Chapter 5

292 39 5
                                    

Xiao Zhan membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Punggungnya berbunyi saat ia mencari posisi ternyaman. Bukan karena encok atau apa, tapi karena kelelahan.

Mansion seluas dan sebesar itu dirinya membersihkannya seorang diri. Bahkan dalam waktu tiga jam saja. Bayangkan sendiri looooh... tak ada yang membantu sama sekali. Zhan cukup kuwalahan karena harus berlarian mengejar waktu.

"Paman tua sialan itu benar-benar gila, ini namanya penyiksaan!"

Zhan memeluk gulingnya kemudian ia duduk bersila. Memandang gulingnya lekat, seakan guling tersebut adalah Wang Yibo.

Bugh bugh bugh bugh

"Mati kau! Mati kau! Pergilah ke neraka!"
Zhan mengumpat sambil memukuli gulingnya. Menumpahkan seluruh kebenciannya pada Wang Yibo.

"Xiao Zhan, jangan berisik sudah malam!" teriak ibunya dari kamar sebelah.

Zhan langsung diam dan kembali pada posisi semula. Berbaring berlawanan arah seperti biasa.

Pagi-pagi Zhan sudah bangun, membuat ibunya tercengang.

"Tumben kau sudah bangun?"

Sang putra hanya diam saja, sudah kebiasaannya malas bicara saat baru bangun tidur.

"Ibu mau ke pasar dulu sebentar"

"Hm" Zhan mengangguk lemas, matanya masih terasa berat.

Dia kembali ke kamarnya untuk mengecek ponselnya yang di charger. Pasti baterainya sudah penuh sekarang.

Zhan membuka aplikasi whats*pp di ponselnya. Begitu banyak notif pesan beruntun dari nomor yang belum di simpan. Ya, nomor Wang Yibo.

Pria manis itu mengabaikannya, membiarkan pesan-pesan tersebut terus masuk dan meletakkan ponselnya kembali ke atas meja.

Beberapa saat kemudian, ibunya baru saja pulang dari pasar. Ia menaruh belanjaannya di dalam kulkas, menyisakan beberapa sayur untuk dimasak pagi ini.

.
.
.

Sampai di sekolah, Zhan tetap tidak membuka pesan dari Yibo. Dia sengaja menabung semua pesan-pesan itu. Jika Wang Yibo menyuruhnya untuk datang lagi, dia sungguh tidak sanggup sekarang.

Tubuhnya masih sangat letih, bahkan dirinya tadi ingin membolos sekolah tapi mengingat sebentar lagi akan ada ujian meski Zhan tak pandai dia tetap harus masuk setidaknya untuk mengisi absen.

Tidak terasa Zhan sudah tak datang ke rumah Yibo selama tiga hari dan itu cukup membuatnya kesal.

Dia memutuskan untuk menjemput pemuda itu di sekolahnya. Tapi nihil, dia sudah berdiri selama dua jam, namun tak menemukan sosok yang dicarinya.

Semua pesan dan panggilannya tidak pernah dijawab. Dia ingin mendatangi rumahnya juga merasa tidak enak, lagipula apa yang akan dia katakan saat datang kesana?

"Aish kemana sih bocah itu? Kenapa dia tidak datang ke rumahku? Ck" ucapnya menggerutu kemudian masuk ke mobil dan melesat pergi kembali ke kantor.

Yibo pun menyuruh asistennya, Haikuan untuk mencari tahu soal keluarga Xiao Zhan.

Beberapa jam kemudian, Haikuan memberikan semua informasi tentang Xiao Zhan sampai nilai-nilai akademiknya juga terkorek habis.

"Ya ampun, selain tidak sopan dia juga sangat bodoh bagaimana bisa nilainya seburuk ini?"

Yibo meringis melihat angka-angka yang tertera di dalam rapor Xiao Zhan dari tahun-tahun sebelumnya. Sangat hancur.

Setelah lama memutar otak, akhirnya dia menemukan ide cemerlang.

Between Debt and Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang