Part 1.

31.8K 2.1K 165
                                    










                                              Enjoying~





















Banyak orang bilang, menjadi sulung harus bermental baja. Tulang punggung kedua setelah ayahnya, serta ibu kedua bagi adik-adiknya. Sulung harus selalu mengemudikan perasaannya dan mendahulukan perasaan adiknya.

Orang pertama yang memiliki tanggung jawab lebih terhadap saudara ketika kedua orang tua tiada. Dipaksa menjadi sempurna agar mencapai target orang tua. Terkadang harus menjadi dewasa sebelum waktunya. Memendam keinginannya demi keinginan saudara. Serta merelakan cita-cita agar cita-cita sang adik tercapai.

Seperti halnya Nathan.. Sulung keluarga Abimanyu.

Nathan tak pernah ingin menjadi sulung yang selalu mengalah pada keinginan adiknya, terutama si bungsu. Nathan juga lelah jika terus ditekan sempurna agar bisa membuat puas kedua orang tuanya. Jika dia bisa meminta, Nathan ingin menjadi bungsu yang selalu di manja.

"Nathan dengar.. Rafael akan bermain basket hari ini. Kamu harus selalu memperhatikannya. Ibu tidak mau ada lecet sekalipun pada bungsu ibu ini," ujar Erina.. Selaku nyonya Abimanyu sekaligus ibu Nathan. Wanita itu mengelus rambut Rafael, putra bungsu dan yang merupakan adik bungsu Nathan.

Nathan jengkel. "Ibu, lecet sedikit tidak masalah. Rafael kan bermain basket." selalu seperti ini. Jika tak ingin sang adik lecet, mengapa membiarkannya bermain basket.

"Itu jadi tanggung jawab kamu. Basket merupakan olahraga favorit Rafael," sahut Erina.

"Kenapa jadi tanggung jawab aku bu? Jika tak ingin dia luka, lebih baik Rafael jangan biarkan bermain basket." Nathan menimpali ucapan sang ibu. " Aku juga ga bisa mengawasi Rafael. Ibu tau kan, hari ini aku harus menyiapkan soal untuk les privat nanti?"

"Loh ga bisa gitu dong bang. Kenapa abang malah ngelarang Rafa main basket? Lebih baik abang saja yang ga usah pergi kesana dari pada Rafa yang ga main! !" rajuk Rafael. Dia bersedekap dada memalingkan muka merasa kesal.

"Turuti saja permintaan ibu. Lagi pula kamu berangkat malam, sedangkan adik kamu bermain jam 10  pagi jadi kamu masih ada waktu untuk mengawasi Rafael, " terang Erina mengingat jadwal les privat si sulung. "Ibu mohon Nathan. Demi adik kamu, demi ibu. Masalah tentang les itu bisa nanti kan?" Erina sedikit memohon. Karena demi apapun dia sangat khawatir pada si bungsu.

Nathan menghela nafas. "Ada salsa disana bu." ayolah, hari ini dia sangat sibuk. Jika memaksakan tubuh, Nathan bisa saja sakit.

Erina mengerang tak terima. "Pokoknya harus kamu yang jaga! Kamu jadi guru disana kan buat mengawasi adik-adik kamu? Kalo kamu ga bisa jaga Rafael. Lebih baik tidak usah menjadi apa-apa!" cecar Erina kemudian pergi membawa Nathan keluar.

Nathan meraup muka kesal. Dia meninju udara dengan keras seakan dia meninju seseorang. "Arghh!!" Kenapa dia harus menjadi sulung?

Nathan telah merelakan cita-citanya dan menjadi guru hanya untuk sang adik atas permintaan ibunya. Dia juga harus merelakan masa depan cerah nya demi cita-cita adiknya yang masih tidak jelas. Mau sampai kapan dia terus mengalah hanya karena dia kakak.

Dia benci kedua adiknya. Kenapa dia harus lahir lebih dulu. Jika saja dia lahir menjadi bungsu,  dia tak akan setersiksa ini karena terus mengalah.

Karena dia kakak dia harus mengalah.

Karena dia tertua, dia harus mengalah.

Karena dia lahir lebih dulu, dia harus mengalah.

Kenapa dia harus mengalah?

Being the youngest - End - TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang