Chapter 1

680 51 1
                                    

Sorry for typo and happy reading..
.
.
.

Xiao Zhan. Pemuda delapan belas tahun yang terkenal dengan sejuta tingkah bobroknya, sedang duduk bersila di bawah pohon sambil menaruh buku diatas kepala.

Kemudian membuka buku itu secara acak dan ditaruh di pangkuannya.

Zhan menyatukan kedua tangan, memposisikannya seperti hendak mengambil air untuk mencuci muka.

Namun kali ini bukan untuk mengambil air, melainkan untuk meraup buku dengan halaman yang terbuka itu seakan dapat di raup.

Zhan membuka mulutnya lebar-lebar, memakan udara kosong yang di anggap bongkahan ilmu.

Ya, dia sedang melakukan ritual menyerap ilmu karena malas belajar, sedangkan sekitar dua minggu lagi akan ada ujian.

Di belakangnya seorang lelaki bertubuh lebih kecil dari Zhan, mengendap-endap sembari terkikik pelan.

"DOR!"

"AAAAAH!! SIALAN, KAU BAJINGAN!"

Zhan memegangi dadanya yang sempat berdetak cepat karena dikejutkan teman sebangkunya.

"Kau ini mengganggu saja!" bentak Zhan.

Mengapa temannya itu harus datang disaat dirinya sedang melakukan ritual suci ini?

"Apa yang kau lakukan?" tanyanya pada Xiao Zhan.

"Tidakkah kau lihat aku sedang melakukan ritual menyerap ilmu?"

"Apa kau sudah kehilangan akal? kau harusnya belajar jika ingin mendapat nilai yang bagus bukan malah melakukan hal bodoh seperti ini"

"Diamlah Guo Cheng, aku hampir berhasil"

Zhan menutup mata, entah apa yang di lakukannya kali ini. Guo Cheng hanya diam mengamati dan menunggu, tapi teman gilanya itu tak kunjung membuka mata.

"Zhan, kau kenapa?"

"Sudah masuk" ucap Zhan sangat yakin.

"Apanya yang masuk?"

"Aku merasakan hawa-hawa ilmu telah merasuk dalam otakku"

Guo Cheng menepuk dahinya, tidak habis pikir mengapa dia bisa berteman dengan spesies aneh bernama Xiao Zhan.

Jawaban Zhan membuat Guo Cheng menggelengkan kepalanya. Sepertinya Zhan harus dibawa ke psikiater sebelum isi kepalanya semakin konslet.

Semenit kemudian, Zhan tiba-tiba berteriak heboh. Guo Cheng yang ada di sampingnya hampir terjengkang dari kursi.

"Astaga, Xiao Zhan! Bisakah kau tidak berteriak?!"

"Tadi ilmunya sudah masuk! tapi sekarang malah hilang!"

"Ya Tuhan bisakah kau angkat penyakitnya?" Guo Cheng berdoa pada Tuhan sembari mengatupkan kedua tangannya.

Zhan memukul bahu Guo Cheng sangat kencang.

Plak

"Aduh, kenapa kau memukulku?"

"Aku tidak gila, sialan kau"

Setelah mengumpat, Zhan meninggalkan Guo Cheng yang masih duduk manis dengan mengelus bahu bekas pukulan pemuda itu.

"Makin hari makin aneh saja" gumam Guo Cheng pelan.

.
.
.

Bel pulang sekolah berbunyi, Zhan tanpa basa-basi langsung melesat keluar usai kelas di bubarkan.

Sejak tadi perutnya sudah keroncongan. Saat di dalam kelas ia hanya diam menyimak mata pelajaran matematika yang membuatnya harus loading berkali-kali karena merasa otaknya buntu, tak cukup menampung ilmu terlalu banyak.

Between Debt and Love ✔️Where stories live. Discover now