21

2.1K 198 38
                                    

31 Desember

1161 words
.
.
.

Seluruh penghuni Tao Hua Yuan berbahagia atas kabar kehamilan nyonya besar mereka. Apalagi Wang Yibo selaku sang calon ayah, seharian ia tersenyum lebar. Giginya terlihat, entah dirinya pegal atau tidak takut pegal karena nyengir terus.

Sebenarnya pemandangan itu terlihat menyeramkan di mata para pelayan dan anak buah Wang Yibo.

Mereka tidak biasa dengan wajah tuan besar mereka yang menampilkan ekspresi kain selain marah, apalagi senyum lebar seperti bibirnya nyaris robek begitu.

Meskipun dengan keadaan lemas karena Wang Yibo ternyata mengalami gejala kehamilan simpatik dimana periode awal seperti morning sickness dirinya yang mengalami bukan Xiao Zhan.

Dokter Song bilang, itu karena si ayah sangat menyayangi si ibunya. Maka dia rela menanggung beban seperti itu.

Saat ini pria tampan si calon ayah itu tengah tergolek lemas di atas sofa dengan senyuman lebar terpatri di wajahnya.

"Hehe... Hehehe... Hehehehe...".

Xiao Zhan yang terduduk di sofa di sebelah Wang Yibo menatap aneh suaminya itu. Ia sedikit was-was takut suaminya menjadi gila.

Sedari bangun tadi, setelah dirinya memberitahukan kabar kehamilannya kepada sang suami, Wang Yibo tersenyum dengan sangat lebar, kadang ia tertawa sendiri seperti saat ini.

Xiao Zhan bergidik, dalam hati ia mengucapkan amit-amit berkali-kali, ia tidak mau punya suami gila.

"Wangyi jangan menakuti ku!". Pekik Xiao Zhan sembari menggeplak kepala Wang Yibo dengan remot televisi yang tengah ia pegang.

"Aduh.. astaga sayang! Kenapa aku di pukul?". Tanya Wang Yibo mengaduh sembari mengusap kepalanya.

"Kau tertawa sendiri tadi. Aku tidak mau punya suami gila ya!!". Jawab Xiao Zhan sedikit berteriak.

Wang Yibo menyeringai, kemudian bangkit dan mendekatkan tubuhnya kepada Xiao Zhan, mengapit dagu Xiao Zhan dengan kedua jarinya.

"Sayangnya suami mu ini sudah gila Zhanzhan". Ujar Wang Yibo dengan nada rendah tepat di depan bibir Xiao Zhan.

Helaan nafas berbau segar daun mint menerpa indera penciuman si pria cantik yang tengah mengandung itu wajahnya sedikit merona karenanya.

"Aku tidak mau punya suami gila". Bisik Xiao Zhan.

Wang Yibo kembali menyeringai.

"Menjauh dariku jika gege gila". Lanjut Xiao Zhan.

"Aku gila karena dirimu sayang, jika aku jauh darimu mungkin akan semakin gila". Balas Wang Yibo berbisik dengan nada rendah.

Xiao Zhan tersipu, pipinya merona hebat sangat lucu. Ia menggigit bibirnya menahan senyum, matanya bergerak liar asalkan tidak menatap manik jelaga yang menatapnya tajam seakan menerkamnya.

"Jangan menggombali diriku". Cicit Xiao Zhan.

"Aku berkata jujur sayang".

Xiao Zhan tertunduk, jarinya sibuk memilin ujung baju yang ia kenakan.

Wang Yibo menggigit pipi dalamnya gemas, ia beringsut bangkit kemudian merengkuh istrinya kedalam pelukannya.

Mengusap kepalanya dengan lembut dan mengecupnya berkali-kali.

"Jangan pernah pergi dariku Zhanzhan. Jangan lagi, jika kau mencoba untuk pergi maka aku akan mengikatmu". Wang Yibo berujar rendah.

Xiao Zhan menatap wajah tampan suaminya, menangkup wajah itu dengan kedua tangannya.

Untitled [ YIZHAN ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang