CHAPTER 17 ~ KAJIAN

62 11 19
                                    

Akhirnya Kajian pun segera dimulai Nafish dan juga Zidan mendapatkan posisi duduk yang nyaman yaitu tidak terlalu jauh daripada Syeikh yang sedang tausiah di depan dan Namra di barisan akhwat paling belakang dengan disekat tirai merah yang membatasi.

Seiring berjalannya waktu ketika Syeikh tausiah Nafish selalu mencatat poin-poin penting yang telah disampaikan di notebook yang telah Ia bawa notebook itu bertuliskan "By Allah, For Allah, From Allah, To Allah"

Notebook pemberian dari abinya sebelum ia berangkat untuk kuliah di Mesir itu yang menjadi pegangan untuk ia bisa semangat mencari ilmu di tempat mulia itu.

Zidan yang sedari tadi salah fokus melihat Nafish yang sedang menulis pun bertanya kepada Nafish.

"Eh fish, ente nggak nyatet di HP ente aja? kenapa mesti di buku sih?" Tanya Zidan dengan rasa penasarannya kepada Nafish.

"Ana emang sengaja nggak pernah catet di HP karena notebook ini tuh Legend banget nggak bakalan semua orang punya terus juga kalau nyatet di tempat kajian itu vibesnya beda kalau nyatet di HP kan memori di HP bisa hilang tapi memori di catatan buku itu nggak pernah bisa hilang sampai kapanpun kalau dijaga dengan baik"

"Ma syaa Allah, emang gitu yaa?"

"Iya Dan, sebenarnya sama aja mau nyatet di HP ataupun di buku yang penting kita bisa menyerap ilmu yang bermanfaat dari tempat ini daripada kita hanya datang duduk tapi nggak ada ilmu yang masuk ke dalam akal pikiran kita, simpelnya gini kalau misalkan niat kita baik buat datang ke kajian dan pengen nyari ilmu yang bermanfaat di sini ya kita gunain waktu itu dengan sebaik-baiknya karena sebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

"Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)

"Ma syaa Allah, pemikiran anak Kyai emang bener-bener beda banget sih. Yaudah berarti next kajian ana bakalan bawa buku sama kayak ente fish"

"Niatin lillah yaa Dann. Eh, Tapi kan ente juga bawa buku sekarang Dan? ente belum sempat balik ke asrama dulu kan?"

"Oh iya juga yaa Betul, maklumlah kadang-kadang suka lupa jadi anak"

"Nggak apa-apa lupa yang penting jangan sampai lupain Allah aja yaaa Dann"

"Ma syaa Allah"

Kajian pun telah usai pukul 20.30 (Waktu Mesir). Para mahasiswa dan mahasiswi yang mengikuti kajian tersebut mulai pergi menuju arah pintu keluar auditorium Al Azhar dengan berbekal pengetahuan yang mereka serap pada kajian hari itu.

Sementara Zidan masih belum tau apa yang perlu ia tulis di buku bindernya saat mengikuti kajian. Karena, Ia merasa sudah sangat cukup ia melihat catatan milik sahabatnya itu yaitu Nafish.

"Eh fish, Ana mau minjem buku ente dong yang ada tulisan bagus banget tadi apasih tulisannya? Beli di mana sih?"

"Oh yang tadi.. By Allah, For Allah, From Allah, To Allah.. nggak beli sih dikasih sama abi ana pas mau berangkat ke sini, Itu hadiah spesial khusus buat ana biar makin semangat cari ilmunya di sini"

"Ya Allah baik banget deh abi ente fish. Yaudah, ana boleh pinjam?"

"Nanti ana foto aja materinya ya Zidan, Soalnya Itu Limited Edition"

"Yaudah, Terserah ente aja fish yang penting ana dapat materi dari buku yang ente punya itu soalnya tadi ana mau nyatet itu nggak bisa soalnya ngantuk"

"Iya, nanti kalo udah sampe Apart ana fotoin kirim ke ente yaa Dann"

Takdir Cinta di Al Azhar Kairo (On Going)Where stories live. Discover now