1

7.5K 458 47
                                    

19 Desember
1083 words

.
.
.

Yuanyang, terkenal sebagai tempat dengan yang dijuluki 'Pesawahan sampai ke langit'. Kota kecil yang berada di wilayah provinsi Yunan, Tiongkok. Dan mayoritas disana adalah petani.

Seperti Xiao Zhan, seorang pemuda berusia dua puluh dua tahun yang merupakan anak dari salah satu petani disana. Kesehariannya adalah berangkat ke sawah setiap pagi lalu pulang di siang hari dan membantu ibunya.

Xiao Zhan bukan berasal dari keluarga berada, dirinya pula hanya tamatan sekolah menengah atas. Tidak punya uang untuk biaya kuliah, setidaknya ia bisa membantu ayah dan ibunya bekerja di sawah. Meskipun itu bukan sawah milik keluarganya.

"Zhanzhan, pulanglah terlebih dahulu untuk membantu ibumu memasak makan siang". Sahut ayah Xiao Zhan, Xiao Lan.

"Baiklah ayah, kalau begitu aku akan kembali lagi nanti mengantarkan makan siang untuk ayah". Ujar Xiao Zhan.

"Terimakasih nak".

Xiao Zhan pamit kepada ayahnya, Dengan langkah riang dan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya meskipun saat itu matahari sangat terik, Xiao Zhan membawa cangkul di tangan kiri dan menenteng topi jerami di tangan kanan. Pulang untuk membantu ibunya.

Sebuah rumah minimalis dengan suasana hangat yang menguar menjadi tujuan Xiao Zhan, rumahnya.

Setelah mencuci kaki dan tangannya di kran yang tersedia di depan rumahnya, Xiao Zhan masuk ke dalam.

"Ibu~ Aku pulang!". Sahut Xiao Zhan.

"Selamat datang, ibu di dapur nak". Teriak ibunya -Zhao Liying- menjawab sang anak.

"Waaaah~ Ibu sedang masak apa?". Tanya Xiao Zhan dengan mata berbinar ketika melihat masakan yang dibuat ibunya.

Zhao Liying tersenyum.

"Ibu membuat kesukaan kalian, ini sup akar teratai". Jawabnya.

"Waaaah~ Aku sudah tidak sabar!". Mata rusa milik Xiao Zhan berbinar.

"Ah iya, ayah bilang akan pulang nanti". Lanjut Xiao Zhan.

"Kalau begitu makanlah dulu, kemudian antar kan makan siang untuk ayahmu". Ujar ibu Xiao Zhan.

"Huum, baik".

Xiao Zhan adalah pemuda rupawan yang dianugerahi wajah cantik seperti perempuan.

Orang tua bilang kalau seorang pria berwajah cantik itu karena dia sangat tampan, akan tetapi kasus Xiao Zhan berbeda. Dia seharusnya lahir sebagai perempuan malah tiba-tiba jadi laki-laki.

Bahkan tak jarang beberapa pemuda di desanya atau desa sebelah melamarnya, perempuan juga ada. Tentu saja semuany di tolak, karena ia masih berpikir untuk tidak meninggalkan orang tuanya, lagipula usianya masih muda.

Setelah menyantap makan siang dan mandi, Xiao Zhan kembali ke sawah untuk mengantarkan makan siang milik ayahnya.

"Hei Xiao Zhan.. Kau mau pergi ke sawah ya?". Tanya seseorang dengan sepeda yang tiba-tiba berhenti di samping Xiao Zhan.

"Oh, A-Cheng! Iya, aku mengantar makan siang untuk ayah". Jawab Xiao Zhan sembari memperlihatkan rantang yang ia jinjing.

Itu Wang Zhuocheng, anak dari pemilik semua sawah yang ada di desanya, sekaligus teman Xiao Zhan sedari kecil.

"Kalau begitu ayo naik". Ujar pemuda yang sebaya dengan Xiao Zhan itu.

"Maaf merepotkan mu A-Cheng".

"Tidak apa-apa, aku akan ke sawah juga. Jadi sekalian saja".

Untitled [ YIZHAN ] ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora