DT 44

8.2K 1K 19
                                    

DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON

🚛

HAPPY READING💛

.
.
.
.
.

ALL PIC BY PINTEREST



Maxime memegangi pipinya, meringis nyeri. Dan perlahan bangkit dari duduknya...

"Apa maumu, sialan?!"

"Memberimu sedikit pelajaran" Ujar Helian singkat.

Keduanya saling memukul, berguling - guling ditanah dengan tangan yang saling melayangkan tinjuan. Membuat keduanya menjadi pusat perhatian.

Sore menjelang malam adalah waktu terlarang untuk berkeliaran di area academi, sudah peraturan nya seperti itu. Tapi lihat sekarang, tak hanya berbuat keributan kedua pemuda itu juga merusak fasilitas Academi.

"Apa yang kalian lakukan?" Albert bersedekap dada, buku ada tangannya dengan Warrick dan Wesley di belakangnya.

Mereka memisahkan Helian dan Maxime, Helian berdecak, sedangkan Maxime menyentuh sudut bibirnya yang robek dengan raut jengkel.

"Lepaskan aku, sialan!!" Raung Helian. Pemuda itu terus menerus berteriak, membuat beberapa siswa bangun dan keluar untuk menonton keributan. Albert mau tak mau meminta Warrick dan Wasley membawa Helian menjauh.

Ketika Helian sudah dibawa pergi dengan sedikit paksaan, Albert menatap Maxime yang masih memegangi pipinya. "Kau tak apa?" Tanyanya.

"Apa menurutmu aku terlihat baik - baik saja?" Bukannya menjawab Maxime malah kembali bertanya pada Albert.

"Tidak, pukulan Itu terlihat menyakitkan" Jawab Albert.

"Pergilah ke ruang kesehatan, tabib disana akan mengobatimu" Himbaunya.

"Tidak perlu, aku bisa mengobatinya sendiri. Kalau begitu aku permisi" Sebelum pergi Maxime menatap sekitar, terlihat banyak siswa yang masih mengkrubunginya. Kepalanya menunduk, senyum lembut seperti biasa terpancar diwajah tampannya yang dipenuhi lebam.....

"Maaf membuat keributan di malam seperti ini, kalian pasti terganggu" Siswa dan siswi yang dibilang seperti menggeleng secara bersamaan dengan wajah yang memerah "Kalau begitu tolong lanjutkan istirahat kalian" Dan beranjak pergi dari tempatnya.

Alvin duduk disana, menatap kepergian Maxime disamping pohon besar dengan tatapan puas, ia sudah bersembunyi disini sejak tadi. Kedepannya biar Helian dan Maxime yang menyelesaikannya sendiri. Ia hanya mendorong hubungan keduanya, tidak lebih. Dan upaya terakhir adalah untuk membuat Maxime berhenti menyalahkan dirinya sendiri, ia sudah memiliki rencana untuk itu.

"He he he he" Itu tersenyum konyol, sebentar lagi. Hanya tunggu sebentar lagi. Ia harus bersabar.

"Tuan, berhenti tersenyum seperti itu, Anda terlihat seperti orang mesum" Suara Gail membuat senyumnya pudar. Gail memang berbakat dalam menghancurkan perasaan bahagianya.

"Jangan mengganggu, Aku sedang bahagia, Gail--

"Kau bicara pada siapa?"

Ia menoleh, terkejut mendapati Alfred yang berada diatas pohon dengan tangan sebagai bantalan. Mata yang berair, dengan gerakan malas, apakah pemuda itu sudah sedari tadi disana??!!

"Aku berbicara sendiri" Ujarnya. Alfred menduduki dirinya di sampingnya. "Hobimu begitu aneh" Responnya.

Alvin menatap Alfred "Apakah kau sudah menemukan orang itu?"

( TRANSMIGRATION) Dimensional TransmissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang