11- balap seorang gus

1.3K 37 1
                                    

mulai saat aku mengucapkan kata qobiltu, saat itu, detik itu, dan selamanya kamu milik ku. Haura Hanania Atthalia.
-Zidan Alastar Malik Ahmad-
.
.
.

⚘️⚘️⚘️

Sepulang dari masjid Gus Zidan langsung pulang mengingat istrinya yang sendirian dirumah, jarak antara rumahnya dan masjid tidak terlalu jauh. Laki laki itu sudah sampai dirumahnya.

"Assalamualaikum" salam Gus Zidan pelan, tak ada sahutan dari apa apa dari dalam.

Gus Zidan tak melihat keberadaan istrinya, laki laki itu pun pergi ke kamarnya ia membuka pintu dengan pelan sambil mengucap salam.

"Haura" panggil Gus Zidan pelan.

Haura, gadis itu tak ada disana. Gus Zidan mencari Haura kesetiap sudut kamar tapi gadis itu tak kunjung ditemukan, pikiran Gus Zidan mulai tidak enak kira kira pergi kemana istrinya itu?.

Tingg.. langkah Gus Zidan berhenti saat mendengar suara notif dari ponsel milik istrinya, ternyata gadis itu tidak membawanya.

Terlihat sebuah notif dari Rendy, dengan cepat Gus Zidan membukanya. Sedetik kemudian mata Gus Zidan berubah menajam saat membaca isi pesan itu, ia mengepalkan tanganya kuat kuat.

 Sedetik kemudian mata Gus Zidan berubah menajam saat membaca isi pesan itu, ia mengepalkan tanganya kuat kuat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Rendy mahesa, nantangin saya" gumam Gus Zidan, laki laki itu langsung bergegas kebawah menuju parkiran mobil.

  Selama mengendari mobil pikiran Gus Zidan tak lepas dari memikirkan istrinya, ia menancap gas sekencang mungkin, menyalipkan mobilnya beberapa kali.

Selang beberapa menit akhirnya Gus Zidan sudah sampai di alamat yang sudah diterakan oleh Rendy, tempat itu sangat sepi hampir tak ada satu orang pun yang lewat disana kecuali dirinya.

Gus Zidan mendobrak pintu tua itu, ia terkejut saat mendapati istrinya yang duduk dikursi dengan tangan yang di ikat kebelakang dengan cepat Gus Zidan berlari ke arah istrinya dan menolong membuka talinya.

"Kamu gapapa, sayang?" tanya Gus Zidan saat ia sudah berhasil melepaskan ikat talinya. Haura mengangguk pelan ia masih gak percaya dengan Rendy yang tega melakukan itu padanya.

Pelukan hangat yang diberikan Gus Zidan membuat Haura sedikit lega "ayo pulang" ucap Gus Zidan.

Suara tepukan tangan membuat aktivitas pelukan keduanya terputus, kini pandangan Haura dan Zidan beralih ke sumber suara. terlihat seorang Rendy yang tengah berjalan ke arahnya dengan senyuman smirknya.

"Udah bucinnya, tuan?" tanya Rendy.

Gus Zidan melepaskan surban yang ia lilitkan di lehernya dan membagikannya kepada Haura "kamu pake ini, tutupi aurat kamu" bisik Gus Zidan. Haura menerima surban itu dan memakainya seperti yang diperintahkan oleh suaminya.

Imam untuk hauraWhere stories live. Discover now