Rencana

35 6 0
                                    

Mata gadis itu membulat sempurna saat melihat ada sosok menggunakan jubah bertudung hitam sedang membekap junjungannya.

"Apa yang kau lakukan?!!" Xiao Ran berteriak, tangannya mengambil sebuah vas bunga di atas meja, bersiap melemparkan ke arah orang itu.

Nan Zhi tersentak kaget, dia membuang asal sapu tangan miliknya dan berlari keluar.

PRANG!!

Vas bunga tersebut pecah berkeping-keping setelah berhasil mengenai punggung Nan Zhi, akan tetapi dia tetap berlari.

Xiao Ran menatap nyalang kepergian sosok itu, kemudian dia tersadar akan junjungannya.

"Xi Fang,"

Gadis itu memeriksa kondisi junjungannya. Ia menemukan Han Xi Fang sudah tak sadarkan diri, hal tersebut disadarinya saat tidak berhasil membuat Han Xi Fang terbangun.

Ia mengambil lentera, mengarahkannya ke seluruh lantai hingga tampak sebuah sapu tangan berwarna hitam di lantai. Dengan rasa penasaran ia mengambil dan menatapnya dengan teliti.

"Obat bius," ujar Xiao Ran pelan setelah sedikit mengendus kain yang sedikit basah tersebut.

Perhatiannya teralihkan lagi, Xiao Ran memegang dahi Han Xi Fang untuk memastikan demamnya sudah turun.

"Masih panas. Aku harus segera menyelidiki orang-orang licik itu, sebelum mereka benar-benar menghabisi nyawa Yang Mulia," gumam Xiao Ran.

Malam ini Xiao Ran sangat mengawasi keadaan sekitar, jika ada suara apapun itu, dia akan keluar dan memeriksanya.

~~~~~~

Berbulan-bulan lamanya, semuanya berjalan dengan baik.

Di tengah keramaian pasar di Ibu Kota Kekaisaran Han, terlihat seorang pria tampan sedang berjalan-jalan. Pakaiannya pun terkesan mewah, dapat dilihat dari seberapa rumit motif pada hanfu nya yang berwarna biru tua berpadu hitam dan emas di bagian pergelangan hanfu, kerah, serta bagian bawah. Dialah Han Feng Juan.

Dia juga mengenakan topi bertudung lebar dengan penutup kain hitam cukup transparan yang menutupi keseluruhan wajahnya sampai pundak.

Hingga langkah Han Feng Juan berhenti di salah satu toko senjata yang terlihat ramai dikunjungi kemudian masuk ke dalam. Dia mengambil salah satu belati kecil, lalu memeriksa ketajaman dan kualitasnya dengan teliti. Hal itu disaksikan oleh salah satu pekerja di sana.

"Tuan, belati itu hanya tersedia dalam jumlah yang sedikit setiap tahunnya, Jika Anda membeli, saya menjamin Anda tidak akan kecewa," ujar lelaki yang memang bertugas untuk meyakinkan para pembeli dengan segala macam rayuan.

Pria itu menoleh pada lelaki di sampingnya.

"Berapa uang yang harus Benwang keluarkan?" Tanyanya.

Mendengar bahwa orang di hadapannya menggunakan kata 'Benwang' membuat lelaki itu sedikit terkejut. Ia berfikir jika pria misterius ini pastilah dari keluarga bangsawan kekaisaran.

"Hanya dengan 100 koin emas, Anda bisa memilikinya, tuan," jawabnya dengan nada yang lebih sopan. Untuk berjaga-jaga jika pria di hadapannya benar-benar seorang bangsawan.

Pria tersebut tersenyum smirik di balik tudungnya. Dia menyerahkan belati itu kepada pekerja toko di sampingnya.

"Sayang sekali Benwang tidak membawa cukup uang. Begini saja, antarkan belati ini ke istana, katakan jika Pangeran Pertama Han Xi Fang yang memesannya," ucap Han Feng Juan yang mengaku sebagai Han Xi Fang.

Saat perkataan itu jatuh. Sontak pekerja toko itu bersujud di lantai. Ia benar-benar tidak menyangka orang di hadapannya ini adalah pangeran pertama, yang setelah sekian lama baru kembali usai menempuh pendidikan di perguruan selama belasan tahun.

"Ya-yang Mulia, ampuni hamba yang tidak mengenali Yang Mulia," ucapnya memohon pengampunan. Meskipun secara logika memang sah-sah saja jika orang-orang tidak bisa mengenalinya dari balik tudung. Ditambah, wajahnya yang memang tidak pernah terlihat, dan sejauh ini rakyat kekaisaran hanya mengetahui nama dari pangeran pertama.

Han Feng Juan lagi-lagi bersmirik di balik tudungnya. Ia tidak menyangka jika rencananya akan semudah ini.

"Tidak masalah, Benwang akan melanjutkan perjalanan terlebih dahulu." Pria tampan itu melangkah menuju pintu, namun, ketika tangannya hendak membuka pintu, suara pekerja toko tadi menghentikannya.

"Tunggu Yang Mulia!" Lelaki itu berjalan mendekat dan berhenti di belakang Han Feng Juan.

"Apakah Yang Mulia hanya datang sendirian?" Tanyanya takut-takut.

"En,"

"Mengapa Yang Mulia tidak membawa serta para prajurit untuk mengawal? Itu sangat berbahaya," imbuhnya.

Mendengar pertanyaan itu tak membuat Han Feng Juan gelagapan, ia menjawab dengan tenang,

"Benwang tidak memerlukan mereka. Apa kau ingin bertanya lebih banyak lagi?" Tanya Han Feng Juan tanpa berbalik.

Lelaki itu menggeleng cepat sambil menunduk. Ada rasa tidak enak saat dirinya telah lancang bertanya hal yang tidak seharusnya dia tanyakan pada pangeran pertama.

"T-tidak, Yang Mulia, semoga perjalanan Anda menyenangkan," ucap lelaki itu seraya menunduk hormat.

Han Feng Juan keluar dari toko senjata itu, ia memutuskan untuk pergi ke rumah kakeknya terlebih dahulu sebelum benar-benar menjalankan misi utama. Karena tadi itu baru permulaan.

Ya, ia tahu jika pangeran pertama dari Permaisuri Xin Jiawei tidak bisa melihat. Dan beruntungnya, kaisar melakukan hal konyol dengan menyembunyikan putranya yang aib itu. Pangeran yang sangat memalukan, pikirnya.

Berdasarkan secara keseluruhan informasi yang telah ia dapatkan selama ini, ia mengetahui jika anak-anak dari kaisar memanglah memiliki sifat arogan yang sangat parah. Ya, kecuali Han Xi Fang, yang memang tidak banyak tingkah dan cenderung orang yang irit bicara. Bukankah dia memang seharusnya bersikap seperti itu?

Sifat kedua pangeran dan satu putri itu tak jauh dari sifat ibunya. Cih, mereka semua adalah orang-orang munafik.

Dirinya mungkin 'sedikit' berfikir, jika pria itu memiliki nasib yang buruk, meskipun ia tidak sepenuhnya merasa kasihan. Karena mungkin itu adalah karma dari perbuatan seseorang di masa lalu, dia sangat pantas menerimanya.

Pria itu diperlakukan tidak adil, serta kerap hanya dianggap sebagai 'orang biasa' yang beruntung terlahir dari keluarga kekaisaran. Takdirnya sangat malang, kan?

"Sudah cukup bersenang-senang nya, sekarang giliranku yang  menggulingkan kalian dari tahta itu," batin Han Feng Juan.

"Aku kembali.."

Painful Darkness Until The End Of LifeOnde histórias criam vida. Descubra agora