Ke-PD an

28 5 0
                                    

"Fang'er. Aku kembali," kata Xiao Ran, sambil berjalan ke arah ranjang Han Xi Fang.

"Ran'er..." Lirih Han Xi Fang pelan.

Gadis itu duduk di tepi ranjang dan memeriksa suhu tubuh pria itu. Syukurlah, sudah tidak sepanas tadi. Ia kemudian mengambil wadah untuk mencampurkan bubuk.

"Jangan khawatir, aku ada di sini," ujarnya dengan suara lembut, akan tetapi hatinya jelas sakit mengetahui separah apa penyakit yang Han Xi Fang tutupi selama ini. Mungkin inilah yang dia takutkan, dia tidak ingin melihatnya menangis meratapi betapa malangnya tubuh pria itu.

Setelah selesai mencampur bubuk dengan air, Xiao Ran kemudian beralih untuk membuka lapisan hanfu Han Xi Fang satu per satu.

Tubuh Han Xi Fang meremang ketika merasakan dingin yang menusuk kulitnya. Ia juga bingung dengan sikap Xiao Ran yang membuka lapisan hanfu nya, namun ia tidak bisa berbicara terlalu banyak.

Xiao Ran terkejut saat melihat banyak bercak kebiruan di dada Han Xi Fang. Ia mendongak untuk menahan air matanya yang sudah siap keluar kapan saja, seraya berusaha mati-matian untuk tidak menangis di hadapan sang kekasih, meskipun sesak dan sakit sudah tak terbendung lagi di hatinya.

"Aku baru saja meminta obat ke rumah tabib. Kamu akan baik-baik saja," ujarnya. Ia mengoleskan obat bertekstur lembek itu di permukaan dada Han Xi Fang, dan juga perutnya. Sebenarnya Xiao Ran sedikit malu karena melihat tubuh gagah Han Xi Fang dan emm... beberapa kotak itu, ia sangat malu sekarang.

Han Xi Fang sendiri sudah tertidur lelap karena merasa nyaman dengan sensasi hangat di tubuhnya. Matanya terpejam dengan damai, sedikit memberikan kesan lega di wajahnya yang tirus dan kurus, menampilkan tulang pipi yang tampak menonjol.

Gadis itu tersenyum getir seraya menahan isak tangis di bibirnya. Tangannya menyibak sedikit rambut yang menutupi dahi Han Xi Fang. Ia menyentuh segaris bekas luka yang tidak akan pernah ia lupakan, luka yang dibuat pangeran kedua, awal keterpurukan yang dirasakan Han Xi Fang.

"Bertahanlah. Setidaknya untukku...." Batin Xiao Ran. Mengoleskan herbal di dahi Han Xi Fang secara merata, dan setelah selesai, ia segera mencuci tangannya kemudian kembali menyelimuti pria tampan itu agar dia tidak kedinginan.

Xiao Ran membelai rahang tegas Han Xi Fang dengan tatapan lembut.

Ia tahu Han Xi Fang tidak pernah ingin diperhatikan hanya atas dasar kasihan. Ia tahu betapa dia mendambakan sebuah keluarga yang penuh dengan kehangatan. Keinginannya sangat sederhana. Dia tidak meminta kekuasaan, harta maupun tahta, namun hanya sebuah cinta yang tulus. Apakah terasa begitu sulit?

"Aku mungkin tidak tahu seberapa gelap hidupmu selama ini. Tapi aku akan berusaha menjadi lentera di dalam hatimu dan tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi."

~~~~~~

"Serahkan barang-barang itu pada Benwang. Benwang sendiri yang akan memberikannya pada pangeran pertama." Suara Han Xiao Yan berubah tegas, disertai dengan tatapan mengintimidasi pada beberapa orang pengawal dan pelayan di hadapannya.

Mereka melirik satu sama lain, tanpa tahu harus menjawab seperti apa dan mengikuti siapa. Pasalnya, putri ketiga sendiri yang memberikan mereka kepercayaan untuk mengantarkan barang titipannya pada sang kakak, dan sekarang pangeran kedua sudah berdiri di sini.

"Mohon ampun, Yang Mulia. Tapi kami harus benar-benar mengantarkannya dengan selamat. Ini perintah putri ketiga," kata seorang pengawal di barisan depan dengan kepala menunduk.

Pemuda berhanfu biru berpadu hitam itu mengepalkan tangannya erat-erat. Ia menatap kesal pada satu per satu dari jejeran pelayan itu.

Painful Darkness Until The End Of LifeWhere stories live. Discover now