- PART 03 -

1K 121 6
                                    

PART 03

Arsyad geleng-geleng kepala tak habis pikir. Rupanya Mayra serius, wanita itu benar-benar ingin dimadu. Bahkan sudah mendapatkan seorang calon kandidat yang katanya cukup potensial. Masalahnya, Arsyad sama sekali tidak setuju dengan ide gila istrinya. Karena ia tidak terlalu tertarik untuk memiliki seorang keturunan. Kalau ia mau, ada banyak calon anak di panti asuhan yang bisa mereka urus, dan mereka rawat.

“Tapi, ini yang terbaik, Mas.” Mayra tampak masih bersikeras meyakinkan Arsyad supaya suaminya itu mau menikah lagi, agar mereka berdua bisa memiliki keturunan yang asli.

“Aku enggak mau.”

Mayra kembali berdecak kesal mendengar penuturan pria itu. “Padahal ini juga demi kebaikan kamu.”

“Kebaikan aku, atau obsesi kamu?” tanya Arsyad setelah mendengkus. Karena Mayra-lah yang ngotot menginginkan seorang pewaris asli untuk dirinya, supaya harta kekayaan keluarga Kusuma tidak berpindah tangan apa lagi sampai dikuasai oleh adik tirinya. Lantaran ayahnya memiliki seorang anak dari wanita lain selain ibunya. Dan harus Arsyad akui, kalau adiknya yang satu itu memang cukup berambisi untuk mengacaukan keluarganya.

Namun, Arsyad rasa ... itu semua wajar. Mungkin Gista—adik perempuannya—masih memiliki dendam pada almarhum ayah mereka. Juga kepada ibunya. Karena sejak dulu, Gista dan ibu kandung wanita itu memang selalu hidup dikucilkan serta disembunyikan. Bahkan hanya untuk menegur ayah mereka di tempat umum pun, sama sekali tidak diperbolehkan.

“Seenggaknya kalau bukan demi kita, coba kamu lakukan ini demi Mama.” Mayra mulai mengeluarkan kartu AS-nya sebagai sebuah upaya. “Pikirkan bagaimana perasaan Mama kalau dia tahu jika selama ini kita enggak pernah menunda, tapi karena aku yang enggak bisa kasih kamu keturunan,” sambungnya, yang membuat Arsyad langsung terdiam. Hanya memandangi wajah cantik istrinya.

“Aku gagal,” ucap Mayra yang kembali bersuara. Kali ini terselip nada sedih di sana. “Padahal Mama sangat berharap sama aku, supaya aku bisa ngasih kamu keturunan.“

“Aku tahu kalau Gista memang punya hak atas warisan yang dikasih sama Papa, tapi ... seenggaknya gak akan terlalu banyak kalau kamu juga udah punya keturunan,” sambungnya lagi, yang membicarakan tentang fakta. Karena di dalam surat wasiat yang ditulis oleh mendiang Adi Kusuma, Beliau akan mewariskan hampir 60% harta kekayaannya kepada Arsyad jika Arsyad sudah memiliki seorang keturunan. Tetapi, kalau Arsyad berniat untuk tidak punya anak, maka warisan itu akan hangus, dan dialihkan kepada Gista beserta kedua anaknya di saat anak-anak wanita itu sudah dewasa. Sedangkan sisanya dibagi rata, untuk Safira, Gista, dan juga Athar.

Semua aset tertera jelas di dalam surat wasiat. Jadi, kalau Arsyad benar-benar tidak memiliki keturunan, maka sebagian besar harta keluarga Kusuma akan menjadi milik Gista sendirian. Sementara Arsyad tidak akan mendapatkan apa-apa.

Saat surat wasiat itu dibacakan, Fira—selaku ibu kandung Arsyad sekaligus istri pertamanya Adi, tentu saja langsung melayangkan berbagai macam protes terhadap pengacara yang membacakan surat wasiat itu di hadapan mereka semua. Karena Fira merasa kalau ini tidak adil, atau mungkin surat itu palsu, dan segala macam.

Namun, akhirnya mereka semua tahu, kalau di saat Adi sedang sakit keras dengan berbagai macam alat medis yang menempel di tubuhnya, satu-satunya hal yang membuatnya terus bertahan adalah berita kehamilan dari Mayra yang mungkin akan segera terdengar.

Fakta itu disampaikan oleh Tama—orang kepercayaan Adi yang selalu setia mendampinginya. Sayangnya, harapan Adi saat itu tak kunjung tercapai. Hingga akhirnya Adi menyerah sendiri, tidak sanggup lagi menanggung segala rasa sakit di tubuhnya.

Ayah dari 3 orang anak itu mengembuskan napas terakhirnya tepat 5 hari setelah Gista melahirkan anak keduanya. Lalu sekarang bayi mungil itu sudah berusia hampir 1 tahun, yang akhirnya membuat Fira merasa curiga kalau ada yang salah di pernikahan putra sulungnya.

November RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang