09- istri gus zidan

1.5K 31 0
                                    

Hari ini Gus Zidan kedatangan tamu teman kuliahnya yang kemarin tak sempat hadir, karna kesibukan dikampus yang tidak bisa ditinggal. Ada sekitar enam orang yang bertamu kerumah Gus Zidan, dan yang pasti laki laki semua.

"Congrats bro atas pernikahannya" ucap Dafa si cowo yang berkaca mata.

Gus Zidan terkekeh kecil "eh bro, istri lo mana?" tanya Efra yang duduk disamping Dafa.

"Di kamar" jawab Gus Zidan.

Mata Gus Zidan melalak sempurna disaat melihat Haura turun dengan pakaian yang kebuka dan juga gak pake hijab, padahal bagi Haura itu biasa aja.

"Istri kamu Zid?" tanya Kafa.

"Cantik woy" ujar Malvin si cowo mata keranjang.

Ucapan Malvin barusan membuat Gus Zidan menatap tajam kearahnya seakan tak suka, temen temen Gus Zidan tak tau kalo sebenarnya Zidan adalah seorang Gus dan anak Kiai cowo itu menyembunyikan identitasnya, jadi mereka biasa saja melihat penampilan Haura.

Gadis itu berjalan melewati para laki laki itu, ia hanya melirik tanpa menoleh sedikit pun. Buru buru Gus Zidan mengejar gadis yang sekarang status nya adalah istrinya.

Gus Zidan menahan pergelangan tangan Haura, gadis itu membalikkan tubuhnya menatap Zidan tajam "lepas!" titahnya. Haura menghempas kasar tangan Gus Zidan.

"Mau kemana?" tanya Gus Zidan dengan nada lembut.

"Bukan urusan lo!" jawab Haura ketus.

"Kamu istri saya, Haura. Jadi kamu tidak boleh keluar tanpa seizin saya" ucap Gus Zidan "apalagi kamu keluar tidak memakai hijab dan pakaian mu sungguh tidak pantas dipakai, Haura" lanjut Gus Zidan.

Haura melihat penampilannya, apanya yang salah? ia sudah biasa memakai pakaian seperti ini.

"Oh jadi, lo nyuruh gue buat pake hijab gitu kalo mau keluar? dan memakai pakaian seperti ustadzah? sorry ya gue gak mau. Norak" balas Haura.

Helaan nafas Gus Zidan terdengar di telinga Haura "menutup aurat bagi seorang wanita muslim itu sebuah kewajiban, Haura. Kamu jangan terhasut oleh zaman yang sekarang apa apa harus ngikut trend, sampe sampe kamu bilang wanita yang menutup auratnya itu norak" jelas Gus Zidan.

"Udah ceramahnya, Ustadz?" tanya Haura dengan wajah datarnya.

"Masuk, Haura. Kamu tidak saya izinkan keluar" titah Gus Zidan.

"Bomat! bodo amat!" tekan Haura, seraya mengejek Gus Zidan. Ia memancing emosi suaminya. Tapi, Gus Zidan tetep harus sabar ngadepin istri kecilnya itu.

Gus Zidan mendekatkan bibirnya kearah telinga  Haura "kalo kamu membantah ucapan saya, saya tidak akan segan segan untuk merobek baju kamu dan saya akan pakai kan baju yang pas untuk kamu, biar lebih sopan" bisik Gus Zidan berniat ingin mengancam Haura agar gadis itu gak jadi keluar.

Mendengar itu entah mengapa Haura merasa takut akan ancaman suaminya, apalagi suara Gus Zidan yang berserak membuatnya bergelidik ngeri. Ia menghentakkan kakinya lalu masuk kedalam dengan wajah keselnya.

Dulu Haura bukan istrinya jadi Gus Zidan belum belum punya hak mengaturnya, tapi untuk sekarang gadis itu sudah sah menjadi istrinya dan jadi Gus Zidan berhak mengatur ngatur Haura.

.
.
.

Sekitar dua puluh menit lamanya Gus Zidan dan temen temennya berbincang bincang, mereka memutuskan untuk pulang karna mereka tak bisa berlama lama masih ada tugas yang belum diselesaikan.

Setelah Gus Zidan mengantar temennya pulang, ia langsung menuju kamar untuk menemui istrinya kira kira dia lagi apa?. Perlahan Gus Zidan membuka pintu kamarnya ia melihat Haura yang tengah berbaring di atas kasur dengan laptop diatas pangguannya tak lupa cemilan disampingnya.

Imam untuk hauraWhere stories live. Discover now