Kunjungan

36 7 0
                                    

Di rumah Jendral Tang Zhou....

Di lorong rumah besar itu, terlihat seorang pria yang sedang berjalan ke arah kamar Jendral Tang Zhou dengan sebuah gulungan kertas di tangan kanannya.

"Salam, jendral." Pria itu memberikan salam usai membuka pintu kamar.

Orang yang disebut jendral tersebut langsung menoleh saat mendengar suara salah satu orang kepercayaannya. Ia menaruh sebuah buku di atas meja, lalu mengisyaratkan pria itu untuk masuk.

"Hamba membawakan surat dari perguruan bela diri. Mohon jendral menerimanya," ujarnya sopan. Kemudian menyerahkan surat itu.

Jendral Tang Zhou membuka gulungan kertas itu. Ia membaca seluruh isi surat tersebut dalam beberapa menit, kemudian mengambil satu kertas kosong dan menuliskan balasan,

'Feng'er, kau sungguh tidak sabaran. Bersabarlah sebentar, kakek masih mengatur strategi, tunggulah beberapa bulan lagi sampai kakek memanggilmu.'

Jendral Tang Zhou...

Setelah menuliskan balasan, ia menggulung kertas itu, lalu memberikannya pada orang kepercayaannya.

"Kirim kembali surat ini pastikan dia menerimanya," ucap Jendral Tang Zhou memberikan gulungan kertas. Pria itu menerima dan sedikit membungkuk sebelum pergi dari kamar.

Pria tua itu menyenderkan tubuhnya pada kursi, seraya melipat kedua tangannya di dada dengan kaki menyilang. Ia menghela nafas berat, kemudian memejamkan matanya.

"Aku harap Jang Anmi berhasil menjalankan misinya. Feng'er nampaknya sudah tidak sabar untuk membalaskan kematian ibunya," gumamnya.

"Maafkan jendral ini, Yang Mulia,"

~~~~~~~

Di halaman belakang kediaman, terlihat Han Xi Fang sedang duduk di atas rumput beralaskan tikar bersama dengan Han Xia Ming dan Han Liang Wu yang baru-baru ini mengunjunginya. Sedangkan Xiao Ran tampak berdiri di belakang putri dan pangeran itu. Jika biasanya dia akan duduk di samping Han Xi Fang untuk menemaninya, namun, kali ini berbeda.

"Bagaimana kabarmu, Kak? Apa Kakak baik-baik saja?" Tanya Han Xia Ming perhatian.

Gadis berusia 15 tahun itu memang dikenal lebih menyayangi Han Xi Fang dibandingkan dengan Han Xiao Yan. Karena kakak ke-2 nya itu sering mengejek kakak kesayangannya.

Pria tampan itu tersenyum tipis saat mendengar pertanyaan adiknya mengenai dirinya.

"En, aku baik-baik saja. Bagaimana dengan kalian? Apa di sana menyenangkan?" Tanyanya kembali. Mendengar pertanyaan itu, membuat Han Liang Wu mendengus kesal.

"Menyenangkan dari mananya? Di sana aku bahkan tidak bisa tidur dengan benar!" Gerutu Han Liang Wu, kemudian melahap satu potong kue manis yang ia bawa untuk kakaknya.

Melihat hal itu, lantas Han Xia Ming mencubit lengan adiknya yang dengan lancar melahap kue untuk kakak mereka.

"Jangan menghabiskannya! Kakak bahkan belum makan satupun!" Tegur gadis cantik itu. Ia mengambil sepotong dan mengarahkannya ke mulut Han Xi Fang, bermaksud menyuapinya.

"Buka mulutmu, Kak," ucapnya dengan lembut.

Pria itu membuka mulutnya dan mengunyah kue manis yang terasa enak. Belum pernah ia merasakan makanan seenak ini.

Painful Darkness Until The End Of LifeWhere stories live. Discover now