4. Kuil

1.7K 313 2
                                    

Vote dulu sebelum baca

###

Hari berikutnya.

Callian menggosok pelan matanya dengan kedua tangan. Disamping kanannya, ia dapat melihat pemandangan kota lewat jendela penginapan di lantai ketiga guild petualang. Kemarin, setelah ia berbincang dengan Lina, Arion mengurungkan niatnya untuk kembali ke desa dan memilih untuk tidur di penginapan karena hari sudah malam.

'Sesering apapun aku melihatnya, semua ini nyata. Aku benar-benar berada di dunia lain.'

"Callian, ayo bersiap. Jangan lupa untuk menggosok gigimu, setelah itu kita sarapan lalu kembali ke rumah." Arion meletakkan nampan berisi roti dan semangkuk sup di atas meja kecil dekat tempat tidur Callian. Tujuannya datang ke guild adalah untuk menyerahkan surat pengunduran diri.

Setelah melihat perubahan putranya, Arion ingin terus bersama Callian untuk melihat pertumbuhannya secara langsung. Di masa lalu, Callian kecil begitu pendiam dan penurut. Ia mengerti apa yang dikatakan oleh Arion. Sementara itu, sebagai seseorang yang baru pertama kali mengurus seorang anak, Arion tidak merasa ada yang salah dengan putranya. Sejenak, Arion merasa menyesal karena ia menjadi petualang sejak Callian kecil.

"Ayah, aku masih mengantuk. Tidak bisakah aku tidur lebih lama lagi?" Callian berniat untuk kembali menutup matanya. Perjalanannya di kota benar-benar menguras tenaganya. Walaupun orang-orang mengatakan bahwa tubuh seorang anak tidak pernah kehabisan tenaga, tubuh Callian kali ini sepertinya mendapat pengecualian, ia benar-benar merasa lelah sekarang.

"Apa kau baik-baik saja?" Arion menyentuh kening Callian dengan punggung tangannya. Ia bernapas lega setelah merasakan suhu normal di tubuh putranya.

"Ya, tapi aku malas."

"Sayang sekali, aku berniat mengajakmu pergi ke tempat yang biasa dikunjungi disini. Jika itu mau mu, kita bisa beristirahat lalu kembali ke rumah besok."

Mendengar perkataan Arion, Callian segera membuka matanya lalu turun dari tempat tidur kemudian memasuki kamar mandi.

Callian menggosok giginya, mencuci muka lalu berganti pakaian. Ia terlalu malas untuk mandi. Selain itu, airnya terasa lebih dingin dari biasanya.

"Ayah! Aku sudah selesai. Kemana kita akan pergi hari ini?" kali ini, Callian memakai kemeja putih berlengan panjang serta celana hitam yang selaras dengan kemejanya.

Arion tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Putranya benar-benar bersemangat.

"Mari sarapan terlebih dahulu. Ambil ini."

Callian menerima roti dan sup pemberian ayahnya lalu memakannya dengan tenang.

"Ayah, beritahu aku. Kemana kita akan pergi hari ini? Tempat apa itu? Ah, ayah! Dimana kita berada sekarang? Aku tidak tahu kota apa ini?" Callian menghujani Arion dengan beberapa pertanyaan saat mereka keluar dari penginapan.

"Hmm." Arion berpikir sejenak.

"Karena kita sudah di kota, akan lebih baik jika kita mengunjungi kuil."

Callian mengerutkan keningnya. "Mengapa harus kuil?"

'Apa mungkin ayah itu orang yang taat pada agama? Eh, tapi ini kuil kan? Salah satu tempat yang sering disebut dalam novel atau anime isekai!'

"Ayah, ayo kita ke kuil!" Callian menarik tangan Arion sebelum ayahnya menjawab pertanyaan yang sebelumnya ia ajukan. Tidak peduli apapun alasannya, Callian ingin segera melihat penampakan kuil di dunia ini.

***

Ibu kota Kekaisaran Solaria.

"Kau yakin kita akan pergi ke desa Uriga? Tempat itu bahkan tidak tertulis di peta kekaisaran."

Pria berbadan besar itu berdecak sebal.

Asta, wanita berambut hijau itu memejamkan matanya dan mengabaikan Hans yang terus berceloteh sejak tadi. Kerutan dikeningnya menandakan bahwa ia tengah menggunakan kemampuannya secara maksimal.

"Tutup mulutmu Hans bodoh! Asta harus menggunakan kemampuannya."

Derrick memukul bahu Hans dengan keras. Tangannya yang lain meraih kudapan di meja lalu memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Menurutmu, siapa yang akan kita temui nanti? Apa tuan muda pertama, atau tuan muda kedua?" Derrick menatap Asta yang kini membuka matanya.

Asta mengangkat kedua bahunya. "Keduanya memiliki mana yang sama dengan Duke Sinclair. Tuan muda pertama atau kedua, kuharap dia bisa bertanggung jawab dengan Duchy."

Mereka merupakan salah satu kelompok yang baru-baru ini mendapat kepercayaan dari Duke karena salah satu anggotanya memiliki kemampuan untuk melacak seseorang dengan mana miliknya.

Duke Sinclair, Duke yang mereka layani saat ini memiliki dua orang putra yang sama-sama sudah berkeluarga. Duke Sinclair bahkan memiliki cucu dari salah satu putranya. Sayangnya, kedua putranya sama-sama menghilang. Tepatnya, mereka kabur meninggalkan Duchy.

"Kita benar-benar akan pergi ke desa Uriga?" Hans kembali bertanya untuk memastikan.

"Tidak, kita akan pergi ke kota yang dekat dengan desa itu. Aku merasakan kehadiran yang sama seperti Duke di sana."

"Baiklah, ayo temui Duke agar kita bisa menggunakan portal teleportasi. Kuharap tuan muda yang kita temui nanti, bisa diajak berbicara."

Setelah berbicara sejenak, mereka bersiap lalu menemui Duke untuk meminta izin menggunakan portal teleportasi.

###

Am I a Noble?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang