15

288 29 0
                                    

Pelajaran pertama di kelas itu selesai dan setelah guru keluar, seperti biasa anak-anak pasti akan mulai berkumpul dengan geng mereka.

"Li...Li..."

"Hhmmm??"

Lia menoleh pada Yeji yang menepuk pelan lengannya sedangkan dia sibuk mengeluarkan buku mapel selanjutnya.

"Your boyfie..." Bisik Yeji jahil membuat Lia menoleh dan benar saja. Jeno yang sudah sah menjadi kekasihnya sebulan ini nampak tersenyum ke arahnya. Berpangku tangan siap melakukan kebiasaannya selama sebulan belakangan tanpa menghindar lagi.

Lia yang melihat itupun hanya bisa tersenyum menggeleng pelan lalu memposisikan duduknya supaya bisa membaca sembari sesekali menoleh pada Jeno. Permintaan Jeno sebenarnya katanya dia suka melihat wajah Lia yang serius dan dia pun jadi tak menganggu waktu belajar Lia.

"Bucin banget sih..." Cicit Jaemin yang membuat Haechan dan Renjun tertawa pelan melihat salah satu sahabat mereka itu.

"Jomblo diem...!" Gerutu Jeno tanpa memalingkan matanya dari Lia sedikitpun.

"Cckk...!! Punya pacar aja bangga!"

"Pacar dia bantu nilainya naik,jir. Ya bangga lah. Pacaran ada gunanya..." Ucap Haechan yang disetujui oleh Renjun.

"Doa'in..."

"Doa'in apa?"

"Langgeng..."

Ketiga sahabat Jeno itu mendesah heran dengan sifat bucinnya seorang Lee Jeno itu.

"Gue doa'in cinta Lo sama cintanya dia abadi di hati kalian masing-masing sampe kakek nenek!"


Tok...tok...tok...!!



"Maaf menganggu anak-anak..." Ucap seorang guru yang langsung masuk saja ke kelas itu dan menghampiri meja Lia membuat semua anak penasaran apa yang tengah guru itu katakan pada Lia karena sepertinya sangat serius sekali.

"Ada apaan?" Tanya Renjun tapi tentu saja tak mendapatkan jawaban dari siapapun sampai terlihat Lia dan Yeji sangat kaget dan Yeji bahkan merangkul sahabatnya yang mendadak menangis itu membuat Jeno panik seketika.

Terlihat Lia buru-buru merapikan bukunya dan membawa tasnya pergi tanpa menoleh sedikitpun membuat semua anak bertanya-tanya apa yang terjadi sampai saat Jeno hendak menyusul, guru mapel selanjutnya datang membuatnya gagal untuk kabur saat itu menyusul Lia. Hatinya tentu tak tenang sementara Yeji tak bisa dipanggil karena kebetulan yang mengajar adalah guru killer di sekolah.

"Kenapa Jen?" Tanya Jaemin juga penasaran pada Lia apalagi melihat Jeno yang mengirim pesan tapi tak di baca juga oleh Lia.

"Kayaknya ada yang gak beres. Lia... Pergi kemana kamu?"


























































11 tahun kemudian








Jeno POV






Hari itu, hari terakhir gue liat Lia. Dia gak Dateng lagi kesekolah, bahkan waktu gue cari ke rumahnya juga udah kosong. Lia ilang tanpa kabar. Nomornya gak aktif dan gak ada pesan apapun yang dia tinggalin buat gue.

Sakit hati, tentu. Gue sakit sampe tidur gue gak bisa nyenyak lagi selama beberapa bulan apalagi tiap inget dia. Yang gue tau dari Yeji, mamanya Lia hari itu meninggal karena kecelakaan di jalan dan Yeji pun gak tau kemana perginya Lia karena dia juga gak bisa ngontak Lia.

Gimana Lia? Papanya pergi, mamanya pergi, sementara dia anak tunggal. Siapa yang bawa Lia? Kemana Lia pergi? Gimana perasaan Lia? Siapa yang nenangin dia di kondisi terburuknya itu? Cuma semua pertanyaan itu yang ngisi hari-hari gue. Tapi gue gak mau putus asa gitu aja.

Gue tetep belajar dengan baik sesuai dengan yang sering Lia minta dari gue. Gue janji, gue bakal jadi orang besar supaya bisa nyari Lia sampe ketemu dan nanyain dimana dia selama ini dan apa alasannya pergi tanpa kabar sama sekali. Karena nyatanya dia temen-temen gue manjur. Gue, gak bisa ngapus rasa gue ke Lia sampai detik ini...

Jeno POV end

































"Terimakasih tuan Lee. Semoga kerja sama kita ini berjalan baik sesuai harapan..."

Jeno membalas uluran tangan Nakamoto Yuta, rekan bisnis perusahaan papanya yang sekarang dia ambil alih itu dengan senyum tipis khasnya. Ya, Jeno tak lagi bisa tersenyum secerah dulu. Secerah saat sebelum dia kehilangan Lia. Kini, Jeno yang dulu terkenal dengan kemalasan namun memiliki senyum seindah bulan sabit itu sudah berubah tak beda jauh dengan papanya yang dingin dan terkesan arogan.

Meski begitu, tentu saja masih ada banyak wanita yang menyukainya. Siapa yang tak suka dengan pria tampan banyak harta seperti seorang Lee Jeno. Tapi sayangnya hanya ada 3 wanita beruntung yang mendapat tempat spesial bagi pria itu. Mamanya, kakaknya dan satu lagi yang masih dan selalu berada di hatinya, yaitu Lia.

Setelah acara meeting santai itu, Jeno segera kembali masuk ke dalam mobilnya ditemani oleh asistennya, Doyoung. Doyoung itu salah satu senior Jeno dulu yang sekarang menjadi salah satu orang kepercayaan Jeno karena hanya pria itu yang lolos uji kesabaran dan mengerti pria es itu.

"Mau langsung kembali ke hotel?" Tanya Doyoung yang duduk di sebelah Jeno namun nampaknya pria 28 tahun itu tengah terpesona dengan indahnya bunga sakura di negeri Jepang itu hingga tak terlalu mengindahkan pertanyaan Doyoung.

Doyoung yang sudah mengerti sifat Jeno, hanya meminta supir untuk membawa mereka berputar sebentar sampai Jeno puas menatap pemandangan bunga sedangkan dia mengecek pesan email yang masuk pada tabnya.

"Jeno..."

"Hhmmm...?"

"Tuan Nakamoto mengundang kita nanti malam untuk acara makan malam di rumahnya..."

"Katakan kita akan datang..." Jawab Jeno yang diangguki oleh Doyoung. Ya, bagi Jeno lebih baik makan masakan keluarga daripada makan masakan hotel atau restoran. Entahlah, dia merasa sejak mengenal Lia dulu, dia jadi suka masakan rumah daripada masakan luar.

"Aku dengar Nakamoto memiliki seorang anak perempuan di keluarganya..."

"Lalu?" Tanya Jeno acuh. Ayolah, bukan sekali Doyoung seperti mencoba mengenalkannya pada wanita. Bahkan bukan hanya Doyoung. Keluarganya juga melakukan hal yang sama tapi Jeno tak menanggapinya. Paling jauh hanya datang saja untuk makan setelahnya tak pernah Jeno tanggapi lebih.

"Siapa tau kau tertarik pada wanita Jepang. Katanya wanita Jepang itu setia-setia..." Ucap Doyoung dengan senyum andalannya yang sama sekali tak membuat Jeno tertarik sedikitpun dan tetap mengabaikannya membuat Doyoung menghela nafas pelan. Melihat layar kunci pada tab milik Jeno yang menggunakan foto seorang anak perempuan yang kata Joy mirip dengan kekasih Jeno yang hilang dulu. Ya pasti itu adalah foto masa kecil kekasih Jeno yang sampai bisa merubah Jeno si pemalas menjadi Jeno yang hebat sekaligus dingin seperti sekarang.

"Apa yang akan kau lakukan jika bertemu dengannya lagi?" Tanya Doy sembari menatap foto di layar tab Jeno itu membuat Jeno melirik padanya dan ikut memperhatikan layar Tab nya.

Jujur saja, Jeno juga sudah menyerah. Dia tak tahu lagi harus mencari Lia di Korea bagian mana supaya bisa menemukan gadis itu lagi. Ingin melupa, tapi hatinya menolak. Alasan saja dia mengatakan lupa untuk mengganti foto itu tapi dia merasa lebih tenang setiap melihat foto itu setelah bekerja mengingat dia hanya memiliki dua foto Lia saat SMA saja karena nyatanya mereka baru bersama sebulan saat itu.

"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Doyoung lagi beralih menoleh pada Jeno.

"Aku akan membuatnya menjawab semua pertanyaanku sampai aku puas dengan jawabannya..."











.
.
.
























story' of us (✓)Where stories live. Discover now