ARC 3 (DT 7)

3.7K 612 5
                                    

DON'T FORGET TO CLICK VOTE BUTTON

🚛

HAPPY READING💛

.
.
.
.
.

ALL PIC BY PINTEREST

"Dia memiliki perut yang lemah, dan ini sepertinya sudah terjadi ketika anak ini masih bayi, jadi kau harus menghindari berbagai makanan berat dan sembarang, kau harus memberinya beberapa makanan yang banyak mengandung banyak protein dan vitamin. Buah salah satunya" Penjelasan Dr. Willy terus disimak oleh Albert yang hanya terduduk di sofa.

"Lalu bagaimana dengan bubur millet?"

"Ya, kau bisa memberikannya. Tapi hanya sedikit. Lebih perbanyak membuat beberapa minuman dari buah - buahan dan makanan dari daging, itu akan baik untuk bocah ini" Dr. Willy mendekati Albert. "Dan ini pertama kalinya aku melihat kau begitu khawatir. Aku rasa kedatangan ini juga ada keuntungannya walau sedikit" Ujarnya, tentu saja sungguh langkah melihat mayor yang dihormati semua orang memiliki wajah seperti ini.

"Aku menyuruhmu untuk mengobati bukan untuk berkomentar" Sarkas Albert.

"Ah dan aku melupakan tamu - tamu mu, apakah kau ingin aku mengusirnya?" Tatapan Willy beralih kearah lima pemuda yang duduk dengan angkuh di sofa besar. Albert meliriknya. Dan berjalan menjauh dari kamar si kecil. "Tak usah, aku akan pergi ke suatu tempat, kalian jaga putraku" Ujarnya menatap ke lima nya dan berlalu pergi.

Setelah pria itu menghilang, Willy menoleh memandang kelima pemuda yang masih terduduk dengan helaan napas panjang. Mengapa semua orang yang berada di kediaman Alison rata - rata memiliki sifat dan wajah yang menyebalkan?! Kini tatapannya teralihkan kearah wajah tidur bocah yang membuka mulutnya. Awalnya ia terkejut ketika ia pertama kali melihat bocah ini, mengapa bisa..... Mengapa bisa anak seimut ini adalah putra kandung Albert? Sepertinya Dewi masih menyayangi Albert dan mengirim nya malaikat kecil yang lucu untuk menemani hidup datarnya.

Yah.... Setidaknya bocah ini tidak memiliki kelumpuhan wajah.

"Aku akan pergi karena urusan. Dan kalian jangan macam - macam dengannya. Albert mungkin akan mengamuk jika kalian berbuat sesuatu pada putranya" Ujarnya ssmbari memberesi beberapa barang kedalam tas nya.

"Dr. Willy. Kau tak perlu khawatir. Kami pasti akan menjaganya" Asher menatap Willy dengan mantap, tapi tangannya sibuk menoel - noel pipi si kecil yang terganggu dalam tidurnya.

Willy menghilangkan napas lelah, "Yah. Dan ingatlah untuk tidak mengganggunya saat dia tertidur" Ujarnya penuh penekanan. Tatapannya melirik tajam tangan Asher yang perlahan menarik tangannya enggan.

"Ya ya ya. Keluarlah cepat" Brandon menguap panjang dan mengusir Willy dengan malas.

Willy mendengus, dan berlalu pergi. Ketika punggung pria itu sudah sepenuhnya menghilang. Suasana kembali hening. Kelimanya menatap bocah itu dengan berbagai tatapan berbeda.

"Jadi........ " Oliver menatap kelimanya.

"Aku akan mengirim poto nya pada kakek dan ayah" Asher tertawa pelan. Memotret berbagai sudut wajah si kecil yang masih memejamkan matanya.

"Jangan macam - macam, paman akan memarahimu ketika dia mengetahuinya" Brandon bersandar dikepala tempat tidur tepatnya di samping Alvin dengan acuh.

"Paman takkan tau jika kalian tidak memberitahunya" Jawab Asher santai.

( TRANSMIGRATION) Dimensional TransmissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang