Fakta masa lalu

24 5 0
                                    

Percaya diri itu perlu, bukan? Dilihat dari sudut manapun, wajahnya tetap tampan. Gadis mana yang berani menolaknya? Oh, jelas. Tidak ada.

Ah, kecantikan benar-benar membuatnya hampir gila.

Han Feng Juan berhenti berhayal. Kini matanya sedang fokus melihat sekeliling yang mulai berubah menjadi hutan lebat di sisi kanan dan kiri. Dalam sekali pandang, ia sudah dapat menyimpulkan kalau jalanan ini sangat jarang digunakan oleh masyarakat, kecuali mereka ingin mempersingkat waktu. Ya, memang, pemandangan di sini tidak menarik dan terkesan menakutkan. Namun, ia sekaligus merasa familiar di hutan ini.

Hingga ia salah fokus pada papan nama jalan yang terpasang di salah satu batang pohon besar. Nama jalan yang aneh menurutnya.

'Roh Wanita Han'

Melihat papan nama jalan yang mulai menjauh seiring dengan pergerakan gerobak. Entah mengapa Han Feng Juan merasakan rasa penasaran yang menggebu-gebu di dalam dadanya.

"Maaf, bisakah saya bertanya?" Tanyanya pada pemuda yang mengendalikan kuda di depan.

Dia menengok sebentar ke belakang, kemudian mengangguk sambil tersenyum.

"Silahkan, tuan,"

Ragu-ragu ia bertanya. Tak perduli jika pemuda itu menganggapnya aneh karena menanyakan sebuah nama jalan.

"Papan nama itu, yang baru saja kita lewati. Mengapa jalan sepi seperti ini dinamai Roh Wanita Han?" Lega rasanya saat ia berhasil mengeluarkan pertanyaan itu dari mulutnya.

"Sepertinya tuan bukan berasal dari daerah sini," ucap pemuda tersebut.

"Benar. Saya baru saja datang ke tempat ini untuk mencari pekerjaan di istana," balasnya, yang kemudian diangguki oleh pemuda itu.

"Dulu, sebuah kejadian terjadi di hutan ini. Kejadian yang membuat seluruh kekaisaran berduka,"

Han Feng Juan menyimak dengan serius.

"Permaisuri dan pangeran pertama dinyatakan meninggal dunia di hutan sekitar jalan ini. Kabarnya, ia beserta rombongannya diserang sekelompok bandit sewaktu menuju ke rumah orangtuanya. Seluruh barang-barang bawaan, dan perhiasan dirampok. Bahkan, semua prajurit dan pengawal yang ditugaskan untuk mengiringi, juga dihabisi secara kejam,"

Han Feng Juan mengerutkan keningnya terkejut. Jadi, di hutan inilah mereka melenyapkan ibunya.

"Permaisuri? Apakah putri dari Jendral Tang Zhou? Tang Jia Ning?" Tanyanya memastikan. Dan tanpa disangka mendapatkan anggukan dari pemuda itu.

"En. Tapi ada satu kejanggalan serta rumor yang beredar, yang sampai saat ini kematian permaisuri masih belum bisa dipecahkan secara keseluruhan," sambungnya kemudian.

"Apa isi rumor dan kejanggalan itu?" Tanya Han Feng Juan.

"Banyak kejanggalan. Orang-orang berpendapat bahwa tidak mungkin para bandit memiliki cukup keberanian untuk menyerang anggota keluarga kekaisaran dengan banyak sekali penjagaan di sekelilingnya, apalagi hanya dengan alasan merampok. Itu tidak mungkin,"

"Sebab, hukum pada saat itu sangatlah ketat, karena Kaisar Han yang sekarang baru saja naik tahta selama beberapa bulan waktu itu. Jadi masih menggunakan peraturan dari kaisar terdahulu yang memang terkenal sangatlah tegas dan lebih dominan kejam pada masa pemerintahannya. Dan satu lagi, jenis bandit dan perampok macam apa yang sanggup menghabisi puluhan prajurit istana yang terlatih?" Dia bertanya. Sepertinya terbawa suasana, juga kembali dibuat berfikir akan kejadian lama itu.

Mendengar penjelasan dan informasi penting yang diberikan, membuat ia semakin penasaran dengan kejadian yang terjadi di luar istana, serta opini rakyat.

"Lalu, apa rumornya?"

"Ini adalah bagian paling penting. Rakyat berfikir jika kematian permaisuri bukanlah semata-mata hanya karena para bandit. Melainkan ada intrik istana yang juga bermain. Ditambah lagi, mereka juga turut menghabisi nyawa pangeran pertama yang kelak akan menjadi Putra Mahkota Kekaisaran Han,"

"Tidak. Aku masih hidup," batin Han Feng Juan. Ia menatap nanar punggung pemuda yang duduk membelakanginya tersebut.

"Jika mereka hanya datang untuk merampok, lantas mengapa harus menghabisi nyawa? Berapa sebenarnya jumlah mereka sehingga berhasil mengalahkan puluhan prajurit dan pengawal terlatih, serta menembus penjagaan terhadap Yang Mulia? Jika bukan pembunuh bayaran hebat dengan jumlah besar yang dikirim secara sengaja untuk membunuh kandidat penting setelah kaisar. Dan lebih parahnya lagi memakai dugaan perampokan. Orang bodoh mana yang akan mempercayai hal itu?"

Nada emosi terdengar jelas dalam nada bicaranya. Sedangkan Han Feng Juan semakin dibuat berfikir dengan setiap susunan kejadian yang ia dapatkan.

"Mmm.. apa kaisar sudah menangkap mereka semua?" Ia kembali bertanya. Sungguh dirinya sangat penasaran.

"Tidak semuanya. Pihak istana hanya berhasil menangkap salah satu diantara mereka. Kaisar juga sudah mendapatkan beberapa bukti identitasnya. Dan benar, yang menyerang permaisuri bukanlah bandit, melainkan pembunuh bayaran. Para rakyat begitu antusias menyebarkan dari mulut ke mulut kala mendengar berita itu, serta semakin dibuat bertanya-tanya tentang siapa otak di balik penyerangan,"

Ya, memang benar. Siapa yang tidak mengetahui Permaisuri Han yang cantik dan rendah hati? Wanita paling baik dari yang terbaik pada masanya, membuat mendiang sangat dicintai rakyat kekaisaran dan tidak terima begitu saja jika permaisuri mereka mati dengan kejanggalan. Wanita berfikiran luas serta bijaksana, tutur kata lembut tapi tegas, juga mudah akrab pada seseorang.

"Tapi meskipun begitu, pembunuh bayaran itu tetap tidak mau mengakui siapa bos mereka dan bersikeras menutup mulut. Sampai kaisar dibuat amat murka karena kegigihannya, sehingga nyaris memenggal kepalanya dalam balutan amarah di ruang sidang,"

Ia masih memacu kudanya melewati jalanan berbatu dan rumput yang tumbuh liar karena jarang dilewati.

"Untung saja para menteri yang hadir saat itu segera menahan kaisar ketika pedangnya yang agung sudah hampir menyentuh tubuh pembunuh itu. Namun, kaisar tak ingin melihat pembunuh istrinya tetap bernafas dengan tenang. Yang Mulia menjatuhkan hukuman yang begitu berat, hingga membuatnya nyaris mati. Bahkan disaat banyak darah mengalir di sekujur tubuhnya, dia tetap tidak mau berkata jujur. Kemudian diputuskan jika dia akan dipenjara seumur hidup, sampai mulut itu mengatakan semuanya,"

"Karena itulah kaisar memberi nama jalan ini seperti di papan itu. Dan orang-orang percaya, setiap malam bulan purnama, hari dimana terbunuhnya permaisuri beserta putranya, maka akan terdengar suara rintihan wanita dan tangisan bayi,"

Mitos atau bualan para rakyat? Mana ada hal seperti itu, lucu sekali.

"Biarpun pihak istana tidak pernah menemukan mayat pangeran pertama yang pada saat itu baru berusia lima bulan, membuat mereka menyimpulkan jika pangeran telah dimakan binatang buas. Menjadikan alasan orang-orang takut untuk melewati jalan ini. Kisah pilu berbalut misteri ini seolah sudah menjadi cerita turun-temurun. Aku mendengarnya dari kakekku," ujarnya, sekaligus mengakhiri kisahnya.

Usai mendengarkan penuturannya, pria tampan itu mengangguk mengerti. Namun, ia merasa sedikit geli dengan mitos itu. Tangisan bayi? Dimakan binatang buas? Itu hanyalah takhayul, jelas dirinya masih hidup dan duduk di sini.

"Ah, iya, rumor bahwa terdapat intrik istana di balik kematian permaisuri dan putranya. Apa kaisar sudah mendengarnya? Apakah kaisar melakukan penyelidikan terhadap orang-orang dan pejabat istana yang mungkin berkomplot?" Ah sial! Ia semakin penasaran. Mungkinkah dia akan curiga jika dirinya bertanya sebanyak ini? Seperti mata-mata saja.

Painful Darkness Until The End Of LifeWhere stories live. Discover now