ARC 2 (DT 2)

8.9K 1.1K 101
                                    

DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON

🚛

HAPPY READING💛

.
.
.
.
.

ALL PIC BY PINTEREST

Warn🚨 Kata2 kasar bertebaran.

.

Monster keluar dari lubang merah berukuran besar dilangit - langit, dengan tinggi 3 kali lebih besar dari manusia, gigi tajam yang mengerikan, mata merah dengan tanduk lancip yang tak beraturan. "Kkuk akhhhh kuakkk...."

"Helios, fuck orang gila ini benar - benar tak bisa dihentikan" Pemuda tampan dengan jubah putih, perawakan bak bangsawan, rambut panjang tertiup angin, dengan rahang tajam dan raut dingin menebas monster itu dengan pedangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Helios, fuck orang gila ini benar - benar tak bisa dihentikan" Pemuda tampan dengan jubah putih, perawakan bak bangsawan, rambut panjang tertiup angin, dengan rahang tajam dan raut dingin menebas monster itu dengan pedangnya. Tanpa memperdulikan teriakan pemuda yang berada dibelakangnya.

"Elf menjijikan, kau menghalangi jalanku" Decak pemuda bersurai pirang yang kini memegang pisau nya.

"Kau terlalu lama, idiot" Serampahnya.

"Sial, jika aku menyelesaikan ini, aku akan memberimu pelajaran"

"Urusi saja urusanmu, waktu ku terlalu berharga untuk binatang menjijikkan sepertimu"

"Dasar bedebah sialan"

Kedua pemuda tampan itu saling membelakangi, monster - monster itu datang silih berganti. Tubuh keduanya sudah bermandikan darah monster, bau anyir memenuhi udara. Langit yang berwarna merah kini menjadi hitam pekat. Namun, tak ada satupun yang berhenti melancarkan serangan. Makhluk besar itu berlari cepat kearah keduanya, mata itu bersinar dengan gerakan yang begitu menakutkan, monster itu melempar kepalan tangan kearah nya, dan ......

Bam

Tanah retak, tak mendapati kepalan tangannya mengenai targetnya, membuat monster itu berteriak kencang.

"Sial, monster itu begitu bau" Pemuda bursurai pirang itu mendengus.

"Teruslah berbicara dan kau akan terbunuh" Sarkas sang pemuda bersurai putih. Keduanya kembali mengayunkan pedangnya. Menaiki tubuh besar itu dan menancapkan nya kearah leher yang kini terputus.

"Kalian berdua terlalu berisik, hanya menangani satu monster saja membutuhkan banyak upaya, kalian seperti sekumpulan orang konyol"

"Berisik, jika kau berkata lagi. Akan kubunuh kau"

"Itupun kalau kau bisa" Smirk seorang pemuda dengan kulit pucat, jubah merah yang sedari tadi berkibar tertiup angin. bersender didahan pohon dengan santai, menonton pertarungan kedua sosok itu dengan tangan yang berada di saku celananya.

( TRANSMIGRATION) Dimensional TransmissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang