Chapter 9

236 39 5
                                    


Zhan masuk ke rumah dengan langkah gontai. Ia bahkan tak menyadari jika ibunya berdiri di depan pintu.

"Dari mana kau?"

Zhan tidak menjawab, hanya terus berjalan menuju kamarnya seperti orang linglung.

Ibunya tidak memaksa anak itu menjawab pertanyaannya karena ia sudah tahu tentang apa yang baru saja terjadi. Ia melihat dengan jelas tadi Zhan bertemu dengan Yibo di perempatan.

Zhan meletakkan satu kantung plastik penuh snack di atas ranjang. Ia menatap amplop yang telah di terimanya dari Yibo.

Dia sedang tidak ingin membukanya, ia sudah bisa menebak apa isinya. Yibo juga bilang kalau itu adalah gajinya jadi pasti isinya adalah uang.

Zhan meletakkan amplop itu di atas nakas, dia tidak butuh uang. Dia hanya ingin Yibo selalu ada di sisinya, itu saja. Namun, tampaknya sangat sulit.

Tak ingin berlarut dalam kesedihan, Zhan menatap snack yang ada di dalam plastik hitam dan membukanya. Ia memakan semuanya sampai habis, seakan menumpahkan seluruh rasa sedihnya lewat makanan ringan itu.

Usai memakan snack, Zhan bingung harus melakukan apa. Ia hanya duduk bersandar pada kepala ranjang sambil menatap jendela.

Ia bisa melihat bulan yang bersinar terang di balik sunyinya malam.

Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari namun Zhan masih betah dengan posisi yang sama. Perlahan, matanya terpejam dan ia berakhir tidur dalam posisi duduk dengan kaki berselonjor.

.
.
.

Sekarang akhir pekan, Zhan enggan bangun pagi. Ia berencana bangun nanti siang saja saat waktunya makan. Tapi dirinya sudah bangun di jam sembilan.

"Hoaemm"

Zhan duduk sejenak, mengumpulkan kesadarannya lalu pergi mandi.

Setelah mandi dan ganti baju kemudian ia duduk di kasurnya. Matanya tak sengaja melirik ke atas nakas dimana amplop cokelat pemberian Yibo semalam di letakkan.

Tangannya terulur meraih amplop itu dan memutuskan melihat isinya.

"Ternyata isinya memang uang" gumamnya pelan lalu mengeluarkan uang tersebut.

Namun sebuah benda jatuh ke lantai bersamaan dengan saat ia mengeluarkan uang itu.

Ia mengambil benda berbentuk bulat dengan lubang di tengah.

Cincin?

Cincin perak yang terlihat sederhana namun Zhan tahu harganya pasti tidak murah.

"Kenapa ada cincin?"

Zhan lalu merogoh kembali amplopnya, mencari sesuatu yang memungkinkan terselip di antara uang-uang tersebut.

Benar saja, ia menemukan secarik kertas putih dengan beberapa coretan pena berwarna hitam.

Dear, bocah nakal

Jika kau tidak membacanya, aku akan melaporkanmu ke polisi. Jadi bacalah!

Ku harap setelah kau membaca surat ini kau akan mengerti. Maaf jika selama ini aku selalu membuat hari-harimu suram, maaf juga aku tidak bisa mengatakan ini secara langsung.

Hari minggu, pukul sepuluh aku akan berangkat ke Amerika mungkin aku tidak akan kembali lagi ke China dan mungkin saat kau membaca surat ini, aku sudah pergi.

Aku meninggalkan hadiah sebagai bentuk perpisahan kita, aku ingin kau menjaganya. Semoga kau menyukainya..

Tuanmu yang kaya raya, Wang Yibo

Between Debt and Love ✔️Where stories live. Discover now