3. Pasar-Guild

1.8K 345 1
                                    

Vote dulu sebelum baca

###

Pasar itu sungguh mengagumkan bagi Callian. Mereka melihat berbagai jenis pedagang, dari penjual baju hingga penjual makanan lezat. Bau rempah-rempah dan makanan yang harum mengisi udara, dan suara dagangan pedagang serta tawar-menawar pembeli memenuhi telinga Callian.

Mata Callian terpaku pada sebuah penjual yang menjual sesuatu yang begitu menarik. Penjual itu menjajakan berbagai buah dengan lapisan gula putih yang mengeras dan berkilau. Buah-buahan itu dipajang rapi di atas meja dengan tongkat di tengahnya, siap untuk dinikmati.

"Ah, ayah, lihat itu!" seru Callian sambil menunjuk ke arah penjual tanghulu. "Buah yang berkilauan itu terlihat enak. Bisakah aku mencobanya?"

Arion tersenyum dan mengangguk. "Tentu, Callian, kenapa tidak? Mari kita coba."

Mereka mendekati penjual buah itu lalu berbicara dengannya. Callian memilih dua buah apel berukuran sebesar kepalan tangannya, penjual itu dengan cekatan merendam apel tersebut dalam gula cair panas, sehingga gula segera mengeras membentuk lapisan tipis yang berkilau. Setelah selesai, ia memberikan apel itu kepada Callian.

Arion membayar penjual itu.

Callian memegang dua apel tersebut dengan penuh antusias. Gula putih yang mengkilap itu membuatnya terlihat seperti apel ajaib. Ia menggigitnya, dan saat giginya merobek lapisan gula, rasanya sangat manis dan segar. Callian tersenyum dan berkata, "Terimakasih paman, ini enak sekali, ayah! Cobalah."

Callian menyodorkan satu apel yang masih utuh pada Arion.

Arion melihat apel tersebut dengan sedikit bingung. Ia sebenarnya tidak terlalu suka dengan makanan yang terlalu manis, tetapi melihat ekspresi bahagia Callian, ia tidak bisa menolak.

Dengan sedikit rasa ragu, Arion mencoba menggigit apel itu. Ia merasakan manisnya gula yang menutupi apel tersebut, dia berusaha menjaga senyumnya agar tidak mengecewakan Callian.

'Terlalu manis. Saat bertemu healer nanti, aku juga harus memeriksa gigi Callian.'

Sementara Arion mencoba apel sambil berpikir, Callian memperhatikannya dengan penuh harap.

"Ayah, apa rasanya?" tanya Callian dengan semangat.

Arion terlihat bimbang namun pada akhirnya ia memutuskan untuk berkata jujur. "Terlalu manis, aku tidak begitu menyukainya."

Arion berharap Callian tidak kecewa dengan perkataannya.

"Benarkah? Apa itu artinya kita bisa mencoba yang lain?" Callian tampak tidak kecewa dengan reaksi Ayahnya, lagipula tidak semua orang memiliki selera yang sama.

"Baiklah, ayo."

Keduanya terus mengunjungi setiap stand penjual dan membeli setiap makanan yang dijual.

Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di pasar hanya untuk membeli setiap makanan, Callian merasa puas.

"Ayah ini menyenangkan! Apa kita bisa kembali lagi ke tempat ini?"

"Tentu saja Callian, sekarang kita akan pergi ke kota. Bukankah kau ingin melihat guild petualang?" Arion membuat dirinya sejajar dengan Callian.

Seakan diingatkan, Callian menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Itu benar! Kita akan pergi ke guild petualang tempat ayah bekerja. Ayo kita kesana ayah!"

"Ayo pergi."

Arion membawa Callian menuju tempat untuk menyewa kereta kuda, keduanya naik ke kereta kuda yang mengantarkan mereka menuju kota yang menjadi tujuan mereka. Selama perjalanan, Callian masih terlihat sangat bersemangat dan penasaran dengan segala hal yang ia lihat di sepanjang jalan.

Am I a Noble?Where stories live. Discover now