15

47 4 0
                                    

Aku berharap bintang yang berhamburan itu, jatuh menghancurkan dunia ini. Menghancurkan siklus yang menjadikan hidupku sebagai kutukan.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Nama ku adalah Adelian frans Lovalace. Aku lahir di San Francisco, California. Saat umur ku 12 tahun, orang tua ku memutuskan untuk pindah ke New York karena urusan bisnis. Di tempat ini suasana dan kultur nya sangat modern dan lumayan brisik, seperti kota sibuk lainnya.

"Lyly... Ayah sudah mendaftarkan mu di Primary school, pergilah bersama ibu membeli seragam dan alat tulis!" Ucap sang ayah, dan Adelian mengangguk antusias.

"Siap! Ayah!" Jawab Adelian sembari memberikan hormat.

Lucky frans Lovalace, sang ayah. Hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum dengan lembut melihat tingkah menggemaskan putri nya.

Waktu menunjukkan sudah menjelang sore, akhirnya barang sudah selesai di bereskan. "Lyly...! Cepat bersiap! Kita akan ke mall sekarang!!"

"Ay ay mom!!" Ucap Lyly dengan penuh semangat.

Mereka hendak pergi dengan angkutan umum Txi yang merupakan sebuah angkutan umum yang mirip GrabCar pada zaman modern. Saat hendak menaiki mobil, pandangan Lyly tanpa sengaja bersitatap dengan seseorang bocah yang terlihat sangat kumal terduduk di teras rumah yang tampak sangat tua. Agak sedikit menakutkan namun terlihat kasihan, tapi karena waktu Lyly tidak memiliki banyak waktu memperhatikan bocah itu dia akhirnya memutuskan untuk lanjut menaiki mobil.

"Kenapa kau melamun tadi, nak? Apa yang kau lihat?"

"Hehe gak ada kok. Oh iya bun, rumah yang di pinggir kita itu punya siapa? Apa mereka orang yang gak berpunya?"

"Lhoh, setau ibu kata pemilik rumah kita sebelum nya. Rumah yang di pinggir itu rumah kosong sudah sejak lama. Ayah mu bahkan berniat untuk membeli rumah itu supaya ibu bekerja tak perlu jauh jika punya gedung sendiri."

"Terus anak kumal yang bermata hijau tadi itu siapa yah bun? Apa dia pengemis yang menjadikan rumah itu tempat tinggal nya?"

"Entahlah ibu tidak tau. Biar nanti ayah mu aja yang urus."

Supir Txi yang sedari terdiam tiba-tiba nimbrung pembicaraan setelah mendengar tentang bocah kumal bermata hijau itu. "Lhoh non, anda melihat bocah itu?"

"Iya paman, apa paman tau siapa bocah itu?"

"Iya, semua di kota ini tau siapa bocah itu. Dan untuk nyonya sepertinya urungkan saja niat membeli bangunan itu. Bahkan sebaiknya nyonya segera pindah dari rumah nyonya."

"Memang nya kenapa dengan rumah saya dan memang siapa juga bocah itu?"

"Karena seperti nya nyonya penduduk baru. Saya akan ceritakan."

Zaman dulu sekali, ada ilmuan gila yang melakukan percobaan pada manusia. Sebuah percobaan menggunakan pertukaran gen. Mereka melakukan itu dengan tujuan untuk mencari tahu apa seseorang dapat bertukar identitas jika gen nya di tukar.

Percobaan itu di lakukan hingga bertahun-tahun lamanya. Bahkan ketika Professor itu meninggal-pun anaknya tetap melanjutkan percobaan itu meskipun terus menerus gagal.

Hingga akhirnya sampai pada percobaan yang di lakukan tuan James terhadap putranya sendiri. Mereka mengotak-atik gen yang dimiliki putranya, dan benar saja percobaan itu berhasil. Sayangnya ternyata nyonya James yang tahu hal itu marah besar hingga menggugat tuan James untuk bercerai.

"Terus sekarang dimana nyonya James dan tuan James? Lalu siapa bocah itu? Apa hubungannya dengan nyonya James?"

Mereka berdua adalah bangsawan dan juga orang berpengaruh, melakukan perceraian diatas semua itu menjadi hal tabu. Hingga akhirnya banyak musuh yang mempengaruhi keduanya untuk melakukan perselingkuhan agar perceraian dapat cepat di lakukan.

Ternyata cara itu berhasil, mereka berdua bercerai saat itu. Sayangnya setelah mereka bercerai mereka berdua terlibat kecelakaan beruntun sampai akhirnya meninggal dunia. Meninggalkan anak mereka seorang diri dengan tubuhnya yang sudah menjadi lain.

"Kasiannya anak itu, kenapa pemerintah tidak mengurus nya?"

"Bukannya tidak ada yang mau ngurus, tapi setiap bocah itu di tolong entah itu oleh pemerintah atau lembaga lainnya. Bocah itu selalu kembali ke rumah itu dengan sendirinya, seberapa jauhpun dia do tempatkan."

"Benarkah?!"

"Benar nyonya, dan rumornya bocah itu sering sekali mengamuk dan keluar di malam hari untuk melukai warga sekitar. Makanya anda dan keluarga anda harus segera pindah nyonya, sebelum terlambat."

"Terimakasih untuk sarannya pak, mungkin  saya akan membicarakan dengan suami saya."

"Dan saya ingatkan lagi, jangan terlalu penasaran atau anda akan menyesal."

Lyly dan nyonya Lovalace mengangguk mengiyakan. Akhirnya mobil Txi itu melaju dengan kecepatan yang seharusnya, berjalan menyusuri jalanan yang di penuhi hiruk-pikuk kendaraan dan bangunan-bangunan yang cukup mewah pada zaman itu.

Waktu sudah menunjukka pukul delapan malam. Acara belanja telah selesai di lakukan, karena kelelahan setelah berkeliling di seluruh mall yang luas akhirnya nyonya Lovalace dan Lyly memutuskan untuk beristirahat di sebuah kedai sederhana yang ada di sekitaran mall itu.

"Bun... "

"Hemmh??"

"Apa ibu akan menuruti perkataan supir Txi itu?"

"Entahlah ibu juga tidak tau. Seperti yang ibu katakan tadi, ibu akan membicarakan nya terlebih dahulu dengan ayahmu."

Lyly tampak berfikir dalam.

"Menurut ibu, apa bocah itu beneran berbahaya?"

"Lyly ingin jawaban seperti apa?"

"Memang nya ibu punya jawaban berbeda?"

"Tentu, karena kita kan makhluk yanng bahkan dalam fikiran satu orang sekalipun memiliki beragam jawaban dan pemikiran."

Lyly mengangguk. "Sepertinya Lyly menginginkan semua jawaban yang ibu punya." Ucap nya sembari tersenyum cengengesan.

"Hemmh... Jika ibu mengikuti hati nurani dan kemanusiaan, ibu fikir semua rumor itu di buat-buat oleh seseorang dan anak itu menjadi korban. Tapi jika ibu mengikuti insting protective orang tua, ibu akan mempercayai sopir Txi itu dan meminta ayah mu untuk segera pindah."

"Jadi... Apa yang ibu lakukan?"

Nyonya Lovalace tersenyum. "Jika ibu balikan pertanyaan itu, apa yang akan kau lakukan?"

"Entahlah bu, tapi yang pasti aku merasa kasihan dengan anak itu. Dia kehilangan segalanya, bahkan di takuti warga juga. Bagaimana jika kita coba datangi rumah itu bersama ayah sekalian bawa seorang Psikolog. Siapa tau kan psikologis anak itu terganggu?"

"Fftpppt... Kau memang putri kami yang paling manis." Ucap nyonya Lovalace. "Baiklah karena itu pemikiran putri ku, maka ibu ini akan melakukan nya dengan segera." Lanjut nya dengan senyuman.

Seperti janji sang ibu, keluarga Lovalace akhirnya memutuskan untuk mencoba mencari tau tentang rumah dan bocah misterius itu.

"Sstsst... Jangan berisik!" Titah sang ayah sembari terus mengendap-endap masuk ke rumah aneh itu.

Tiba-tiba terdengar suara barang jatuh dari kejauhan. Tuan Lovalace yang merasakan perasaan tidak nyaman langsung memfokuskan untuk mencari tau asal suara itu dengan hati-hati.

"Siapa kalian?!!!!" Teriak seseorang.

Duarrrrrr!!!! Suara ledakan tiba-tiba terdengar sangat keras.

"Shittt!! Kenapa mereka menyerang saat ada tikus yang masuk kemari."

**✿❀Bersambung❀✿**

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝑨𝒍𝒇𝒂𝒓𝒊𝒛𝒆𝒍 Where stories live. Discover now