- PART 04 -

921 109 5
                                    

Mohon dikoreksi ya kalau ada yang salah, biar nanti bisa aku revisi secepatnya 🙏

***

- PART 04 -

“Wah ... anjir.“ Karlina tampak menggeleng pelan menanggapi rencana matang yang sudah dipikirkan dan dikemukakan oleh Risty barusan. “Lama-lama lo jago bohong juga ya ke Bude.”

Risty tidak menanggapi, dan tetap sibuk menyantap nasi goreng milik Karlina yang entah didapat oleh sepupunya itu dari mana. Karena saat pulang ke sini sekitar pukul setengah 8 malam tadi, dan mereka tak sengaja bertemu di bawah, Karlina langsung memekik memanggil namanya agar membantu perempuan itu yang baru saja pulang sambil membawa beberapa tentengan. Termasuk 6 kotak nasi goreng, tapi 3 kotaknya yang lain sudah diberikan dan dibawa pulang oleh Kasih.

“Tapi, apa Bude bakalan langsung kasih izin kalau lo pergi pake alasan buat jadi TKW?“

“Ya, makanya. Lo bantuin gue buat ngomong.” Risty tampak mengaduk-aduk nasi goreng di hadapannya saat itu. “Kan ini juga demi kebaikannya Ibu, Adel, sama Kasih. Kalau gue kerja serabutan mulu, pasti bakal banyak kurangnya. Adel sama Kasih terancam putus sekolah.”

“Ya udah deh, nanti gue bantu,” ucap Karlina setuju. “Lo sih ... bego. Harusnya ngajak gue buat ketemu sama Bu Mayra. Biar gue yang ngomong.”

“Salah sendiri, kenapa lo-nya gak pulang-pulang coba?” tanya Risty yang ikut menyalahkan sepupunya. Karena semenjak perempuan itu berpamitan kepada ibunya untuk pergi ke luar kota yang katanya hanya sekitar lima harian, nyatanya Karlina hanya sempat pulang sebentar setelah malam tahun baru, dan setelah itu kembali menghilang. Bahkan ponselnya yang biasa pun terlihat ditinggal. Karena Karlina memang memiliki dua buah ponsel. Satu khusus untuk berkabar bersama Risty dan keluarganya, sedangkan yang satunya lagi untuk menghubungi ‘partner’ kerjanya.

Karlina langsung cengegesan. Kemudian mengalihkan topik agar Risty tidak membahas lebih lanjut mengenai dirinya. “By the way, gimana sama calon suami lo? Ganteng gak?” tanyanya dengan usil. Karena ia masih beranggapan kalau calon suami sepupunya itu sudah tua, dan sepertinya hampir depresi. Makanya ngebet ingin punya anak hingga berencana mempunyai istri lagi.

Risty lantas mengangkat bahu. “Gue enggak tahu gimana standar ganteng menurut lo.“

“Pasti ganteng lah ya,” cetus Karlina sambil terkekeh saat mengatakannya. “Secara ... lo nanti kan bakal dapet duit yang banyak.”

Karena tadi Risty memang sudah sempat bercerita mengenai berapa nomial uang yang akan didapatkannya setelah resmi menikah. Hanya saja, Mayra tidak mau tahu bagaimana Risty mengatakan tentang pernikahan itu kepada anggota keluarganya. Makanya, akhirnya Risty menyusun sebuah rencana, kalau nanti ia akan mengatakan kepada ibunya jika dirinya akan segera berangkat menjadi seorang TKW bersama beberapa rombongan.

Untung saja saat ini Karlina sudah pulang. Jadi, Risty bisa meminta tolong kepada sepupunya itu agar mau membantu dirinya untuk berbicara sekaligus meminta izin kepada ibunya.

“Nanti lo bakal dateng kan pas gue nikah?“ tanya Risty tak lama kemudian.

Namun, tak lantas mendapatkan jawaban dari bibir Karlina. Karena perempuan itu sibuk melihat kalender di ponselnya sembari terus mengingat-ingat. Apakah ia memiliki janji dengan seseorang di hari pernikahan sepupunya.

“Ya, lihat nanti deh,” putus Karlina pada akhirnya. “Tapi, pasti bakal gue usahain.”

***

Pagi itu Arda tampak sengaja menyiapkan bekal untuk Risty yang hari ini akan berangkat. Kebetulan sekali, ini hari Minggu, jadi Adel dan Kasih pun ada di rumah.

November RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang