kembali adalah Callan, tatapan penghuni mansion yang sebelumnya terlihat sumringah kini berubah. Terlebih, saat melihat salinan Callan yang dikatakan hidup bersama Callan selama ini.

Callian beberapa kali menggosok matanya, anggap saja ia kampungan, walaupun ia sering beranggapan bahwa keluarganya di bumi merupakan golongan konglomerat, saat Callian tiba di Duchy, khususnya mansion Sinclair, Callian tidak bisa berkata-kata.

'Keluargaku di bumi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ini.'

Tatapan Callian berhenti pada seorang pelayan yang berada dibelakang kakeknya. Pelayan itu memberinya tatapan tajam lalu dengan cepat, pelayan itu menunduk saat kedua matanya bertemu dengan mata biru Callian.

'Waw! Berani sekali pelayan itu.'

Sejak Callan memperkenalkan dirinya dan mengatakan bahwa ia hidup bersamanya, terpisah dari kembaran dan ibunya. Para pelayan di mansion ini memberinya tatapan yang berbeda. Tatapan seolah-olah tidak suka dan meremehkan.

'Seharusnya ayah membiarkanku meniru gerakan Callias. Lagipula tata kramanya mirip dengan yang aku pelajari di bumi.'

Callian menatap kakeknya dengan tatapan kagum. Ia sempat melihat status kakeknya.

|. Edward Sinclair .|
Duke Sinclair
|. Berkah : Aura .|

'Kakek dan ayah memiliki berkah yang sama. Apa mungkin berkah bisa diturunkan?'

Callian duduk dengan santai, ia duduk di samping ayahnya sementara Camelia dan Callias duduk dihadapannya.

"Kau sudah memiliki anak, dan itu kembar? Hah! Dasar anak nakal!" Duke Sinclair memijat pelipisnya. Dia pikir kenakalan Callan yang paling parah adalah meninggalkan Duchy dengan istrinya.

Callan mengangguk mengiyakan sambil menyilangkan kaki di samping Callian.

"Selain memisahkan anak kembarmu, kau juga tinggal terpisah dengan istrimu? Lalu untuk apa kau meninggalkan Duchy jika kau dan Camelia tidak tinggal bersama?"

"Aku melakukannya agar tidak ditemukan olehmu, ayah." Callan meraih piring kecil berisi kudapan lalu menyerahkannya pada Callian. Ia juga menyodorkan piring lain pada Callias.

Camelia meminum tehnya dengan anggun. Setelah ia menyimpan cangkir teh, ia tersenyum menatap ayah mertuanya. "Itu benar ayah, selain itu, kami juga menikmati kehidupan sebagai rakyat biasa."

Duke Sinclair mencoba memahami pemikiran anak dan menantunya. Ia tidak mengerti, mengapa mereka yang terlahir sebagai bangsawan malah ingin menikmati hidup sebagai rakyat biasa?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Am I a Noble?Where stories live. Discover now