13- pasar malam bersamamu

1.3K 26 0
                                    

Kamu dengan sarungmu, aku dengan gamisku.
Kita jalan berdua, jangan mau kalah sama yang beroutfit celana jens.

_Gus Zidan & Haura_
.
.
.

⚘️⚘️⚘️

Pasar malam begitu ramai di malam hari ini, ini pertama kalinya pasar malam itu di buka kembali. Tak heran jika tempat itu ramai di kunjungi banyak orang.

Setelah memarkirkan mobil Gus Zidan serta istrinya Haura masuk kedalam melihat lihat isi dalam pasar malam itu, bibir mungil. Haura membentuk lengkungan indah dikala melihat wahana bianglala.

"Gue mau naik itu" tunjuk Haura pada wahana bianglala.

Gus Zidan mendogak melihat wahana yang di tunjuk oleh istrinya ia menggelengkan kepalanya karna melihat antrian yang panjang dan tak sedikit laki laki yang nongkrong di bawah sana. Gus Zidan tak mau istrinya jadi sorotan laki laki lain, ia mencari tempat yang sekiranya tidak banyak laki laki.

"Main yang lain aja ya, sayang? gimana kalo kita main mandi bola aja?" tanya Gus Zidan.

Haura cemberut karna tak jadi naik bianglala, tapi sebagai gantinya ia main mandi bola. Gadis itu mengangguk pelan sebegai jawaban.

Saat Haura hendak melangkah, tangannya lebih dulu di tahan oleh Gus Zidan "tunggu dulu" ucapnya.

Gadis itu membalikkan badannya menatap suaminya datar "apalagi" balas Haura dengan nada yang dipanjangin.

"Hijabnya di turunin dulu, jangan dililit. Biar cantik" ujar Gus Zidan.

Laki laki itu membenarkan hijab istrinya yang ia lilitkan di lehernya, Gus Zidan lebih suka jika istrinya itu memakai hijab yang menutupi dadanya.

"Nah kalo gini kan, cantik. Masya Allah" gombal Gus Zidan membuat Haura seketika mengalihkan pandangannya ke sembarang arah ia tak mau suaminya itu tau kalo dirinya tengah menahan salting.

"Salting ya?" tebak Gus Zidan dikala melihat pipi Haura memerah seperti tomat rebus.

"Apasih, enggak" bohongnya "bukannya hijab yang di lilit itu lebih cantik? lebih masuk ke fashion anak anak jaman sekarang?" ucap Haura.

"Biarkan mereka ngelakuin apa saja diluar sana, tapi tidak dengan mu. Haura, saya tidak suka kamu memakai hijab yang di atas dada. Lebih baik kamu memakai hijab seperti yang sudah diterapkan di dalam islam, bukan yang trend trend jaman sekarang" balas Gus Zidan panjang lebar.

Perdebatan kecil mereka di dengar oleh seorang ibu ibu paruh baya yang tiba tiba muncul di tengah tengah Haura dan Zidan.

"Masya Allah ndok, kamu punya suami yang sangat tulus menjaga auratmu. Jaman sekarang susah ndok dapet laki laki yang bisa jaga aurat istrinya, kadang mereka dengan sengaja mengumbar ngumbar aurat istrinya agar kelihatan cantik di depan teman temannya atau laki laki lain. Pertahanin suami mu ndok" ucap ibu ibu itu sambil menepuk pelan pundak Haura.

Haura mengangguk pelan dengan senyuman ramahnya kepada ibu itu. Wanita paruh baya itu pun pergi dari sana meninggalkan keduanya.

"Dengerin ya habibati" bisik Gus Zidan.

***

Haura masuk ke dalam lautan bola itu dengan senyuman sumringahnya, rata rata yang main disana semua adalah anak kecil. Haura bermain dengan anak anak kecil itu, saling lempar melempar. Gus Zidan yang melihatnya ikut bahagia tak lupa ia mengabadikan moment moment bahagia istrinya.

Imam untuk hauraWhere stories live. Discover now