- PART 12 -

1.1K 132 10
                                    

PART 12

Tak jauh berbeda dari kemarin, hari ini pun Risty masih saja terbayang-bayang akan aktivitas panasnya bersama Arsyad. Karena sekelebat kejadian itu kadang muncul tanpa disengaja, hingga membuat pipinya terasa memanas seketika, dan kadang ia jadi menunduk malu secara tiba-tiba.

Risty yakin kalau kelakuannya ini sudah persis seperti orang gila. Untungnya, keadaan di rumah itu selalu sepi. Sehingga tidak ada orang yang akan terlalu curiga, apa lagi sampai memberanikan diri untuk bertanya.

Selain itu, Risty juga bersyukur karena Arsyad tidak ada. Pria itu masih sibuk bekerja. Bahkan setelah kejadian malam itu, Arsyad juga jadi pulang lebih malam.

Entah sengaja atau tidak, Risty juga tidak mengetahuinya. Tetapi, ia yakin kalau hal itu bukanlah sebuah kebetulan. Karena sore ini pun Arsyad belum kembali ke rumah. Padahal biasanya pria itu jarang sekali pulang telat.

Selama Risty berada di sini, dan sebelum mereka ‘tidur’ berdua, Arsyad biasanya selalu pulang sekitar pukul setengah 6 sore, atau paling terlambat sekitar pukul 7 malam.

Namun, kemarin Risty baru mendengar suara mobil Arsyad sekitar pukul 11 malam. Dan sore ini pria itu juga masih belum menunjukkan batang hidungnya di rumah.

Sebenarnya Risty ingin bersikap masa bodoh saja. Tetapi, entah kenapa, kelakuan Arsyad yang seperti ini malah terasa sangat mengganggu bagi dirinya. Apakah karena Mayra sedang tidak ada di rumah makanya Arsyad jadi gemar pulang terlambat?

Namun, kenapa sebelum kejadian itu, Arsyad sempat pulang lebih awal? Padahal sore itu Mayra masih belum pulang.

Risty terus bertanya-tanya, sampai akhirnya ia pusing sendiri karena terus memikirkan tentang banyak hal. Tetapi, ia memutuskan untuk segera menyudahi pikirannya saat itu, dan bersikap seperti biasa. Lagi pula, bukan urusannya kalau Arsyad memang sengaja menghindar dan memilih pulang malam.

“Mbok, saya masuk duluan ya?” Risty tampak berpamitan dengan sopan kepada Hasna yang sejak tadi menemaninya menonton TV di ruang tengah. Ia melontarkan kalimat barusan sembari memindahkan sebuah bantal sofa yang ada di pangkuan, dan segera berdiri dari sana.

Hasna sontak mendongak, memandang ke arah sang majikan yang telah berdiri dari tempat duduknya. “Lho? Non Risty enggak mau sekalian nungguin Bapak pulang?”

Risty langsung menggeleng pelan sebagai jawaban. Dan tak lama kemudian, perempuan itu memang benar-benar masuk ke dalam kamar, meninggalkan Hasna yang dibiarkannya lanjut menonton sinetron sendirian.

Lagi pula, Risty memang tidak memiliki niatan untuk menunggui Arsyad pulang. Karena biasanya, selepas jam makan malam, ia memang sering menghabiskan waktunya untuk duduk-duduk sebentar. Entah itu duduk-duduk di dapur, di ruang tengah, ataupun di mana saja. Asal setelah makan, ia tidak langsung rebahan.

Begitu masuk ke dalam kamar sekaligus mengunci pintunya, Risty tampak mengecek ponselnya sekilas. Barangkali ada chat ataupun panggilan tak terjawab dari Karlina. Karena sejak tadi ponselnya itu memang sedang di-charge di dalam kamar.

Ternyata tidak ada. Jadi, Risty pun hanya mencabut kabelnya saja, dan tetap meninggalkan ponselnya di atas nakas. Ia lantas bergegas ke kamar mandi, serta melakukan rutinitas sebelum tidur seperti biasa. Menggosok gigi, mencuci muka, dan sekalian buang air kecil di sana.

Setelah semuanya selesai, Risty sempat meneguk air putih yang tersedia di atas meja. Lalu mematikan lampu, dan menyalakan lampu tidur sebelum naik ke atas ranjang.

Tepat setelah Risty menarik selimutnya sekaligus membenarkan letak selimut itu hingga nyaman, sayup-sayup telinganya mulai mendengar suara mesin mobil yang terasa semakin mendekat.

November RainWhere stories live. Discover now