20

452 29 0
                                    

"Sudah... Jangan dipaksa lagi. Kau sudah kelelahan, Lia..." Ucap Jaemin yang akhirnya membuat Jeno bergerak untuk membantu Lia duduk kembali ke kursi rodanya. Ini sudah Minggu ke dua Lia berlatih dan hasilnya cukup membaik. Dari yang awalnya berdiri saja Lia sudah tak bisa lebih dari 3 detik, kini Lia sudah bisa melangkah lebih jauh sendiri tanpa bantuan alat meskipun ia harus bercucuran keringat karena ototnya masih kaku dan berat digerakkan.

"Kau sudah berusaha, sayang. Good job..." Ucap Jeno mengecup kening Lia yang disenyumi olehnya.

"Perkembangannya cukup baik, Jen. Setidaknya Lia memiliki semangat lebih untuk bisa berjalan lagi. Itu sangat membantunya. Kau selalu menjaganya?" Tanya Jaemin sambil menulis laporan pada tabnya.

"Aku tak bisa meninggalkannya, Jae. Kak Mark itu sudah gila..." Ucap Jeno geram yang diangguki oleh Jaemin. Dia sudah mendengar cerita Jeno mengenai Mark yang mencoba menculik Lia dan baginya Mark itu benar-benar sudah kelewatan.

"Aku pikir dia sudah melupakan Lia..."

"Dia sudah melupakan. Kau tahu dia sudah sempat berganti pacar. Aku rasa dia hanya dendam dan ingin menghancurkan ku..." Ucap Jeno yang masuk logika Jaemin.

"Kau benar. Meski di sekolah kau tak lebih pintar darinya, tapi kau selalu berhasil mengalahkannya di keluarga dan bisnis kalian. Meski kak Taeyong mundur dan persaingannya hanya antara kau dan dia, kakekmu juga tetap memilihmu sebagai penerusnya..."

"Aku bekerja keras untuk itu. Kau punya kuasa, kau bisa melakukan segalanya. Termasuk dalam pencarian Lia saat itu..." Jawab Jeno menoleh pada Lia yang menjadi pendengar saja sembari meminum air putihnya hingga membuat Jaemin tertawa pelan.

"Lain kali jika kau sibuk, titipkan saja dia pada Yeji. Kau tahu Yeji hanya sendiri di rumah dengan Yuna..."

"Jangan. Yeji sibuk mengurus Yuna. Aku tak mau merepotkannya juga. Aku tak masalah menemani Jeno di kantornya. Bukan hal baru bagiku menunggu seperti itu..." Jawab Lia yang membuat Jeno tersenyum dan mengusak pelan kepalanya.

"Hah...bilang saja kalian sudah sama bucin nya. Mana bisa dijauhkan. Yang ada tantrum nanti..." Ucap Jaemin yang dibalas kekehan oleh Jeno dan Lia.

"Menikahlah. Setidaknya kau memiliki hak lebih atas Lia nantinya..."

"Aku sudah mengajaknya menikah. Tapi dia tak mau..."

"Kenapa?" Tanya Jaemin menoleh pada Lia yang membuat Lia kikuk seketika.

"Aku...aku ingin bisa berjalan sendiri dulu. Tak mungkin ayah menggendongku menuju altar,kan?" Ucap Lia yang membuat Jeno menghela nafas pasrah dan Jaemin tertawa sambil mengangguk pelan.

"Jadikan itu semangatmu untuk lebih cepat bisa sembuh. Sudah datangi Renjun?"

"Hhmmm... Dia bahkan bisa menghabiskan waktu bersama Renjun dengan baik. Mereka bisa bicara sepanjang hari hingga lupa denganku..."

"Dasar protektif!"

"Hei! Renjun masih single jika kau lupa!"

"Tapi dia yang membantumu mendapatkan Lia dulu. Kameranya bahkan masih disimpan olehnya sampai sekarang. Aku pikir dulu dia akan kuliah seni. Tak tahunya malah bersaing menjadi mahasiswa terbaik denganku di kampus..." Gerutu Jaemin yang dibalas tawa oleh Jeno.

"Nasibmu buruk. Renjun kalau masalah persaingan tak pernah mau kalah. Haechan bagaimana kabarnya?"

"Cckk...!! Anak itu lagi. Kemarin baru selesai mengadakan world tournya langsung mampir kemari katanya pinggangnya tak nyaman. Di atas panggung saja menyanyi dan menari seperti orang kesurupan. Lupa pada penyakit..."

"Dia idol terkenal. Pasti dia ingin bersikap profesional dan membahagiakan fansnya..." Ucap Lia yang diangguki oleh Jeno.

"Hhmm... Aku harap tulangnya tak copot saja nanti di panggung. Iya sudah, kalian bisa pulang. Kau bisa melakukan pijat rutin untuk melemaskan otot kaki Lia. Cari tempat pijat yang berpengalaman dan untuk kesehatan..." Ucap Jaemin yang diangguki oleh Jeno.

story' of us (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang